Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sudah dua hari tiga sekawan itu berada di dunia baru. Dunia di mana wanita yang mendominasi pemerintahan. Dunia yang bertarung menggunakan mic yang memiliki kemampuan khusus.
Mirai, dairin, naomi sedang duduk di ruang tamu sambil membahas sesuatu.
"Jadi di dunia ini kita bertarung mengunakan mic, dan bukan senjata?" Tanya naomi memecahkan keheningan.
Naomi mengangkat mic miliknya, mic dengan simbol segitiga aneh berwarna merah muda terang.
"Berarti ini di sebut senjata bukan?"tanya Mirai "sepertinya" Guman naomi.
"Wah, keren banget" Kata Mirai berbinar binar.
Naomi menatap tajam simbol segitiga merah muda itu. Tatapannya terlihat serius, berbeda dengan naomi biasa.
"Kalau dunia ini bertarung mengunakan mic, apa itu bisa berarti peperangan?" Tanya Dairin.
Ketiga orang itu terdiam, tenggelam ke dalam eurofia masing-masing, memikirkan pertanyaan dairin.
Naomi bangkit dari duduknya, "Aku akan keluar untuk mengecek sesuatu". Dia mengambil hoodie nya yang di letakan di sofa.
"Aku ikut"ucap mirai dan dairin bersamaan. Naomi berhenti sebentar di depan pintu. "Tidak, jika benar di dunia ini ada peperangan, aku tak bisa membiarkan kalian terlibat. Sebagai yang paling tua di antara kalian, tugas ku adalah untuk melindungi kalian"jawab naomi dengan tegas.
"Hah!? Kau pikir aku tidak bisa melindungi diri ku sendiri, hey aku ini adalah gojo Mirai adek dari penyihir jujutsu tingkat 1"kata mirai sambil berteriak, dia menggebrak meja. Naomi berdecih tak suka, "aku tau kau bisa melindungi dirimu sendiri, karena kau itu kuat dan bisa bela diri seperti kakak mu itu mirai. Tapi tetap saja, disini tugasku sebagai seorang kaka" Jawab naomi sambil keluar rumah.
. . . . .
Naomi berjalan menyusuri kota Shinjuku, menganalisa apa saja yang berada di kota Shinjuku.
Hari sudah malam dia masih saja menyusuri kota, mencari kejanggalan sekecil pun.
Disisi lain
"Apa-apaan dia itu? Tak pulang sampai malam, apa dia tak tau aku khawatir"guman mirai sambil jalan bolak balik ruang tamu.
"Bagaimana kalau kita mencarinya" Kata dairin, mirai mengangguk. . . . .
"Kuso... aku tersesat"guman naomi sambil bersandar di depan konbini.
Lupa bawa dompet (untung ada sedikit uang di hoodie) Belum makan dari Siang Tersesat sendirian
Memang paket lengkap ya neng...
Dia meneguk kopi kaleng yang dibelinya, bukan dicurinya.
"Jangan menyerah, nao! ayo cari jalan pulang" Ucapnya dengan semangat.
Naomi berjalan, mencari jalan pulang, pastinya. Namun tiba-tiba ada yang mencekal tangannya dan menyumpal mulutnya.
Dia di tarik ke gang yang sepi dan gelap. Naomi berusaha lepas, "hhhmmmpp!" Dia mencoba teriak tapi percuma.
"Diam"
Naomi terkejut dengan suara itu. Suara berat khas laki-laki dewasa. Perasaan ketakutan makin menjadi. Pikiran negatif mulai berdatangan.
Dia makin memberontak, namun tiba-tiba ada yang memeluk pinggangnya dari belakang.
"Sial! Tolong, siapa pun tolong! Dairin, mirai, tolong" Batinnya mulai panik
Pandangannya mulai kabur, tubuhnya melemas, napasnya mulai tidak beratur.
Tapi karena ada yang meraba titik sensitifnya, dia kembali sadar.
"LEPASKAN DIA, BRENGSEK! "
Suara itu... Naomi kenal banget suara itu
Mirai, itu suara Mirai
Setelah itu, mata Naomi memejam. Dia hanya bisa mendengar suara teriakan kesakitan, suara pukulan, dan Maria mencaci maki orang yang mau menculik Naomi.
MIRAI POV
Kalau aku terlambat pasti Naomi sudah di apa apakan.
Aku memukul ulu hati pria yang menyekap mulut Naomi. Saat sedang memukul salah satu dari mereka, ku liat salah satu dari mereka mengeluarkan mic. Sepertinya, mic itu sama seperti punya ku.
Aku juga ikut mengaktifkan mic ku, mic itu berubah menjadi seperti sebuah headphone bewarna ungu dan putih.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Contoh headphone nya
Dan beberapa bunga blue spider lily besar di belakangku.
Aku membelalak. Bagaimana bisa ini mic berubah bentuk.
Orang yang tadi mengeluarkan mic itu menyanyikan sesuatu. Lagu yang sangat cepat. Ini sebuah rep.
Kepala ku pusing dan telingaku berdenging. Jadi ini kegunaan mic ini. Teknologi yang hebat.
Aku membuka mulut ku, ikut menyanyikan sebuah rep.
"Jangan mengganggu Temanku, bajinga! Hama seperti kalian Seharusnya di basmikan! Pergilah ke neraka! Pergi dari pandangan ku SIALAN!"
Setelah aku mengatakan itu, mereka berteriak kesakitan dan pingsan.
Aku menghampiri Naomi yang sudah pingsan daritadi. Berjongkok di depannya.
Maaf kalau pendek. Sya lagi malas jadi gini saja dulu. Sayonara