🏘K10-9🏘

13.7K 2.6K 127
                                    

Met baca😾

——+——

Jerri dan Jhoni baru pulang dari rumah sakit setelah dipaksa Jepri agar mau menemani Cica berobat.

Rumi mah santai aja, katanya dia mau dituntut kan? Rumi biaa nuntut balik karena yang duluan gerak itu Cica, Cica hendak menyerang Rumi.

Dan Rumi hanya memberikan pembelaan diri.

"Wah, udah pulang aja kalian." goda Rumi yang lebih tepatnya mengejek.

Jhoni mendelik kesal, bibirnya mengerucut sebal mendengar ejekan itu. "Aya mah..jangan gituuu." rengek Jhoni seraya memeluk lengan Rumi dan mengeluskan hidungnya disana.

Rumi terkikik geli, dia memeluk Jhoni gemas. Dia kangen Jhoni yang suka meluk-meluk dia gini, badan nya yang lumayan gemuk enak buat dipeluk.

"Udah ah, gue mau pergi dulu."

Mereka langsung bereaksi. "Mau kemana?" tanya Jepri.

"Ikut dong." sahut Wahyu.

"Rumrum ikuuuuuut."

Dan masih banyak lagi rengekan minta ikut. "Halaah, urus aja princess kalian. Ntar nangis lagi." tolak Rumi sembari mengibas tangannya pelan.

Dia berjalan pergi keluar dari Kost, sebelum itu. "RUMI IKUT DOOOONG."

Rafa dan Fael berlari mengikuti Rumi, mereka mah bebas karena mereka gak ikut dalam rencana itu.

Dan ada Adrian juga, dia terus ngikutin Rumi kemana pun dia pergi kecuali ke kamar mandi.

"Dih, mereka boleh ikut." gerutu Devilo sebal.

"Tau tuh, gue kan juga mau ikut sama Teteh Rumi."

"Heem, gue gak terima dua kembar itu makin deket sama Rumi." gumam Seron gedek.

"Kita harus susun rencana." cetus Davin.

Mereka setuju, dan mulai berembuk bersama, mengabaikan Cica yang merengut karena diabaikan semua orang yang ada disana.

"Hehhh, kalian kok cuekin-"

"Berisik, masuk kamar aja lo sana!" lagi dan lagi Evan ngusir Cica.

Cica gamau membantah ucapan Evan, nanti dia dibentak lagi, cukup takut dia sama Evan.

"Cih! Menyebalkan sekali!"

....

Tawa Rafa dan Fael pecah saat Rumi menceritakan bagaimana keadaan Cica saat Rumi memlintir tangannya.

Rafa sangat bangga pada Rumi, dia menepuk kepala Rumi. "Kalau dia nuntut kamu, tenang aja. Pengacara Mas siap maju buat kamu." ujar Rafa sedikit sombong.

Fael gak mau kalah.

"Kenalan aku juga ada yang Lawyer, nanti aku bantu juga." dia gamau kalah, lucu ih.

Rumi tertawa pelan, dia mencubit pipi kedua kembar identik itu.

"Lucu banget sih." pujinya gemas.

Baik Rafa dan Fael lemas, mereka merasa jantung mereka berdebar amat kencang, dan itu hanya karena cubitan pelan dari Rumi.

Gila, begini kah yang disebut bucin? Wah sekali, mereka menikmati perasaan ini.

"Adeeeek."

"Babyyyy."

"Rumi-chaaaaaan."

"Sayangnya abaaaaang."

"My lifeeeeee."

Rumi mendongak, dia tersenyum bahagia saat melihat ke 5 abangnya datang, Rumi punya rencana lain btw.

"Kami udah siap nih, tinggal di kost an kamu."

Ini memperlancar rencana Rumi, dan pastinya Cica akan berusaha mendapatkan perhatian ke 5 abangnya.

Rumi akan merahasiakan hubungan mereka, agar Cica tak tau.

Aaaa, ini pasti sangat menyenangkan, Rumi jadi tak sabar menanti ekspresi mesum yang akan Cica berikan.

®^^®

Bersambung😾

Kost 10 [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang