1❄

2.9K 274 37
                                    

"Nah, anak papa udah cantik, sekarang kita turun ke bawah untuk sarapan terus kita langsung pergi ke sekolah ya."

Kim Doyoung, 29 tahun yang sudah menikah dan juga sudah punya satu anak perempuan cantik bernama Yoon Jinsu. Dan satu anak laki-laki bernama Yoon Jisung.

"Jinsu malas pergi sekolah, papa." Ujar Jinsu dengan nada yang malas juga raut wajah yang di tekuk.

Doyoung hanya bisa mengangkat sebelah alisnya karena merasa bingung dengan sifat putri kecilnya ini. Tidak biasanya, batinnya.

"Kenapa? Ada yang nakal sama Jinsu?" Tanya Doyoung, sambil mengusap lembut surai sang anak.

Gadis cantik itu hanya bisa terdiam saat papa-nya bertanya seperti itu padanya. Dan dia sendiri sudah sangat paham betul diamnya sang anak tandanya iya. Ada anak nakal yang membuat malaikat cantiknya ini enggan pergi ke sekolah.

"Bilang sama papa siapa yang berani nakal sama Jinsu, hm?"

"Jang Inho, dia nggak pernah berhenti untuk ganggu Jinsu di sekolah, Jinsu males ke sekolah untuk ketemu muka jelek dia!"

Jang Inho. Hm, sebenarnya ini bukan sekali atau dua kali kalau anak itu selalu mengganggu ketenangan Jinsu, dia sering mendapatkan kabar dari wali kelas Jinsu kalau putrinya selalu bertengkar dengan anak yang bernama Inho tadi. Mungkin dulu Doyoung selalu tidak menanggapinya, tapi kali ini Doyoung tidak akan segan untuk menegur anaknya dan juga akan melaporkan hal ini pada orang Jang inho itu.

"Nanti papa akan tegur Inho juga papa akan bicarakan hal ini dengan orang tua Inho, sekarang Jinsu turun kebawah ya kasian ayah sudah menunggu lama di meja makan."

Dahi Jinsu mengkerut. "Ayah pulang?"

Doyoung mengangguk lalu tersenyum. "Iya! Jinsu senang nggak ayah pulang?"

Jinsu hanya tersenyum kecil menanggapi sang papa, lalu kaki kecilnya berjalan lebih dulu untuk menuju ruang makan.

"Ayah pulang?"

Yoon Jaehyuk. Ayah Jinsu, lantas menoleh saat mendengar suara manis dari putrinya. "Jinsu, baru tadi malam ayah pulang ke rumah! Jinsu kangen sama ayah?"

Gadis itu tidak menjawab, tapi kakinya berlari masuk kedalam pelukan sang ayah yang sudah sangat lama dia rindukan. Ayah-nya selalu sibuk dan jarang untuk menghabiskan waktu bersamanya, makanya tidak heran jika Jinsu akan mendadak menjadi anak yang manja jika sang ayah pulang.

"Jinsu selalu kangen sama ayah! Makanya jangan pergi mulu!"

Jaehyuk hanya tersenyum kecut. Bukan bagaimana, tapi ada satu hal yang membuat dia selalu jarang berada di dalam rumah bersama Doyoung dan Jinsu. Tapi hatinya juga tidak berbohong kalau dia sangat merindukan putri kecilnya ini.

"Maaf ya? Ayah usahakan bakal banyak waktu lagi untuk Jinsu, hm?"

Jinsu mengangguk cepat, lalu dia menyodorkan jari kelingkingnya kehadapan ayah-nya. "Janji?"

Jaehyuk tersenyum kecil. "Janji sayang."


Sementara Doyoung yang sedari tadi hanya memperhatikan interaksi antara suami dan anaknya dari tangga hanya bisa tersenyum kecut.

Dia tahu kenapa Jaehyuk selalu jarang berada di rumah dan lebih sering menghabiskan waktu di luar, Doyoung juga paham betul kalau hubungannya dengan sang suami sedang tidak sehat. Lebih parahnya sedang di ujung perpisahan.

Dia tidak bisa membayangkan sendiri kalau suatu saat nanti dia akan benar-benar berpisah dengan Jaehyuk, bagaimana perasan Jinsu nanti? Dia tidak bisa melihat anaknya rapuh di umur yang masih kecil ini. Tapi dia harus bagaimana lagi sekarang?

Jika ada yang bertanya dimana anak laki-lakinya? Jisung sedang berada di tempat lain.

-


Kaki Doyoung melangkah untuk menuju ruangan sang atasan yang memanggilnya barusan, entah ada hal apa yang ingin di bicarakan tapi semoga itu bukan hal yang buruk untuk dia dengar.

"Selamat pagi Tuan Watanabe, anda memanggil saya?" Tanya Doyoung setelah dia sudah sampai di ruangan atasannya.

Yang di panggil Tuan Watanabe, atau bisa juga di panggil Watanabe Yoshinori langsung menyuruh Doyoung untuk duduk di hadapannya karena ada hal penting yang akan dia sampaikan.

"Ada hal penting yang akan saya berikan, dan saya tahu ini sangat mendadak." Jawabnya.

Doyoung mengangguk dengan mantap dan siap untuk mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh atasannya ini.

"Ini terlalu cepat, tapi saya ingin dari sekarang mulai menikmati masa tua saya ini. Saya akan pensiun, dan yang akan melanjutkan perusahaan ini adalah anak tunggal saya sendiri."

Kalau boleh jujur Doyoung sedikit terkejut dengan pemberitahuan yang tiba-tiba seperti ini, tapi dia harus berusahalah tenang dan menghargai keputusan dari atasannya.

"Kalau saya boleh tahu, kapan Tuan akan pensiun dan penggantian orang untuk perusahaan?"

Yoshinori menghela nafasnya sesaat sebelum beliau melanjutkan bicaranya. "Saya tau ini mendadak, besok. Dia akan datang kemari, tidak usah dibuat berlebihan untuk penyambutan ini, Doyoung pasti paham kan?"

Doyoung mengangguk paham. "Baik, saya akan membuat pengumuman sebentar lagi, mohon di tunggu."

Yoshinori hanya tersenyum kecil. Tidak salah dia memilih Doyoung sebagai sekretarisnya, anak manis itu sangat bisa di andalkan.

"Oh ya, bagaimana keadaan Jisung sekarang ini?"

Disini Doyoung cukup terkejut dengan pertanyaan dari sang atasan, tapi dia hanya bisa tersenyum kecil untuk menanggapinya.

"Jisung...., dia baik..."


-



Sementara dilain tempat, Jaehyuk sedang berada di kamar inap anak bungsunya, Jisung. Sudah cukup lama dia tidak bertemu dengan Jisung, ada perasaan rasa bersalah terhadap Jisung yang sangat jarang dia kunjungi.

"Anak ayah..., cepet sembuh ya? Biar ayah bisa lihat Jisung ketawa lagi bareng kak Jinsu, hm?" Dia berucap sambil memandang sendu kearah Jisung yang masih belum mau membuka matanya.

Jagoannya masih betah menutup matanya.

"Ayah minta maaf kalau selama ini ayah belum bisa jadi orang tua yang baik untuk Jisung dan kak Jinsu, tapi tolong percaya sama ayah ya? Ayah selalu sayang sama Jisung, ayah juga sayang sama kak Jinsu..., tolong cepat bangun ya, nak?"

Sesak. Rasanya sangat sakit saat melihat sang anak yang sampai sekarang masih terbaring lemah di kasur rumah sakit dengan beberapa alat yang masih menyangkut di bagian tubuh ringkih nya.


Jisung terkena leukimia sejak umurnya menginjak tiga tahun, dia ingat betul bagaimana perubahan tubuh sang anak yang sangat drastis, kulit anaknya yang tampak memucat bahkan kadang seperti ada luka memar padahal itu bukan bekas pukulan siapapun.

Tapi Jaehyuk masih sangat bersyukur karena Jisung masih kuat untuk bertahan, semoga ke depannya ada keajaiban yang membuat sang anak cepat sembuh tanpa gejala penyakit mematikan seperti sekarang.







Tbc.

Jaehyuk (30th)
Doyoung (28th)
Jinsu (8th)
Jisung (6th)

End Of Story After Winter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang