|[ bayu & semesta | dua puluh tujuh ]|

709 169 4
                                    

jam menunjukkan pukul sembilan malam, suara gaduh masih terdengar dari lantai bawah. seungmin, dengan kaki jenjangnya memijakkan telapak kaki pada anak tangga, menuruninya satu persatu menuju sumber suara.

setibanya di lantai bawah, dilihatnya chan dan minho duduk di sofa dengan ponsel berada di tangan masing-masing.

seungmin mendekat tanpa suara, bahkan baik chan ataupun minho tidak menyadari kedatangannya yang sudah berdiri di belakang keduanya, sampai dia mengeluarkan suara.

"kak" keduanya sontak menoleh seraya berkata. "kenapa?"

seungmin menggaruk tengkuknya, merasa tidak enak hati karena dia sudah mengganggu keduanya.

"kak bayu"

minho mendengus lalu kembali ke posisi semula.

"bentar-" chan mendongak menatap seungmin setelah sebelumnya dengan lincah menggerakkan ibu jarinya di atas layar ponsel. "kenapa?"

seungmin menyerahkan sebuah kunci motor pada chan. ditatapnya kunci tersebut oleh chan dengan pandangan sedikit heran.

"eh kunci motor gue!" chan memekik kegirangan seperti telah menemukan sebuah harta karun. dia bahkan tidak sadar telah menjatuhkan ponselnya saat mengambil kunci tersebut dari tangan seungmin.

"kok? tumben?"

"emangnya gak mau? ya udah sini gue ambil lagi" chan lantas menghindar saat seungmin hendak mengambil kembali kuncinya. sudah cukup baginya berminggu-minggu tanpa mengendarai motor kesayangannya selama tangan kirinya patah karena kecelakaan kemarin, kemudian seungmin mengambil kunci motornya meski dia sudah pulih, jangan lagi.

seungmin mengambil tempat di sofa tunggal, menaikkan kaki dan menekuk lututnya. tangannya yang menganggur secara tidak sadar memainkan jari kaki. untuk beberapa saat seungmin masih mendengarkan celotehan chan dan minho yang sedang memainkan game di ponsel masing-masing hingga kemudian dia terjun pada lamunannya sendiri.

terlintas percakapannya dengan ayah chan tadi sore. sebenarnya alasan beliau meminta seungmin menjauhi chan cukup bisa diterima oleh dirinya. semua orang tua pasti tidak ingin anaknya mengambil dan berada di jalan yang salah. tapi jujur saja dia tidak ingin.

helaan nafas panjang dan cukup keras keluar dari mulut seungmin membuat dua pemuda lain yang berada di ruang tengah itu menolehkan kepalanya kemudian saling menatap.

minho menggerakkan dagunya sedikit seolah menanyakan pada chan ada apa dengan seungmin. chan hanya mengangkat kedua bahunya menandakan dia tidak tahu.

memang sejak tadi sore seungmin terlihat sedikit aneh di matanya. akan tetapi chan tidak berpikir terlalu jauh dan berspekulasi bahwa si manis hanya sedang lelah.

chan menatap kunci motornya yang tadi dia letakkan di atas meja sejenak kemudian sebuah ide terlintas di otaknya. lantas dia mengetukkan jari telunjuknya pada lutut seungmin.

si manis tersentak. dia mengalihkan pandangannya pada chan yang telah mengetuk lututnya.

"night ride yuk?" ucap pemuda berdimple itu dengan wajah berseri menatap seungmin seakan sudah yakin tidak akan menerima penolakan.

kalimat tersebut terdengar di telinga minho membuat pemuda tersebut menoleh, melayangkan protesan. "cok? lo tega ninggalin gue sendirian?"

chan menoleh pada minho. "kenapa? gak seneng?"

minho memasang tampang tidak percaya. "bay, gue pikir kita best friend"

"dih ogah. lo gak usah ikut ya anjir" chan kembali menoleh pada seungmin. "bentar ya gue ambil jaket dulu. sana lo tunggu di luar, nanti gue ambilin punya lo."

Bayu & Semesta [ chanmin ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang