3❄

1.3K 252 12
                                    

Doyoung rasa kalau dunia terlalu sempit untuknya sekarang, bagaimana bisa dia harus bertemu kembali dengan Haruto? Pria yang benar-benar tidak ingin dia jumpai lagi. Sebenarnya tidak ada alasan klasik yang membuatnya membenci Haruto, tapi ada satu titik perasaan rasa bersalah pada pemuda berwajah datar itu sehingga dia tidak ingin bertemu lagi dengan si Watanabe itu.

Tapi agaknya takdir sedang ingin bermain dengannya, bahkan sekarang Haruto telah resmi menjadi atasannya.

'Semoga nggak terjadi apa-apa.'





Doyoung menghembuskan nafasnya panjang lalu mencoba mengontrol ekspresinya agar tidak terlalu gugup untuk menemui Haruto nanti.



"Selamat pagi pak Haruto. Ini ada beberapa surat yang harus anda tandatangani, juga saya ingin menyampaikan sesuatu, pukul 2 siang nanti kita akan mengadakan pertemuan dengan–"

Perkataan Doyoung harus terhenti karena dia mendapatkan panggilan telepon yang mendadak di jam kerjanya. Dia lupa mematikan data saluler.


"Angkat. Nanti bicara lagi." Haruto bersuara tanpa mengalihkan pandangannya dari dokumen-dokumen yang sedang dia pegang.

Sementara Doyoung hanya bisa tersenyum canggung karena merasa tidak enak. "Maaf pak, saya izin mengangkat telepon dulu."

Haruto berdeham sebagai jawaban, lalu kembali fokus pada pekerjaannya.


Selama pria Kim itu sedang berbincang dengan seseorang dibagian pojok ruangan, dan selama itu juga Haruto diam-diam mencuri pandangannya untuk melihat kearah Doyoung.



Perasaannya tidak bisa dibohongi kalau dia sangat merindukan pria manis itu, tapi dia sadar jika sekarang pria yang dia cintai sedari dulu itu sudah berumah tangga. Dia tidak boleh menjadi perusak keluarga orang bukan?

Iya untuk kali ini.

Tidak tahu kalau nanti.


"Nggak ada yang berubah." Lirih Haruto sambil tersenyum tipis.







"Haruto!"



Haruto terkejut saat Doyoung memanggil namanya sambil memasang wajah cemas.



"Maaf. Saya izin untuk hari ini!" Doyoung membereskan kembali beberapa dokumen yang dia bawa ke ruangan Haruto lalu berjalan menuju pintu.


Pikirannya kalut saat dia mendapatkan kabar mengenai kondisi Jisung.



"Kim Doyoung, ada apa?" Haruto yang melihat Doyoung akan berjalan keluar ruangannya pun jadi ikut beranjak dan mengikuti langkah Doyoung.


"Tolong untuk hari ini, saya harus ke rumah sakit! Jisung butuh saya sekarang!"


"Saya ikut."


Pria bermarga Kim itu menatap Haruto dengan tatapan bingung, tapi dia tidak peduli jadi dia membiarkan Haruto untuk ikut dengannya menuju rumah sakit tempat dimana Jisung-nya mendapatkan perawatan intens.

-

"Jinsu kamu belum pulang?"

Gadis yang di panggil Jinsu itu menoleh pada temannya yang sedang berdiri bersama temannya yang lain. Sebetulnya dipanggil teman oleh Jinsu juga tidak pantas karena mereka sering bertengkar di kelas.

Jinsu tidak memiliki teman. Semua orang di kelas selalu mengolok-olok nya.


"Belum." Jawab Jinsu dengan ekspresi datarnya.

Salah satu dari anak perempuan disana maju untuk mendekati Jinsu yang masih diam tanpa ekspresi.

"Kasian banget kamu, orang tua kita juga sibuk kerja tapi masih bisa jemput kita. Orang tua kamu kok nggak bisa? Nggak sayang anaknya kah?" Ejek anak itu dengan raut wajah tanpa rasa bersalah.

Tangan Jinsu terkepal sebab menahan rasa kesalnya, dia tidak mengerti kenapa orang-orang yang berada di dalam kelas selalu mengolok-olok dirinya? Dia merasa tidak pernah melakukan kesalahan apapun pada mereka, tapi kenapa mereka selalu mengganggu ketenangannya?

'Ayah, ayah nggak lupa untuk jemput Jinsu lagi kan?' Batin Jinsu dengan perasaan cemas.


"Kamu ditanya kenapa diem aja sih!?"


Pandangan Jinsu kembali menatap anak-anak yang berada didepannya. Lalu dia mengangkat bahunya acuh.


"Berisik. Mending kalian urus hidup kalian aja, nggak usah urusin hidup orang lain."


Jinsu pikir kalau mereka semua akan pergi meninggalkannya sendirian, tapi dia salah. Justru sekarang dirinya di tarik secara paksa entah kemana oleh anak-anak itu.

Dia hanya berharap kalau dia tidak akan diperlakukan yang parah lagi seperti biasanya, badannya sudah cukup lelah untuk melawan.








Tbc.

Nah loh..




End Of Story After Winter Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang