010

22 2 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

pagi itu, mirai, dairin, dan naomi duduk di meja makan dengan menu sayuran sebagai sarapan.

"Nee... Mirai-chan... Kenapa... Kenapa brokoli???" tanya naomi setelah frustasi sambil menaruh kepalanya di atas meja.

"Itu hukuman karena kau menghabiskan satu toples permen dan lagi pula brokoli mengandung vitamin A yang bagus untuk gigi" jawab mirai.

"Gak mauuu"balas naomi dengan rengekkan.

"Makan saja apa yang sudah di masak, naomi"ucap dairin.

"Iya, iyaaa! Tapi nanti balikkin permen ku ya?" jawab naomi

"G" jawab mirai singkat.

"Yaudah, aku gak mau makan"guman naomi yang memajukan bibirnya dan mengalihkan wajahnya.

"Sano naomi"

"Hii! Mirai-chan, kau serem...! Gak perlu marah juga doooong..!" rengek naomi

"Makan, cepat makan naomi" ucap dairin yang menambah lauknya.

"Nggak mauuuu!"

"Naomi" panggil dairn dan mirai dengan tegas.

"Iya nih. Kumakan..."ucap naomi mengambil satu brokoli dan mulai memakannya perlahan.

"Nah bagus..." guman dairin dan mirai.

"Serasa lagi rawat anak. Ini latihan jadi ortu ya?!!??!!" batin dairin dan mirai secara bersamaan.

.
.
.
.
.
.

Naomi mengantar dairin dan mirai ke sekolah mereka masing-masing dengan mobil.

"Nee Naomi, kenapa kau mendaftarkan kami di sekolah yang berbeda?"tanya dairin

"Dibilang, aku iri liat kalian selalu bersama. Udah kayak pacaran saja. Sedangkan aku masih jomblo"jawab naomi

"Kalau kalian barengan berdua nih, kalian kayak pacaran. Tapi, kalau di tambah aku, Kalian kayak keluarga"ucap naomi setengah kesal

"Iya, lo anaknya"guman mirai di sertai cekikikan

"Mirai, dia masih lebih tua dari kita berdua"tegur dairin

"Ha? Naomi tua? Gak keliatan. Tua darimananya ada ubanannya gak?"tanya mirai dengan ekspresi mengejek.

"Mirai-chan jahatt"rengek naomi.

"Kalau di pikir-pikir, dia emang kayak anak kecil sih..." batin dairin dan mirai

.
.
.
.

Setelah mengantar mirai dan dairin, naomi menyerigai lebar saat masih berdiri di depan gerbang sekolah mirai.

"Mirai~mira~ohh mirai -chan~"gumannya dengan aura licik sambil menggeleng kecil.

"Asal kau tau, kalau kau sekolah, aku bisa diam-diam membeli permen" gumannya lalu melompat senang dan segera ke toko permen.

"Dewi keberuntungan memihak kepada ku!" teriak nya pelan, mengundang atensi orang-orang.

"Padahal aku ingin menghabiskan waktu dengan pandaku... Kenapa naomi mendaftarkan aku di sekolah yang berbeda dengannya sih?! Kalau gini kan... Aku gak bisa menghabiskan waktu bersama dairin... Seenggaknya, aku mau bersama dia sebelum hal itu terjadi..."batin mirai setengah kesal setengah frustasi saat berjalan menuju ke kelasnya.

.
.
.
.
.

Tok... Tok... Tok...

Ketukan terdengar di depan pintu kamar naomi. Gadis dengan netral biru itu tersentak kecil, takut kalau yang datang itu mirai.

Segera dia sembunyikan seluruh permen yang dibelinya tadi siang. Dan juga...yang masih ada di belahan bibirnya.

Buang aja lah, nyawa gw lebih penting' batin Naomi melempar permen lollipop di mulutnya ke luar jendela.

"Naomi! Buka pintunya!" teriak Mirai sambil menggedor kecil.

Naomi berjalan menghampiri pintu kamarnya lalu membukanya, melihat
Mirai dengan aura yang tidak mengenakkan meski dia senyum lembut.

"Naomi, kau beli permen dan makanan manis pas aku dan Dairin sekolah nggak?" tanya Mirai.

Naomi menggeleng pelan. "Gk mungkin lah. Kan Mirai-sama udah melarangku" jawab Naomi dengan ceria meski saat ini dia panik.

"HOMINA HOMINA HOMINA HOMINA
HOMINA HOMINA HOMINA HOMINA
HOMINA HOMINA HOMINA HOMINA
HOMINA HOMINA HOMINA HOMINA
HOMINA HOMINA HOMINA HOMINA
HOMINA HOMINA HOMINA HOMINA
GIMANA INI AAAAAAA"

"Ketahuan apa?" tanya Naomi.

"Permen pastinya" jawab Mirai.

"Uwahh... Tatapan Mirai seram.. Tuhan, semoga aku selamat"batin Dairin dan
Naomi bersamaan.

.
.
.
.

"Bagitu... Perempuan yang memiliki
Hypnosis Mic, tetapi dia bukan anggota Party..." gumam seorang wanita bersurai biru gelap sambil melihat ke layar monitor yang memperlihatkan sosok seorang gadis bersurai putih panjang dengan iris biru indah.

"Selain itu, dia bersama dua orang lainnya. Bahkan saya pun belum pernah melihat mereka bertiga. Terutama perempuan yang memiliki Hypnosis Mic itu. Ini mencurigakan" ujar lchijiku yang ada di belakang kanan Otome.

"Jika perempuan satunya lagi yang berambut hitam itu memiliki Hypnosis Mic juga, dan mereka punya rap ability yang kuat... Aku tertarik pada mereka. Mungkin mereka bisa masuk dalam Party" ucap Otome pelan dengan seringai tipis.

"Perintahkan Amemura Ramuda untuk membangun hubungan dengan mereka bertiga" perintah Otome.

"Baik! Laksanakan!" balas Ichijiku hormat.

.
.
.
.
.

"Perasaanku rasanya tidak enak... Apa akan terjadi sesuatu yang buruk ya??
Ada apa ini?? Aku akan baik-baik saja kan??? Ah... sepertinya tidak ya..." gumam Dairin.

Tebese
Yo! Gimana kabarnya nih readers Shin
Sekai? Ini author @Naomi_Shibano yang kolaborasi dengan Zein_Zena ヾ(〃^∇^)ノ

Ehhe...
Ternyata gw emang kekanak-kanakan bukan dari segi dunia nyata doang yaa.. /pundung

Mirai sama Dairin kayak rawat anak kecil (Naomi).
MIRAI JADI BAPAK DAIRIN JADI EMAK!
WAHAHAHAHAHA-!/ ditabok Zena
Oke! Matta ashita! /kabur ke Aokigahara, menghindari amukan Mirai-chan

-@Naomi_Shibano

Gapapa aku sudah terbiasa menjaga dia adek kecil ku yang imut dan manis(〃^▽^〃)o

Di cerita ini makanan utamanya adalah brokoli, YEHHHHH( ✧Д✧) YES!!

Zein_Zena

Shin sekaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang