🇰🇷🔫Martin🇰🇷🔫

577 101 12
                                    

Waktu terus berlalu, dan Jimin hanya berleha-leha di atas sofa. Tiduran dengan kaki di angkat setinggi mungkin membuat para detektif biasa hanya bisa menggeleng kesal. Baru hari pertama perangainya sudah seperti itu, mereka tak bisa membayangkan akan selalu bersama pemuda mengesalkan itu.

Brak

Pintu besi itu di buka kasar, suaranya bahkan membuat beberapa orang terkejut. Tapi tidak dengan Jimin, ia masih santai berbaring bahkan bersenandung.

''Kami merengkrut mu bukan untuk menjadi tuan muda "

Brak

'' Ini khasus pertama , 20 menit lagi akan di bahas. Kau harus bisa memahami nya dan ingat ini kota Seoul bukan medan ranjau."

Usai melempar map tebal itu Yoon Gi keluar, ia tak ingin lama-lama di dekat Jimin karena ia bisa terkena stroke jika terus berada di dekat nya.

'' Cih, hari pertama bekerja lansung di beri tugas. Ku pikir tak sekejam wamil, ternyata mereka semua lebih menakutkan dari komandan batalyon." Gerutu nya kesal.

Meski menggerutu pemuda itu tak bergerak sedikit pun dari posisi awal nya. Ia masih berbaring seperti semula, tangan nya mulai merayap mengambil map yang tadi di lempar Yoon Gi ke atas meja.

''Hmm bunuh diri lagi? Kenapa harus menjadi kasus sih, toh orang nya juga sudah mati, menyusahkan!"

Menatap kap atas map itu membuat Jimin mual, ia heran bagaimana bisa orang Seoul membuang nyawa seperti membuang koin. Sedangkan di negeri penuh ranjau sana banyak orang yang bertahan hidup dengan kekurangan dan keterbatasan. Bahkan saat ia ke Afrika untuk tugas relawan, dirinya meneteskan air mata melihat banyak anak yang kurus menangis meminta makan padanya.

'' Cih di Seoul lebih banyak orang menjijikan." Belum sepenuhnya map tebal itu terbuka,dan kini benda merah itu kembali di lempar ke atas meja.

Jimin berjalan perlahan menuju lemari nakas, membuka laci paling bawah yang berisi cemilan.

Permen karet berbungkus hijau menjadi sasaran nya, benda pipih itu Jimin ambil segenggam dan disemayamkan di dalam saku jaket denim nya. Lalu dengan senandung kaki jenjang nya berjalan keluar, entah kemana tujuan pemuda mengesalkan itu.

*
*
*

''Tan, duduk!"
Suara deep Taehyung memenuhi ruangan 4×5 meter itu. Di depan nya anjing kecil dengan bulu tebal jenis Pomeranian itu terduduk patuh mendengar perintah sang ayah.

Kim Yeonta anjing yang dicap Yoon Gi sebagai anjing lacnat, namun hampir seluruh anggota tim menyukai anjing coklat itu.

''Wuah di sudah lebih penurut"

Tiba-tiba Jungkook muncul dari belakang, menggendong anjing kecil berbulu tebal itu dengan asal.

''Arghhh" gendongan asal dari si bungsu itu terlepas tidak elit saat anjing imut itu menggeram kesal. Bagaimana tidak, ia makhluk hidup tapi diperlakukan seperti boneka dengan seenaknya oleh kelinci bontot jadi-jadian itu.

''Awas saja jika Tan-ie ku luka akan ku bunuh kau." Ayah sekaligus pemilik anjing coklat itu menatap Jungkook tajam,yang di tatap hanya memutar bola mata malas. Anjing dan tuan nya sama sama mengesalkan, dan sama sama pemarah.

Bosan berurusan dengan si dokter forensik Jungkook memilih duduk santai di kursi nya. Karena waktu untuk rapat akan segera di mulai,para anggota tim maupun polisi yang bertugas mulai masuk memenuhi ruang rapat. Tinggal beberapa kursi yang masih kosong, dan termasuk kursi Jimin.

Yoon Gi menjadi manusia 3 terakhir yang masuk, setelah nya di susul si ketua dan tentu terakhir ditutup oleh Jimin. Pemuda pendek itu berjalan santai meski sudah terlambat 3 menit. Oh jangan lupa style nya yang membuat Yoon Gi memijat kepala pening. Pakaian yg Jimin pakai lebih terlihat seperti seorang penjahat kendati detektif.

Mata elang Yoon Gi menatap Jimin sinis,si empu bahkan tak tertarik sama sekali. Ia hanya berjalan dengan sangat santai dan duduk dengan sangat terhormat.

''Ekhmm baiklah sebelum memulai rapat, saya akan memperkenalkan diri singkat. Mulai hari ini dan kedepannya saya Jung Hoseok akan menjadi ketua dari tim ini, mohon kerjasama nya." Senyum si ketua terpampang cerah, ia membungkuk hormat dengan sopan. Jarang-jarang seorang ketua bersikap ramah, apalagi mau membungkuk dalam.

'' Saya tahu hari ini adalah hari pertama tim kita bertugas,dan maaf karena saya sudah langsung mendaftarkan satu khasus. " Pemuda itu kembali membungkuk, Jimin yang duduk tak jauh dari nya mulai gemas.

Perutnya telah perang minta di isi, kantin kantor penuh makanan terngiang-ngiang di kepalanya. Berharap rapat ini segera selesai dan ia bisa menikmati makan siang dengan nyaman.

'' Khasus ini terdengar ringan dan mungkin kalian semua berpikir jika kasus ini tak pantas dibawa ke pengadilan. Tapi ada hal yang lebih mengejutkan dari kasus ini."

Hoseok menekan tombol infocus, membuat benda kota itu memantulkan cahaya bergambar pada sebuah tidak putih.

'' Lee Min Ah, 17 tahun ditemukan tewas bersimbah darah di taman samping kamar nya. Korban ditemukan pada pukul 17.08 KST oleh ibu nya , korban__"

''___ Korban?? Bukankah ini kasus bunuh diri?"

Belum selesai Hoseok menjelaskan Jimin sudah terlebih dulu memotong, beberapa pasang mata mulai menatap Jimin. Bahkan Taehyung yang fokus pada si anjing kecil ikut menoleh,suara ini terdengar familiar.

'' Kenapa kalian melihat ku seperti itu Hah!" Jimin menatap kesal mata mata yang menatapnya dengan tatapan beragam. Yang jelas tatapan Yoon Gi terlihat marah dan menyuruh Jimin untuk diam .

Bawahan mana yang dengan kurang ajarnya memotong penjelasan si ketua? Dan itu hanya Jimin seorang.

'' Itulah hal menariknya tuan Park." Hoseok tetap menatap Jimin ramah.

''Wow luar biasa!"

Mata para anggota kali ini menoleh ke pojok dekat pintu kaca, disana Taehyung nampak berdiri. Menyusun berkas-berkas yang dirasa perlu, menggendong Yeonta dan bersiap pergi.

'' Ketua, waktu makan siang sudah masuk aku harus mengisi energi sebelum berjuang."

Pemuda Kim itu berjalan santai, Jimin menatap dengan rasa bercampur aduk. Para anggota mulai keluar kembali karena Hoseok memerintahkan mereka untuk makan siang terlebih dahulu.

Jimin yang telah selesai mengisi ulang keberanian nya, berlari mengejar Taehyung. Ya, benar yang sang kakak angkat katakan,ia harus segera bertemu Taehyung dan ibunya.

''TAE! "

Jimin berteriak,namun Taehyung bahkan seolah tak mendengar. Ia tetap berjalan lurus menaiki tangga menuju rofftop. Jimin masih mengejar.

''Tae aku tahu aku salah!"

Jimin menarik lengan Taehyung berhenti, menatap pemuda tinggi didepannya itu dengan deru nafas tak beraturan.

'' Aku tahu! Tapi bisakah kau memaafkan ku?"

Jimin menatap Taehyung memohon, si empu hanya melengah.

''Tae?" Jin menguncang tubuh indah itu, kurus tinggi dan tampan. Taehyung layak nya kartun dalam komik yang ada di dunia nyata.



'' 10 tahun bukan sebentar untuk menunggu camkan itu!"






''Apa aku tak bisa lagi jadi bagian mu? "

**

Menepati janji karena kemaren Hye nanya,dan yang jawab cuma 1 orang dan minta Hye up Danger.

So untuk setiap update Hye pasti nanya dulu kekalian mau Hye update apa. Dan jawaban kalian yang akan Hye upadte.

See you next chapter 👋🏻

Danger Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang