Happy reading
*
*Jimin masih bingung ketika Yoon Gi menyuruhnya ikut disaat ia sudah akan memberhentikan taksi seperti saran Namjon.
Akan tetapi panggilan Yoon Gi membuat Jimin berbalik dan yah berakhirlah saat ini ia tengah duduk di pojok bus. Di sebuah kursi empuk dengan semangkuk keripik kentang di genggaman nya.
'' Kejadiannya bermula sekitar setengah jam yang lalu, di Halte Habaeg. Para pelaku menyandera 10 korban terdiri dari supir dan para penumpang. Pelakunya berjumlah 5 orang, pukul 12.05 polisi setempat berhasil mengamankan 3 orang pelaku dan menyelamatkan 9 orang sandera. Dua pelaku kabur dengan satu orang sandera yang merupakan anak perempuan usia 10 tahun." Yoon Gi mendengar dengan seksama kejadian yang diceritakan oleh salah seorang polisi.
Layar televisi dengan rekaman CCTV terpampang jelas di hadapannya. Memperlihatkan keadaan di TKP, bahkan Jimin yang berada lumayan jauh masih bisa melihat dan mendengar kepanikan pihak polisi di TKP.
'' Tepat pukul 1siang salah seorang pelaku mengirimkan sebuah pesan jika ia menginginkan uang tebusan sebesar 100 juta won. "
Yoon Gi membola kan matanya,begitu juga Namjon. Jimin yang berada di pojok hanya bisa takjub.
'Apa aku harus jadi teroris agar kaya? ' Pikir Jimin, 7 tahun di dunia pertahanan ia tak mendapatkan hasil apapun. Di asrama angkatan ia hanya makan nasi putih dengan kuah kimchi, dan jika beruntung sang komandan akan mengajak menikmati shusi.
Malang dan miris, hidup demi membela keamanan negara. Akan tetapi negara tak merawatnya dengan baik, bahkan negara yang berusaha ia jaga malah berkhianat dan berbuat curang.
Dan puncak kekesalan Jimin adalah ketika ia mengundurkan diri. Jimin pikir dengan berhenti menjadi Kapten pasukan khusus di negeri orang.
Ia akan lebih berjaya dengan membuka usaha di tanah kelahirannya, dengan berbekalkan beberapa kartu cash, dan kumpulan buku rekening gaji dari 7 tahun mengabdi kenegaraan sudah cukup untuk mendirikan sebuah restoran. Akan tetapi ketika gelar Letjen ia tolak serta gelar kapten ia tinggalkan, semua kartu dan seluruh uang dalam rekeningnya tak bisa di cairkan.
Jika mengingat hari itu, ingin rasanya Jimin mengebom kembali negara Jepang. Hari itu adalah hari dimana kapten Park yang terkenal dengan dingin, cool, cermat serta teliti bangkrut. Bahkan ia harus kembali ke Korea dengan menumpang pesawat Komersial Korea. Tidur di halte bus selama sehari, sampai akhirnya menemukan kontrakan murah di sekitar Seoul.
'' Setelah memberikan pernyataan itu, pelaku juga mengatakan jika ia telah memasang 2 bom dan 1 ranjau darat di sekitar taman." Lanjut sang polisi.
Kembali Yoon Gi terkejut dan memijat pelipisnya. Ini bukan masalah umum,atau pun masalah yang pernah ia kerjakan. Ini semua di luar tanggung jawabnya, sebab ia hanya menyidik dan menghakimi para kriminal. Lantas kenapa pemuda 27 tahun itu harus menangani khasus yang tak seharusnya ia kerjakan, bukankah itu menjengkelkan???
'' Berapa lama waktu bom itu dan apa sistem untuk ranjau yang di pasang?" Kali ini Namjon yang bertanya, sebab dengan melihat ekspresi Yoon Gi terlihat betul pemuda itu tengah berpikir keras.
'' Salah satu bom telah kami temukan detektif Kim, terletak 300 meter dari halte. Jarak ledakannya 1km di sekitar TKP, saat ini TKP, taman dan halte telah kami amankan. Jalur kendaraan dan pejalan kaki di alihkan ke sebelah pusat kota untuk mencegah korban baru. Sedangkan ranjau darat dan 1 bom lagi belum di ketahui keberadaannya, sebab pelaku tak ingin buka suara." Jelas sang polisi lantang, namun sarat akan nada takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Danger
Mistério / SuspenseNothing is safe when dealing with criminals. One word for that 'DANGER!!' Kasus pembunuhan di Korea Selatan semakin banyak, para pembunuh semakin sadis yang membuat masyarakat resah. Orang tua, remaja, bahkan anak kecil juga menjadi sasarannya. Par...