Rumah

23 14 17
                                    

Dua minggu setelah Eira menjenguknya, Charles akhirnya datang mengunjungi adiknya. Mungkinkah dia sudah mendengar kabar bahwa Charla berangsur membaik?
Namun dia datang secara tiba-tiba, tidak seperti biasanya yang mengunjungi Charla di akhir pekan.
Hari ini tepatnya hari Selasa.

Knock knock! Suara pintu terbuka.

"Laa..." Ucap Charles lirih, mengira adik perempuannya sedang tidur.

Charla tidak tidur, ia hanya berbaring sambil memejamkan matanya memikirkan apa yang harus ia lakukan jika sudah sampai dirumah nanti.

Charles berjalan pelan menuju ranjang berharap dia tak membuat suara berisik, lalu menatap wajah Charla yang dia kira perempuan itu sedang tidur.

Semenjak Charles masuk ke ruangan dan memanggil Charla, ia sudah tahu dari suara itu adalah kakaknya. Charla sengaja tetap diam sampai kakaknya menghampiri dan menatap wajahnya, tiba-tiba.

"BAAA!!!" Charla yang tadinya terlihat tidur langsung membuka matanya.

"AAaaa!! Astagaa..." Charles benar-benar dikagetkan.

Sementara Charla hanya tertawa geli.

"Hahahaha!! Eh lihat mukamu!! Lucu juga kalo kaget."

"Gua pukul lo anjir." Kata Charles dengan nada kesal.

Charla masih tertawa terbahak-bahak, sampai perut yang ia pegang pegal karena menertawakan ekspresi kaget Charles.

"Coba aja tadi di record hahaha." Ucap Charla.

"Brisik lo ah! Gua dateng tu disambut bukan dikagetin." Kata Charles kesal dengan muka marah nya.

"Ya itu juga sambutan dari gue kalii."

"Sambutan orang aneh."

"Diem deh, muka lo jelek! Kalo kaget." Ledek Charla.

"Berarti lo juga jelek dong."

"Dih mana bisa gitu?" Tanya Charla.

Charles menyentil jidat adiknya sebelum berkata, "Kita kan kembar identik bodo!!"

"Oh aja, biar lo seneng." Sambil mengelus telinganya yang kesakitan.

"Nyenyenyee." Charles meledek balik.

"Dih anak gaje! Lo ngapain kesini, bolos ya? Gua aduin ntar."

"Di jenguk salah, ga di jengukin juga salah. Mau lu apasih anjir."

"Duit." Jawab Charla singkat.

Tentu saja kedatangan Charles dihari Selasa itu ada maksud tertentu, dia tidak hanya datang untuk mengunjungi adiknya.

"Gua mau beresin sama bawa beberapa barang yang sekiranya mau di bawa pulang, nyicil barang gitu La."

"Ohh, pasti dikasih tau Eira ya? Kalau gua udah boleh pulang."

"Engga tuh, Eira ga bilang apa-apa ke gua." Ucap Charles sambil mengambil dan memasukkan barang dari rak ke tasnya.

"Terus, tau dari siapa dong?" Tanya Charla.

"Di kirim email dokter."

"Ohhh."

Charles tak menjawab apapun setelah itu, dia masih sibuk memasukkan dan menata barang-barang, lalu sampailah dia di meja samping ranjang Charla yang ada beberapa tumpukan buku bacaan Charla. Dia melihat disana ada novel Harry Potter, dia bingung karena merasa tak pernah membawa atau membelikan novel ini pada Charla.

Charles mengangkat novel itu, menunjukkan pada Charla lalu berkata, "La? Lo punya novel Harry Potter dari siapa?"

"Ohh itu dari Eira, kenapa?"

"Gua pikir dari crush lo, hahaha."

"Ga, eh itu masih gua baca jadi jangan dibawa pulang." Charla merebut buku itu dari Charles.

"Dih santai kali, dipikir-pikir crush lo ga mungkin juga ngasih lo novel gitu hahaha." Charles terkekeh.

"Ah apasih!!! Pulang aja sono apa balik kuliah, malesin." Charla mengatakannya dengan cemberut.

"Apa? Lo mau marah?" Ledek Charles.

Sementara Charla tidak mau menatap kakaknya, dia mengalihkan pandangannya dengan masih memasang muka cemberutnya.

"Bagus deh kalo marah, kan gua bisa pulang dengan aman tanpa di palakin permen."

Seketika Charla langsung menoleh, menarik rok panjang kakaknya itu dan berkata, "Gak boleh pergi sebelum ngasih permen, mana!?" Charla menodongkan tangan ke perempuan berambut blonde setengah ikal itu, berharap langsung diberi permen.

"Ga ada permen dulu, gigi lo ompong mampus!"

"Yaelahh..." Charla menghela nafas, dan melepaskan rok yang ia tarik tadi.

"Ini gua mau balik kerumah dulu terus ke kampus lagi, kayaknya bakal sampai malam sih soalnya ada perlu gitu, jadi sebagai gantinya permen ntar malam gua beliin nasi padang, oke?" Jelas Charles.

"Dih sok sibuk."

"Kalo gamau yaudah." Kata Charles sambil berjalan keluar ruangan.

"Eh- eh- Mauu!!" Seru Charla.

"Oke! Tunggu nanti ya, bay."

Ceklek! suara pintu tertutup.

Pintu sudah tertutup, ruangan itu kini kembali sunyi, dan Charla kembali sendiri.

...


happy reading ❤
terimakasih sudah vote-!!

Purple Butterfly PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang