Hari demi hari mereka dirawat dan selalu kontrol tepat waktu tapi Charla justru tidak semakin membaik, kondisinya menjadi parah dan buruk.
Memang belum ada obat untuk menyembuhkan penyakit yang dideritanya, dia hanya seperti mengulur waktu sampai pada kematiannya nanti.
Berbeda dengan Charles yang hanya mengidap penyakit biasa dan ada obatnya, jadi untuk saat ini kondisi Charles sudah membaik dan diperbolehkan pulang, Charles hanya perlu kontrol saja setiap Minggu.
"Kak, kapan ya gua dibolehin pulang?."
"Gak tau, ga ada tanda-tanda membaik dari tubuh lo, bahkan ruam ditubuhmu semakin banyak."
Charla senang melihat kakaknya sembuh tapi dia juga sedih karena dengan begitu Charles hanya akan mengunjunginya setiap akhir pekan saja.
Di akhir pertemuan itu mereka menghabiskan waktu untuk mengobrol, dan makan lalu tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore, sudah saatnya Charles untuk pulang.
Dalam hati Charles sangat sedih mengetahui adiknya tak bisa berlama-lama didunia, dia sudah diberitahu dokter bahwa hidupnya hanya bisa bertahan sekitar 4 tahun, dan saat ini adalah tahun ke 2 adiknya menderita penyakit itu.
Sebagai seorang kakak sangat sesak hatinya melihat adiknya menderita seperti itu."Kata dokternya gua udah dibolehin pulang kerumah, jadi gua cuman bakal berkunjung akhir pekan sekalian check dan ambil obat." Kata Charles sambil sedikit membereskan barang-barang di ruangan itu.
"Hei.. Lo serius?" Tanya Charla
"Apanya yang serius?" Bingung Charles dengan sedikit mengernyitkan alisnya.
"Lu serius kesini setiap akhir pekan doang?"
"Iya, memangnya kenapa?"
"Huhh gua bakal kesepian dan ga ada teman bicara lagi dong." Charla menghela nafas.
"Lu lupa punya teman? Temanmu yang akan mengunjungimu setiap hari selain kakakmu ini bodoh!"
"Ahh gua tau itu hehehe, kalau berkunjung bawakan permen kesukaanku ya."
"Dasar! seperti anak kecil saja." Dengan nada sedikit kesal.
Charla hanya tertawa kecil melihat raut wajah kakaknya yang kesal itu sambil terus mengatakan "Permen permen" berulang kali.
Charles yang baru saja selesai merapikan barang dimeja samping ranjang pun tersenyum tipis melihat wajah manis perempuan berambut perak yang terkena sinar senja oranye matahari dari jendela rumah sakit.
Mengetahui hal itu dengan segera Charles menutup penutup jendela agar tak ada cahaya matahari masuk
"Terimakasih ya, tapi disini menjadi gelap."
"Iya sebentar ini kunyalakan lampunya."
Setelah itu Charles berjalan ke samping ranjang adiknya dan berkata,
"Udah, gua mau balik. Jangan sampai telat minum obat, awas aja lo ga sembuh²" Kata Charles sambil menaikkan selimut ke badan adiknya."Iya iyaa, cerewet deh." Gerutu Charla sambil meringkuk dan menutupi dirinya dengan selimut berharap ocehan dari kakaknya tidak terdengar.
"Terserah, awas saja kalau kondisimu jadi parah." Charles berjalan keluar ruangan.
"Jangan lupa permen loh!!" Teriak Charla yang masih meringkuk di bawah selimut.
Tidak ada jawaban dari Kakaknya hanya terdengar suara pintu yang sudah ditutup dan suara langkah kaki yang semakin menjauh pertanda bahwa kakaknya sudah benar-benar meninggalkan kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Purple Butterfly Promise
Teen Fiction"Dia lahir ketika tuhan sedang tersenyum." ..... Dipublish: 9 Oct 2021 ⚠️DON'T COPY THE STORY⚠️ - 1 in #rintik (9-11-2021) - 4 in #kupukupu (9-11-2021) - 5 in #ungu (9-11-2021) - 6 in #gosip (9-11-2021) - 6 in #semb...