014

21 1 0
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kenapa kita ke sini sih mirai?" tanya naomi ketika mirai menepikan mobilnya di samping sebuah cafe.

"Katanya sih di sini makanannya enak-enak..." gumam Mirai menjawab.

Mirai, dairin, dan naomi turun dari mobil dan memasuki cafe itu. Mereka mengambil tempat duduk yang kosong dengan meja lingkaran di tengah mereka.

Seorang pelayan menghampiri mereka, menanyakan pesanan mereka. "Aku pesan cappucino." Jawab Naomi cepat- cepat.

"Aku milkshake vanilla ya." Ucap Naomi. "Ma-matcha.."' ucap Dairin terbata. "Baik. Satu cappucino, milkshake vanilla, dan matcha akan segera disiapkan~" ucap pelayan itu ramah sebelum membungkukkan sedikit tubuhnya dan meninggalkan meja mereka.

Tak lama, pesanan mereka telah datang. Mereka lalu menghabiskan waktu mengobrol santai.

Saat sedang asiknya mengobrol, muncul tuyul pink- maksudnya om cebol (bukan Levi) berambut pink menghampiri mereka. Tidak. Lebih tepatnya menghampiri Mirai.

"Ne, ne, onee-san~ apa kau ada waktu luang~?" Tanya tuyul pink tersebut.
Bjir. Tuyul jaman sekarang bisa ngomong ya. Diwarnain pula, ada gk ya di abang tukang mainan-/plak

"

Hmm. gk ada sih. emang kenapa?"
Jawab Mirai bingung.

"Hmm.. gk ada sih. emang kenapa?"
Jawab Mirai bingung.

'Idih sokap' batin Naomi kesal menyeruput cappucino nya.

"Aku baru pertama kali liat ada onee-san secantik dirimu di Shibuya~! Bagaimana kalau aku menamanimu berkeliling?"

Dairin memasang wajah jengkel.
Kehadiran pria itu membuatnya merasa sedikit tidak nyaman. Dia melihat ke
Naomi dan Mirai, sepertinya kedua sohibnya merasakan hal yang sama.

"Pergilah Mirai. Dairin kau juga, aku tidak ikut. Ada urusan"' Ucap Naomi melambaikan tangan, mengusir kedua temannya.

"Dih, ngusir. Yaudah, nitip tas gw ya."

.

.

.

.

"Tunggu, kenapa kita ke sini?" Tanya
Dairin ketika mereka bertiga memasuki gang yang sepi. Bahkan tidak ada satupun orang di sana.

"Onee-san dan Onii-san, gomenne~ ehhe~"

"Dairin, lari." Ujar Mirai. Namun saat mereka berbalik, ternyata ada dua
Ramuda di belakang sana.

"Titiga?!" Tanya Dairin tak percaya.

"Kembar kah? Tidak. Keliatannya bukan begitu.' batin Mirai.

"'Saa~ sekarang kita mulai"

Ketiga Ramuda itu mengeluarkan sebuah mic. Hypmic berwarna emas.

'Hypmicnya beda sama yang biasanya..! Apa itu mic illegal?' Batin Mirai dan Dairin bertanya.

'Sial. Mic ku ada di tas. Ketinggalan!'

Salah satu Ramuda mendekatkan mic nya ke mulutnya. Lalu memulai rapnya.

.

.

.

.

Deg!

Prang!

Toples berisi beberapa jenis coklat terjatuh, membuat isinya berceceran.
Kasir toko manisan itu protes karena
Naomi menjatuhkannya.

'Perasaanku tidak enak' batin Naomi.
Dia lalu menaruh beberapa lenmbar uang yen sebagai ganti rugi di meja kasir dan meninggalkan toko secepatnya.

"Dairin.! Mirai..!"

.

.

.

.

"Khh.! Brengsek." gumam Mirai yang kepalanya sudah terasa berat. Dia jatuh terduduk di tanah dengan Dairin di sebelahnya. Kondisi pemuda itu sudah hampir tak sadarkan diri.

"Hee ternyata benar ya~ Onee-san itu kuat~ kalau begitu ini akan lebih menyakitkan dari sebelu-"

Buagh!

Salah satu Ramuda yang berbicara itu terjatuh dengan kepala mengucurkan darah disaat sebuah besi mengenai kepalanya.

Pelaku pemukulan itu, Naomi, menatap marah ke arah ketiga Ramuda. "Jangan sentuh keluargaku bajingan!"

"Naomi..?" Tanya Mirai.

Naomi mengeluarkan hypmicnya dan memulai rapnya.

"Jangan berani-beraninya kalian melukai mereka jika tidak ingin mendengarkan rhyme mematikanku!
Ha! Orang-orang seperti kalian memang seharusnya dimusnahkan saja.
Tiga lawan dua? Sungguh tidak adil.
Bagaimana kalau kalian melawanku juga?
Akan aku jatuhkan kalian ke neraka ciptaanku!
Matilah di sana!!"

Tidak berfungsi.

Kedua Ramuda yang tersisa masih berdiri tegap. Seakan rap yang dilantunkan tidak ada gunanya.

"Tidak berfungsi...?" Ucap Naomi tak percaya. Dia lalu kembali mengangkat pemukul besinya. "Kalau begitu, mau gk mau aku harus pake kekerasan ya?" Lanjutnya sambil menyeringai

.

.

.

.

"Mirai, Dairin, maaf.. seharusnya aku ikut kalian tadi. maaf aku terlambat.

"maaf." ucap Naomi sambil memeluk kedua temannya. "Sekali lagi, maaf."

"Naomi... ayo kita pulang." ucap Mirai yang masih setengah sadar.

Tidak' ucap Naomi. "Pasti ada dalang dibalik ini semua, kalau dia tau siapa kita, kemungkinan dia juga tau dimana rumah kita yang sekarang.
Sebaiknya kita pindah" Lanjutnya.

"Pindah... ke mana..?" Tanya Dairin.

"Nigata. Kota itu lumayan jauh dari
Shinjuku. Shinjuku lumayan dekat dari Shibuya, kita harus menjauh dari
Shibuya untuk sementara.. kalian juga harus pindah sekolah di Kobe. Sekolah umum, biar kalian bisa saling menjaga, oke? Maaf, soalnya kayaknya kalian udah punya teman di sana." jawab Naomi.

"Dan kalau kita ketemu Ramuda lagi, aku akan membunuhnya.."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Shin sekaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang