🔫🇰🇷 Missi clear 🇰🇷🔫

606 103 12
                                    


Saat semua orang menjauh, pemuda Park itu justru mendekat dengan tatapan penasaran. Ia menggaruk tengkuknya yang mungkin gatal.

''Hmm jarak ledak 5 meter dari sini, dan coba kita lihat berapa lama ranjau nya akan bertahan." Monolog nya sendiri.

Tak ada niat dari satupun manusia disana menjawab perkataan pelan Jimin. Bahkan Yoon Gi sekalipun, ia hanya menatap apa yang pemuda Park itu lakukan dengan fokus.

''G-gwajangnim apakah sebaiknya kita tidak memperbolehkan warga sipil  menangani khasus ini?" Salah seorang kepala kepolisian mendekat.

Berujar takut menyampaikan saran nya, karena memang pada dasarnya warga sipil tak diperbolehkan ikut dalam suatu khasus yang dapat mengancam nyawa.

''Dia.." ''Dia bukan warga sipil!"

Tatapan Yoon Gi masih fokus, menatap Jimin yang berkutat menangani ranjau darat itu. Jawaban nya membuat si kepala kepolisian hanya mengangguk ragu. Tak tahu akan membuat laporan apa jika bos besarnya nanti datang.

''Kenapa kau begitu lamban Park."Yoon Gi datang mendekat.

Menatap Jimin fokus kendati kata-katanya menyindir Jimin yang tengah berusaha.

''Diam atau ku ledakan kau dengan ranjau ini." Balas Jimin tanpa menoleh, ia masih fokus.

Yoon Gi sendiri hanya menatap jengah, tak takut atau terancam sekalipun. Hal ini sudah biasa baginya, bahkan di Jepang  mungkin lebih parah. Jimin di Jepang lebih agresif dan selalu berteman dengan pistol di kedua saku celana nya. Tentu hal itu sudah umum mengingat Jimin adalah seorang kapten pasukan khusus. Tapi yang tidak umum itu adalah ketika jemari nya memetik peluru ke arah Yoon Gi dengan tatapan mengejek.

Di saat dirinya masih fokus menatap Jimin yang diam, dari arah belakang datang beberapa orang berbaju hitam dengan logo EOD.

Salah seorang lelaki tua bertubuh besar datang mendekat dengan 2 wanita di kanan kirinya.

''Min Yoon Gi!!" Panggilan tegas itu membuat pemuda pucat itu membalik.

''Ah anyeong aseo bujangnim." Yoon Gi menyapa dengan tubuh membungkuk 80 derajat.

''Semua aman ?" Tanya lelaki itu, Yoon Gi hanya mengangguk pelan.

''Tunggu...dia bukan salah satu anggota?"

Dengan usia yang cukup tua, pria itu masih jelly untuk mengenali para anggota nya .

''Dia memang bukan anggota kita bujangnim !" Jawab Yoon Gi tegas tanpa ragu sedikitpun.

''Kau mengizinkan warga sipil masuk?" Suara berat itu mendera spontan, tegas dan menakutkan secara bersamaan.

''Bukan begitu bujangnim_"Yoon Gi coba menjawab akan tetapi lansung terpotong kala bos besarnya itu menyela.

''Jelaskan apa yang ku lihat Min Yoon Gi-ssi!"

Terlihat para anggota EOD dan beberapa kepolisian menelan ludah kasar, ucapan tegas itu cukup menakutkan bagi pria pria berotot itu.

''Hanya dia yang bisa menaklukkan nya bujangnim" jawab Yoon Gi spontan, ia pikir tak perlu berputar-putar untuk menjelaskan semua nya.

Toh ia yakin Jimin pasti tak akan membuat nya kecewa,bukan?

''Kau meremehkan pasukan khusus yang ku bawa Min Yoon Gi?" Nada suara pria tua itu semakin memberat, memberi  rasa ngeri di setiap kalimat nya.

Pria pucat itu masih tegap akan pendirian nya, bahkan ia mengangkat dagu rata tanpa menunduk sekalipun.

Entah kenapa ia sebegitu berani nya melawan atasan nya hanya demi Jimin eoh?

''Itu bukan bom yang ledakannya tergantung waktu, itu adalah ranjau yang banyak membunuh para tentara di lapangan sana. Dan saya paham betul pasukan yang anda turunkan adalah unit bomb defuser bukan mine disposal unit, dan mereka tak akan bisa menjinakkan nya." Pungkas nya.

Akan lebih baik menceritakan semua sebelum semua menjadi kacau bukan? Apalagi sejauh ini kinerja Jimin masih baik baik saja. Lagi pula Yoon Gi punya hak untuk menurunkan siapa pun yang mampu, bahkan diluar pasukan nya sekalipun.

''Atas dasar apa kau mengatakan jika dia sanggup untuk menjinakkan ranjau itu?"
Pria tua itu seakan tak mau kalah, ia coba tuk cari kesalahan Yoon Gi.

Namun sayang, Yoon Gi terlalu tenang dan santai menanggapi semuanya. Ia tipe pria yang tetap akan pendiriannya hingga tahap terakhir. Tekad dan keputusannya sulit bahkan tak mungkin goyah, sekalipun atasan nya yang memerintahkan.

''Sekali lagi saya katakan jika ia bukan warga sipil biasa bujangnim. " Balas nya kembali dengan nada tenang.

''Lantas siapa dirinya? Dan atas izin siapa ia boleh melewati garis polisi?"  Pemuda tua itu seakan keras pada pendiriannya, terlalu tinggi harga diri yang ia miliki hingga tak sudi tuk memuji seseorang yang bahkan bukan anggota nya.

''Ia orang spesial, yang mungkin akan menjadi bidik catur baru mu" gumam Yoon Gi dengan smirk sinis, ia berjalan menjauh dari sang atasan.

**

Jauh dari semua perdebatan itu, Jimin masih fokus pada apa yang ia lakukan. Bergumam sendiri tanpa ada jawaban, bahkan bergurau dengan ranja. Membuat beberapa polisi yang berada di sekitar nya bergidik ngeri.

Yang Yoon Gi tahu Jimin dan ranjau itu seperti sahabat dekat. Entah bagaimana disaat semua orang menyerah dengan satu ranjau maka hanya Park Jimin yang bisa menaklukkan ribuan ranjau bahkan dengan pisau dapur.

Jimin di Jepang mendapat gelar mine lover atau kekasih ranjau. Tatapan pria mungil berotot kekar itu sama mematikan nya dengan ranjau darat. Para junior di camp begitu memuja nya sekaligus takut akan dirinya. Jimin itu memilih dua sisi yang berbeda layaknya manusia dengan dua kepribadian.

''Park kenapa kinerja mu merosot sekali eoh?" Ujar Yoon Gi sarkas.

Jimin memutar bola matanya jengah, ia muak mendengar nada ejekan dari Yoon Gi yang kelewatan santai. Ia bersyukur saat Yoon Gi pergi tadi dan meninggalkan dirinya seorang. Tapi sial nya belum cukup sepuluh menit, namja pucat itu kembali lagi.

''Ku pikir kau benar-benar merindukan timah panas ku Min." Balas Jimin dengan nada yang tak kalah mengejek.

Hey! Enak saja,Yoon Gi pikir hanya dirinya seorang yang bisa bermulut pedas? Mulut Jimin jauh lebih pedas, ia menakutkan bahkan hanya dengan memakai baju kaos putih polos tanpa seragam coklat loreng kebanggaan nya.

''Aku tak melihat dua teman sejati mu lagi Park, so~ ancaman mu tak berdampak lagi pada ku." Pemuda pucat itu beralih duduk di samping Jimin dengan santai.

Deritan terdengar membuat para polisi yang berjaga melangkah mundur , waspada ranjau itu meledak karena ulah si ketua divisi.

Sedangkan Jimin menatap Yoon Gi tajam yang di hadiahi senyum mengejek seorang Min Yoon Gi untuk yang ke sekian kalinya.
Tak peduli atau terganggu saat Jimin kembali mengumpat untuk yang kesekian kalinya.

''Jika tak ada niat membantu setidaknya jangan jadi hama pengganggu."  Perkataan itu se akan menjadi bumerang.

Deritan besi kembali terdengar, kepulan asap bercampur dengan debu keluar.


''Sepertinya aku salah bertindak Min.''

''Jangan main-main kau Park."





***
Hohoho maaf lama menunggu karena saya benar-benar sibuk.

So see you next chapter 👋🏻

Danger Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang