matahari dan bulan

41 22 16
                                    

"Ah takdir sialan!" gumam Charla.

Kondisi fisik yang membuat Charla sedikit iri pada kakaknya sendiri. Memang jika dilihat, Charles di anugerahi dengan fisik yang lebih baik dan kuat dibandingkan dengan Charla.

Charla Solveig, walaupun terlahir kembar dia memiliki banyak sekali perbedaan dengan Charles.

Charla memiliki sifat yang gemar tersenyum dan sangat menyukai hujan, juga ketertarikannya dengan pantai, lautan, ombak. Berbeda dengan Charles yang selalu memasang muka datar, dia juga menyukai olahraga voli pantai.

Charles Neoma sendiri memiliki arti nama bulan sedangkan adiknya yang bernama Charla Solveig memiliki arti nama matahari.

Tidak heran banyak orang terutama teman-temannya mengatakan bahwa nama pada mereka sepertinya tertukar.


Terbangun di akhir pekan, waktu dimana Charles akan mengunjunginya.

"Hoam.. Akhir pekan, yes!" Ucapnya sambil menguap dan mengucek matanya.

Charla mendapati dirinya bangun pagi di akhir pekan, sangat menyenangkan baginya akan bertemu dengan kakaknya.
Melihat jam dinding dia baru sadar bahwa bangun terlalu pagi dan hanya akan menunggu lama sambil membaca buku.

"ah? Kepagian." Gumamnya setelah melihat jam.
Dari rumah sakit sendiri sudah ada jam berkunjung ke pasien pukul 08.00 seperti biasa, sedangkan Charla terbangun jam 05.45, itu terlalu pagi untuknya apalagi dia sangat tidak suka untuk hal 'menunggu'.

Pukul 08.17

Setelah cukup lama menunggu Charla mendengar suara ketukan pintu.

*Knock knock knock!!

Charla yang sedang fokus membaca buku mengira bahwa perawatnya yang akan masuk ke ruangan, jadi dia hanya berkata.

"Masuk saja silakan."

Karena Charla merasa ada banyak orang yang masuk dia mengalihkan pandangannya sebentar dari buku, tak disangka ternyata yang masuk ke ruangan adalah teman-temannya.

"Hei kalian?!!" Charla terkejut tapi juga senang.

"Halo.." -Ran
"Lala ketemu lagi kita.." - Eira
"Hai La..." - Shiro

Adalah beberapa sapaan yang tak lain dari teman-teman kampusnya.

"Halo! Rame banget njir, yang kesini kaliar ber tiga doang?" Sambil membalik beberapa halaman buku.

Eira pun menjawab, "haha iya nih, lo kaget ya tiba-tiba kita kesini."

"Iya kok tiba-tiba banget haha, siapa yang kasih tau sih? Kakak gua ya?"

"He'em Kakak lo yang kasih tau kita." Jelas Ran kepada Charla.

"Kok dia ga ikut kesini sih? Ini kan udah akhir pekan bukannya dia harus check sama ambil obat ya?" Bingung Charla.

"Oh iya, baru ingat kalau dia ga ikut jengukin lo, dia bilang cuman mau check dan ambil obat doang, juga nitipin ni permen buat lo" Ucap Eira sambil menyodorkan beberapa permen.

Charla yang masih memegangi buku langsung menutupnya dan menadahkan tangan ke permen-permen yang diberikan Eira.
Charla mengucapkan terimakasih tapi terlihat jelas dari raut wajahnya bahwa dia sedih, dia sedih sudah menunggu lama untuk kedatangan kakaknya yang seperti biasa setiap akhir pekan mengunjunginya tapi kali ini tidak.

"Terimakasih ya permennya Ra, tolong sampaikan ke kakak juga." Charla mengatakannya sambil tersenyum.

Tiba-tiba Shiro menyahut, "Lo ga usah bohong deh, lo senyum begitu tapi sebenarnya lo sedih kan dia ga ikut kesini?"

Charla sedikit kaget dengan apa yang dikatakan Shiro, tapi mau bagaimana lagi dia memang sedang berbohong.

"Yah.. Ketauan ya?" Kata Charla sambil tertawa kecil.

Shiro pun menjawab, "Lo ga usah sedih, masih ada kita selain kakak lo, jadi kalo ada apa-apa bisa hubungin kita terus lo ga usah pake nutup-nutupin sedih lo pake senyuman."

"Iyaa terimakasih."

//hening//

Ditengah keheningan itu, Shiro bertanya pada Charla yang sedang serius membaca buku,
"Lo lagi suka baca buku ya?"

"Akhir-akhir ini doang." Masih serius membaca.

"Lo juga suka banget sama permen, permen apa yang paling lo suka La?" Tanya Shiro dengan menatap mata bulat biru dibalik kacamata itu.

"Aku suka permen karet rasa strawberry, lu mau beliin gua permen?" Charla bertanya balik.

"Gak, enak aja."

"Ah! Kirain."

Disela-sela Shiro dan Charla mengobrol itu, Eira nyeletuk, "btw La, lo tuh sakit apa sih?"

Tidak heran Charla akan mendapat pertanyaan seperti itu, mungkin kakaknya tidak memberi tahu pada mereka.
Charla bingung menjawab pertanyaan Eira, sebenarnya dia tidak ingin teman-temannya tau dari dia sendiri.

Dia hanya menghela nafas, melepas kacamatanya, dan menaruhnya disisi buku. Belum sempat Charla membuka mulut untuk menjawab pertanyaan itu tiba-tiba terdengar dering telepon.

*Drrtt... Drrtt... Drrttt....

Suara itu berasal dari saku jaket Ran, Ran mengangkat telepon itu sambil berkata
"Maaf, gua balik duluan ya! ada urusan mendadak. Cepat sembuh ya La."

Lalu disusul dengan Shiro, "Gua juga mau balik deh, udah mau gelap."

Charla menganggukkan kepalanya, menandakan ia mengiyakan mereka berdua pulang duluan, apalagi rumah Shiro sangat jauh dari rumah sakit. Tinggal Eira di ruangan, Eira adalah teman dekat Charla bisa dibilang sahabatnya.

Eira kembali bertanya, "Jadi La? Kalo belum mau kasih tau gapapa kok, bisa lain kali"

Purple Butterfly PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang