🏘K10-2🏘

16.4K 2.9K 253
                                    

Hola, sempatkan untuk vote dan ramaikan kolom komentar yaaa.

Kalau mau ini rajin up, maka dari itu tekan vote dan ramaikan kolom komentar yaaa💪😾

——+——

Rumi berdecak kesal, ayolah ini belum genap 2 hari Cica tinggal di kost an ini, dia sudah membuat Rumi  kesal tak tertolong.

Banyak kesalahan yang sudah Cica lakukan, pertama dia sudah membuat pakaian yang Rumi kenakan kotor.

Karena Cica dengan sengaja atau tidak sengaja menumpahkan kopi hitam ke baju Rumi.

Okelah kalau cuma sekali, tapi ini sampai 4 kali berturut-turut, Rumi marah karena kasihan pada Jerri dan Ilo.

Dan Rumi memutuskan untuk membuang pakaian itu.

Hari ini Cica kembali membuat masalah dan kali ini dengan Wahyu dan Brandon.

Dengan sengaja Cica menumpahkan susu coklat ke skripsi yang lagi mereka kerjakan di dapur terbuka pagi ini.

"MATA LO DIPAKE DONG ANJING! SKRIPSI GUE RUSAK JADINYA!" bentak Wahyu tak kira-kira.

Padahal dia udah bergadang 3 hari 3 malam demi menyelesaikan skripsi ini.

Mana yang nemenin dia Rumi lagi.

Brandon sendiri hanya diam, dia membanting cangkir bekas susu tadi lalu pergi dari sana.

"Bran, tenangin diri ya." tegur Rumi lembut saat Brandon lewat di dekatnya.

Brandon mengulas senyum manis lalu mengangguk. "Iya Rumrum, ini gue juga mau tenangin diri. Kalau gak udah gue banting tuh tai ayam satu."

Rumi harus menahan tawanya saat mendegar oceham Brandon.

Kali ini dapur terbuka ramai, kecuali Rafa, Fael, Jael dan Jake yang masih belum bangun.

"Keluarin aja napa si menye ini." ketus Devilo kesal.

Jerri mengangguk setuju. "Iya nih, keluarin aja." sahutnya.

Cica hanya menangis saja, takut mendengar bentakan Wahyu.

"Lemah banget, dia yang salah dia pula yang nangis." cibir Jhoni tak habis pikir.

Rumi masih diam saja menonton. "LO GANTI TUH SKRIPSI YA NJING! LO BUAT ULANG TUH SKRIPSI GUE!" bentaknya lagi.

Cica makin kejer, Rumi enek denger tangisan cewek itu, dengan tenang dia mengelus bahu Wahyu lembut.

"Udah Yu, nanti gue bantuin." bujuknya.

Wahyu langsung menunjukan raut sedih, dia hampir menangis.

"Gue capek ngerjainnya Rum..hiks..sekarang gue harus ngulang lagi.." adunya terisak sembari memeluk Rumi.

Dengan tenang Rumi membalas pelukan Wahyu dan menenangkannya.

Para anggota sudah bisa mengontrol cemburu mereka, disaat seperti ini wajar jika Wahyu menangis.

Mengerjakan skripsi untuk anak Arsitek sepertinya sangat rumit.

Wajar saja dia menangis karena prustasi.

Tatapan mata Cica nampak kesal, kenapa dia nangis gak ada yang bujuk sih.

"M-maafin Cica..hiks..Cica gak sengaja mas..hiks.." isaknya.

Samudra, Jhoni, Davin, Evan, Jerri dan Devilo bergidik geli mendengar itu, kalau biasanya Rumi hanya manggil mas sama Jepri doang.

Selebihnya sama mereka gak begitu amat.

"Geli iuw.." gidik Evan sembari pergi dari sana.

"Apa banget jadi cewek, jijik." cibir Jhoni lalu pergi dari sana.

"Baru kali ini gue nemu Yeen di depan mata, biasanya cuma di novel.." gumam Jerri.

"Dia mah tai ayam, Yeen terlalu high untuk dia. Iuw." sahut Devilo malas.

Setelahnya mereka pergi disusul sama yang lain begitu juga dengan Rumi dan Wahyu, hanya bersisa Jepri dan Cica.

"Mas Jep-"

"Bereskan ini Cica, lain kali jangan diulangi lagi." tegur Jepri datar.

Cica malah berbinar, merasa kalau Jepri membelanya padahal mah kagak.

®^^®

Bersambung😾

Kost 10 [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang