3PK*30

87 37 6
                                    

Komen kalian mood banget 😭 makasih banyak ya 😭
Maaf jika banyak typo 🍎








3PANGERANKIM






Byurr

Basah,

Bau,

Terkejut.

Yerin mematung kala merasakannya. Ia baru saja keluar dari salah satu bilik toilet, dan dengan tiba-tiba ada yang menyiramnya. Entah itu air apa, tapi airnya sangat bau.

Gadis yang menyiram pun tersenyum.

"Hai, mainan barunya Taehyung," ujarnya.

Yerin terdiam. Marah? Tentu saja ia marah.

"Lo inget gue?" Tanya gadis itu. "Harusnya Lo inget dong, gue kan sering dicium Taehyung." Gadis itu terkekeh pelan. "Bahkan dia gak kenal tempat buat nyium gue,"

Yerin memejamkan matanya.

"Gak usah sok kuat deh, gue tau Lo mau nangis kan?"

Yerin menatap tajam gadis tersebut.

"Gak usah banyak bicara! Gue tau maksud Lo kok," ujar Yerin. "Lo nyuruh gue buat jauhin Taehyung kan?"

Gadis itu tersenyum sambil mengangguk. "Pintar! Jauhin Taehyung ya," ujarnya.

Yerin tersenyum miring. "Lo salah! Taehyung yang gak bisa jauhin gue, jadi minta dia aja buat gak deket-deket lagi sama gue," ujar Yerin.

Gadis itu mengepalkan tangannya. "Sialan!"

Brakk.

Yerin terdorong hingga tubuhnya jatuh dan punggungnya terhantam tembok.

"Rasain! Gak usah sombong deh Lo!"

Tak bohong, tubuhnya benar-benar sakit dan lemas. Yerin hanya bisa berusaha mengambil nafas sebanyak-banyaknya untuk bertahan.

"Kayaknya Lo gak bisa berdiri ya, bagus deh," ujarnya kemudian pergi dari sana.

Yerin hanya bisa diam, ia berharap ada yang menolongnya. Yerin benar-benar tak kuat.



3PANGERANKIM





Hanbin menatap bangku kosong itu. Tadi Yerin izin ke toilet saat jam ke dua, dan sekarang sudah lewat waktu istirahat. Artinya, gadis itu sudah hampir dua jam tak kembali.

.
Ceklek~

Pintu toilet terbuka, menampilkan gadis cantik berponi dengan berseragam rapi tanpa memakai dasi. Gadis itu berniat untuk mencuci mukanya, karena rasa kantuk saat pelajaran tadi.

Setelah merasa segar, ia pun berniat meninggalkan toilet tersebut sebelum sesuatu yang membuat kedua matanya melebar itu menghentikan langkahnya.

"Yerin!" Ujarnya mengguncang tubuh gadis yang tergeletak dilantai pojok.

"Yerin bangun woi!!" Lisa, gadis itu masih berusaha membangunkan Yerin.

"Kok bisa begini sih?" Monolognya panik.

"Huh....tenang Lis....sekarang-- ah! Hanbin" monolog gadis itu lagi, kemudian mengeluarkan ponselnya.

Mencari nama yang ia kenal itu, kemudian langsung menghubunginya.

.

Mungkin jika Yerin izinnya pergi ke ruang OSIS, Hanbin masih bisa berfikir jernih. Tapi ini ke toilet! Tak mungkin kan dia sampai dua jam di toilet? Pikiran Hanbin sudah negatif sekarang.

"Permisi," suara dari pintu kelas mengalihkan pandangan satu kelas.

"Liat Yerin gak?" Itu Doyoung.

Salah satu murid disana menggeleng. "Nggak Doy,"

"Tadi izin ke toilet tapi gak balik," imbuh salah satu temannya.

Tiba-tiba ponsel Hanbin berdering. Kini giliran beberapa orang menatapnya, termasuk Doyoung.

"Kenapa Lis?"

"........"

"Yerin?!" Pekikan Hanbin itu pun membuat atensi seluruh kelas terfokus padanya.

"Oke, gue otw" Hanbin beranjak. Mengabaikan tatapan bingung teman-temannya.

"Yerin kenapa?" Doyoung menahan Hanbin.

"Ck, gak ada waktu buat bicara!" Balas Hanbin.

Tanpa bertanya lagi, Doyoung pun mengikuti Hanbin. Tunggu! Toilet?

"Minggir!" Ujar tegas Hanbin.

"Ye--rin?" Doyoung terkejut melihat Yerin yang tampak tak sadarkan diri itu.

Doyoung segera mengangkat tubuh Yerin.

"Lo mau bawa dia ke mana?" Tanya Hanbin.

"Ke UKS" jawab Doyoung.

Sret. Hanbin merebut Yerin dari gendongan Doyoung.

"Lo bawa mobil kan? UKS gak akan mempan, kita bawa ke rumah sakit!" Ujar Hanbin.

"Iya kak, liat tuh! Muka Yerin udah pucet, bahkan dia pingsan!" Celetuk Lisa.

Akhirnya mereka-- Doyoung, Lisa dan Hanbin yang sedang menggendong Yerin itu pun berjalan meninggalkan toilet. Mereka menuju ke parkiran untuk mengantar Yerin ke rumah sakit.

.

Tak hanya Doyoung yang panik, Hanbin juga. Tetapi mereka berbeda. Doyoung sangat ketara, sedangkan Hanbin tampak diam dan berusaha menenangkan dirinya sendiri.

"Kalian jangan khawatir, ingat kata dokter. Yerin pasti sadar kok," ujar Lisa menenangkan mereka berdua.

"Gue harus bilang apa ke mama Jung?" Monolog Doyoung.

Hanbin melirik Doyoung, kemudian menatap Yerin yang masih terbaring lemah itu. Sedekat itu kah Doyoung dengan mama Jung? Se-khawatir itu kah Doyoung pada keadaan Yerin?

Doyoung benar-benar menyayangi Yerin, tapi..... Hanbin juga masih menyayangi gadis itu.

Lisa menepuk pundaknya. Gadis itu menatap seolah tahu apa yang dirasakan oleh Hanbin.

Hanbin tersenyum, senyum yang mengisyaratkan ia baik-baik saja. Meskipun tidak dengan hatinya yang bimbang.

"Doy," untuk sekian lamanya, Hanbin memanggil Doyoung dengan suara rendahnya.

Doyoung menoleh pada Hanbin yang menatap lurus pada Yerin.

"Gue masih sayang Yerin," ujarnya tulus.








































Ekhem.
ToBeContinue 🍎

3 Pangeran KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang