Keringat dingin semakin mengalir di sekujur tubuh lelaki manis yang masih setia menggenggam tangan lemah sang anak. Yoon Jisung.
Kini anaknya sedang menatap kearahnya dengan senyuman kecil dibibir pucatnya, bahkan anak itu terlihat ingin mengatakan sesuatu pada Doyoung.
"Adek...? Adek mau ngomong sesuatu sama papa, sayang?" Doyoung bertanya dengan lembut sambil mengusap sayang pipi Jisung yang semakin menirus.
"P–papa jangan nangis lagi ya?"
Jisung tahu. Dia tahu betul bahwa papa-nya sedang sedih entah karena kondisinya yang semakin memburuk atau karena hal lain. Doyoung memang tidak berbicara apapun selain memandanginya dengan tatapan sendu.
"Papa nggak sedih sayang, badan Jisung ada kerasa yang sakit?"
Yang ditanya hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum tipis.
"Kakak kemana? Kok Jisung belum lihat?"
"Kakak sedang dijemput sama om Haruto, om yang tadi. Jadi tunggu sebentar lagi ya?"
Lalu keduanya terdiam. Tidak ada yang membuka suara, hanya ada suara dari beberapa alat yang sedang melekat ditubuh Jisung. Alat itu sangat berisik, tapi tetap harus Jisung pakai.
"Papa.., kalau Jisung minta untuk ketemu ayah sekarang, boleh? Jisung kangen sama ayah..," Jisung berucap sambil memandang kearah Doyoung dengan tatapan memohon.
Sebenarnya Doyoung bisa saja menyuruh Jaehyuk untuk datang sekarang, tapi dia ragu kalau suaminya itu bisa datang atau tidak. Mengetahui kabar kalau Jaehyuk tidak menjemput Jinsu saja sudah membuat Doyoung tidak percaya apalagi ini. Dia tidak yakin kalau pemuda Yoon itu akan datang.
"Boleh kan pa? Untuk kali ini aja. Kali ini."
Doyoung menghela nafasnya panjang lalu mengangguk, "Sebentar ya, papa mau telfon ayah dulu."
"Iya papa."
Doyoung keluar dari kamar inap Jisung untuk menghubungi Jaehyuk, dia juga berjalan sedikit jauh karena ingin membeli beberapa minuman sama cemilan untuk nanti dikamar. Mengingat ada Haruto juga yang ikut menemaninya disini.
Nomor yang anda hubungi tidak dapat di—
"Yoon Jaehyuk tolong..., kali ini tolong angkat!" Doyoung berdecak kesal saat panggilan yang kesekian kalinya tidak mendapat respon apapun.
Dia tidak mengerti apa yang berada didalam pikiran Jaehyuk sampai benar-benar sesibuk itu? Bahkan dia yang sedang sibuk di kantor pun pasti sebisa mungkin untuk meluangkan waktunya pada anak-anak agar tidak terlalu merasa kesepian.
"Dia lagi nggak sama laki-laki itu kan..?" Mungkin tanpa Doyoung menyebut siapa namanya pasti kalian akan mengetahui siapa yang dia maksud.
Jadi setelah dia sudah membeli beberapa cemilan dan minuman di kantin rumah sakit, dia segera kembali menuju lantai tiga tepat dimana kamar sang anak dirawat.
"Eh ada apa?" Dahinya menekuk saat ada beberapa suster juga dokter yang sedang berlari melewatinya, sampai akhirnya dia memekik pelan saat mengetahui jika mereka semua sedang menuju kamar Jisung.
-
Haruto menatap sekitar gedung sekolah dasar yang sudah sangat sepi mengingat sebentar lagi akan berganti malam hari. Tapi dia masih sedikit bersyukur kalau gerbang sekolah ini belum di kunci sama sekali oleh satpam disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
End Of Story After Winter
Fanfiction"Saya udah punya anak, kamu jangan gila!" "Kenapa? Saya bersedia untuk jadi ayah jinsu, dan mengganti marga kamu menjadi Watanabe Doyoung." lil angst | lil fluff | mpreg