''Ah maaf aku terlambat"
Seluruh mata menatap si pria yang baru saja datang.
Jimin yang di tatap hanya bisa berdiri mematung. Hmmm apakah ia membuat k-kesalahan??
Perasaan ia hanya terlambat 30 menit??
Apa itu terlalu lama sehingga hampir semua orang menatapnya dengan tatapan tak bersahabat.''__ dan dia , Park Jimin."
Kembali seluruh orang terkejut, bahkan seorang pria yang usia nya kisaran 30 tahun berbaju tentara lengkap berdiri cepat. Ia menatap Jimin tak percaya, bagaimana bisa?
*
*
*
*Rapat selesai dalam waktu 1 jam, semua pembahasan telah di sampaikan. Penyerahan jabatan pun telah usai, seluruh anggota tim khusus baru telah di tunjuk.
Tim baru kejahatan itu di pimpin oleh salah seorang anggota FBI, Jung Hoseok.
Jimin mengenalnya, pernah bertemu beberapa kali di Jepang. Tapi ia tak terlalu tahu dan sejujurnya Jimin tak ingin tahu tentang orang. Jadi garis bawahi jika ia pernah bertemu saja bukan saling mengenal.''Jadi ini alasan mu hengkang dari tim."
Jimin menoleh kala suara yang sangat familiar itu menyentuh gendang telinga nya. Pria tadi yang terkejut dengan kedatangan Jimin, saat ini tengah berdiri dengan dua cangkir minuman di kedua tangan nya.
'' Ternyata kau mendapatkan pekerjaan yang lebih bagus eoh." Salah satu cup minuman itu beralih ke tangan Jimin.
Pemuda itu ikut duduk di samping Jimin, menatap aktivitas manusia di kota Seoul.
'' Kau tahu betul aku hengkang bukan karena itu komandan." Jimin tak menoleh, ia hanya fokus kedepan dan tersenyum sinis.
Pemuda itu terkekeh pelan, meski telah hengkang dari dunia militer sikap Jimin tak berubah.
'' Kenapa kau selalu bersikap formal pada ku, saat ini aku bukan atasan mu lagi. Tak bisakah kau memanggilku Hyung seperti dulu." Sama seperti Jimin pemuda itu hanya menatap lurus ke depan. Kata- kata nya terlihat biasa,namun berhasil membuat Jimin menoleh.
'' Apa kau menemukan nya?"
Jimin hanya mengangguk perlahan,ia kembali menyesap minuman itu.
'' Sudah bertemu?"
Jimin mengenggeleng, senyum sendu tercipta. Entah bagaimana ia harus mengungkapkan perasaan nya saat ini. Marah ? Menyesal? Kecewa? Entahlah!
'' Temui lah mereka, sepuluh tahun bukanlah waktu yang singkat untuk menunggu Jim. "
Jimin hanya menunduk, entahlah ia tak tahu harus kembali atau hidup jadi Jimin yang baru untuk yang ke sekian kalinya.
''Bukankah aku lebih seperti orang yang tak tahu diri Hyung? Mereka datang dan membawa ku dalam kebahagiaan, lalu aku meninggalkan mereka dengan luka. Aku juga datang dalam kehidupan bahagia mu dan berakhir meninggalkan mu juga. Bukankah aku manusia yang paling tak tahu diri." Nada suara Jimin terdengar konstan, namun kalimatnya di akhiri kekehan yang tak bisa di bilang sebuah jenaka.
Lebih ke tawa mengejek! Menghina diri nya yang begitu tak tahu rasa terimakasih.
'' Setiap orang punya cara bahagia berbeda-beda, setiap anak punya cara membuat orang tuanya bahagia juga beda beda. Dan setiap orang tua juga berbeda Jim, tapi satu hal orang tua manapun itu pasti akan merindukan anak nya. Bahkan jika itu bukan darah dagingnya sekalipun."
Tawa ejekan Jimin kembali terdengar, memang tak keras namun cukup untuk membuat orang mendengar heran.
'' Lalu apa aku harus membahagiakan pria yang telah membuat ku hancur Hyung? Haruskah aku tetap berbakti pada pria yang bahkan membuat ku berpisah dengan malaikat ku. Apakah kau yakin pria itu masih mengingat ku? Ah mungkin ia tak tahu jika aku masih hidup."
Helaan napas panjang menjadi akhir kalimat Jimin, ia sudah tak minat untuk menghabiskan minuman nya. Maka berakhirlah cup itu terlantar di samping nya.
'' Aku tak membicarakan tentang pria itu Jim, aku membicarakan tentang Ibu dan adik mu! " Pemuda dengan pakaian militer itu menatap Jimin sedikit marah.
Ia paling tidak suka jika Jimin membahas tentang pria yg sudah tega meninggalkan Jimin dan malaikat nya.
Jimin sendiri tak marah saat pemuda di sampingnya sedikit membentak. Ia tahu bahwa pemuda itu hanya khawatir pada nya, ia sangat berterimakasih untuk itu.
'' Aku akan kembali nanti, ku harap kau bisa bertahan di pekerjaan ini."
Pemuda itu menepuk pundak Jimin, memberi semangat pada anggota baru quadrigis. Lalu berdiri dan berjalan pergi menjauhi Jimin, sebelum panggilan sayang dari Jimin membuat nya berbalik dan menoleh.
'' Jong Ki Hyung_" pria itu menoleh, melihat Jimin yang juga ikut berdiri tersenyum.
''__Hormat! Lapor! Kapten pasukan khusus PARK JIMIN, saya ingin mengundurkan diri dengan terhormat. Saya menolak semua promosi dan biaya tanggungan dari militer Korea Selatan, saya akan melepas seragam hijau dan tiga bintang yang telah saya sandang selama 7 tahun ini, Seoul 26 April 2020. Saya Park Jimin resmi berhenti menjadi kapten pasukan khusus, Hormat! Laporan selesai komandan!"
Jimin berteriak lantang, membuat pemuda itu terdiam tanpa sadar menitikkan air mata. Jimin sudah seperti adik nya sendiri, bagaimana ia melatih Jimin, menyelamat -kan pemuda 25 tahun itu dari pergaulan bebas jalanan. Membawa Jimin ke asrama militer, melatih nya menjadi sosok tangguh hingga bisa mendapatkan gelar kapten di usia muda. Semua itu tidak membutuhkan waktu singkat, mereka bersama-sama telah lebih dari 5 tahun.
Dan waktu sebanyak itu sudah lebih dari cukup untuk menjalin sebuah hubungan lebih dari teman, Keluarga!
'' Bukankah ini yang kau mau hyung, aku akan menjadi adik mu bukan bawahan mu lagi."
Pemuda itu mengangguk sembari tersenyum, ia menghapus tetesan liquid yang memaksa turun. Berjalan mendekati Jimin sembari menarik paksa topi baret hijau nya lepas. Lalu menggenggam topi kebanggaan itu di tangannya.
Memeluk sosok yang tak kalah bugar dari nya itu erat.
''Aku yakin kau akan sukses dengan cara mu Jim." Kata-kata pujian itu ia lontarkan untuk Jimin.
Ia tahu Jimin tak rela melepas jabatan ini, ia juga tahu Jimin melepas seragam nya dengan tidak elit. Tapi sayang ia tak berada di tempat saat Jimin memutuskan untuk hengkang dari dunia militer.
Ia bahkan terkejut saat bawahannya mengatakan jika Jimin meninggalkan militer kala dirinya akan segera naik jabatan. Pemuda itu cukup tahu Jimin adalah manusia yg keras pada pendirian. Dan ia sadar alasan Jimin meninggalkan dunia militer bukan hal sepele.
Pelukan kedua nya masih erat, tanpa sadar di ujung rofftop, dekat tangga turun seorang pria berdiri. Memperhatikan semua nya, pria dengan celana hitam, baju putih dan jas putih panjang .
'' Ternyata benar kau kembali"
***
Ooooh I'm back.Semoga semua pada suka
See you next chapter 👋🏻 again
Don't forget to vote ❕❗
KAMU SEDANG MEMBACA
Danger
Mistério / SuspenseNothing is safe when dealing with criminals. One word for that 'DANGER!!' Kasus pembunuhan di Korea Selatan semakin banyak, para pembunuh semakin sadis yang membuat masyarakat resah. Orang tua, remaja, bahkan anak kecil juga menjadi sasarannya. Par...