3PK*36

104 29 10
                                    

Maaf jika banyak typo 🍎








3PANGERANKIM



"Huh...." Helaan nafas dan rokok ditangannya menandakan pemuda ini sedang tidak baik-baik saja.

"Gue harus gimana?" Gumamnya mendongak, menatap langit yang berwarna oranye indah itu.

Sebentar lagi malam, tetapi ia masih berada di sana.

Kesalahan dua hari lalu membuatnya jadi seperti ini. Kejadian yang tak sengaja itu membuatnya kepikiran. Bagaimana jika ia lepas kendali? Bagaimana jika masa depannya terancam?

Ia ingat betul bagaimana ia terbangun dengan seorang gadis cantik yang tak ia kenal. Apalagi saat itu mereka sama-sama tak memakai apapun.

Dan karena ia panik, dirinya pun pergi begitu saja.

"Taehyung?"

Suara itu membuatnya menoleh. Ditatapnya gadis yang kini juga sedang menatap dirinya. Rokok yang tadi berada diantara jari-jarinya kini ia injak.

"Sendirian?" Tanya Taehyung dan dibalas gelengan oleh lawan bicaranya.

"Kelihatannya lagi nggak baik-baik saja. Kenapa?"

Gadis ini peka sekali. Taehyung tersenyum.

"Gue boleh peluk?" Taehyung menatapnya dalam.

"Huh?"

"Gak boleh ya?" Taehyung menunduk.

Gadis itu, Jung Yerin langsung memeluknya tanpa aba-aba. Dan tentu saja Taehyung membalasnya. Pemuda itu menyembunyikan wajahnya sembari menghirup aroma rambut Yerin yang wangi.

Oh... bolehkah Taehyung memiliki gadis ini saja? Taehyung merasa nyaman bersama gadis cantik nan manis ini.

Tanpa sadar, pelukannya mengerat. Membuat Yerin bingung, sebenarnya Taehyung ini kenapa?

"Yerin...."

Mendengar suara itu, Yerin segera melepaskan pelukannya dengan Taehyung.

"Ayo pulang" ujarnya dingin sembari menatap Taehyung dengan tajam.

"Doy,"

"Kenapa? Secepat itu Lo lupain ucapan Lo tadi?" Doyoung tersenyum miring. "Gue duluan," ujarnya kemudian berjalan pergi.

"Kenapa gak dikejar?" Tanya Taehyung.

Yerin hanya diam menatap punggung Doyoung yang mulai menjauh.

"Mau pulang bareng?" Tanya Taehyung lagi.

Yerin menggeleng. "Hati-hati," ujarnya kemudian berlari mengejar Doyoung.


3PANGERANKIM


Baru beberapa waktu lalu Doyoung merasa jika dirinya akan bahagia, tapi dalam sekejap hal itu membuatnya ragu.

Flashback

"Tumben Lo ngajakin gue keluar,"

Ini sudah seminggu semenjak Yerin menginap dirumahnya, dan hari ini tiba-tiba gadis itu mengajaknya ke taman.

"Pengen aja,"

Doyoung tersenyum, menggenggam tangan Yerin tanpa ada penolakan dari pemiliknya.

"Yer, bisa nggak kita lebih dari sekedar teman?"

Mereka berhenti berjalan, saling bertatapan.

Yerin tersenyum, kemudian menunduk. "Jujur, gue juga nyaman sama Lo," ujarnya pelan.

Doyoung tersenyum. "Terus kenapa kita gak jadian aja?"

Yerin mendongak, kembali menatapnya. "Gue belum bisa, tapi akan gue usahain buat cuma natap Lo, bukan cowok lain,"

Flashback end.

"Doy,"

"Udah selesai? Belum mulai aja Lo udah belajar selingkuh,"

"Doy, bukan gitu,"

"Apa?"

Yerin menghela nafasnya. Mereka belum memulai hubungan saja sudah seperti ini.

"Yer, gue cuma ninggalin Lo sebentar buat ngangkat telpon. Tapi dalam waktu yang sebentar itu juga Lo udah mulai cari yang baru-"

"Dengerin gue," potong Yerin.

"Gue nyamperin dia karena gue liat dia lagi nggak baik-baik aja, dia kelihatan kacau dan gue mencoba buat bantu dia-"

"Udahlah Yer, gak usah diterusin" Doyoung menaiki motornya.

"Lo mau tetep disini?" Ujarnya menatap Yerin.

Gadis itu menggeleng dan kemudian menaiki motor Doyoung.

Hening selama perjalanan. Bahkan ketika Doyoung mengantarkan ia pulang pun tak ada kata-kata apapun yang keluar dari mulut keduanya.

Setelah mengantarkan Yerin pulang, Doyoung langsung melajukan motornya dengan cepat. Untungnya jalan sedang sepi, jadi ia bisa sampai di rumah dengan selamat.

"Huh!" Doyoung menghempaskan tubuhnya pada kasur empuknya.

"Gak seharusnya gue semarah ini." Ia mengusap wajahnya kasar.

"Harusnya gue bisa lebih sabar," Doyoung bangkit dari acara berbaringnya.

Ia mengambil ponselnya, kemudian mencari nomor Yerin.

"Halo?"

"Mau martabak gak?"

"Doy.."

"Mau nggak? Mumpung gue mau ke rumah Lo nih,"

"Tapi Lo kan baru balik tadi, kok-"

"Gak boleh?"

"Boleh kok"

"Oke, tungguin gue,"

"Hati-hati ya,"

Tanpa menjawab, Doyoung segera mematikan panggilannya. Ia kembali mengambil kunci motornya dan bergegas keluar.

"Mau kemana?" Tanya sang ibu.

"Pergi bentar,"

"Eh-"

"Dadah ma..." Ia melambai kemudian pergi tanpa mendengarkan ibunya dahulu.





























ToBeContinue 🍎

3 Pangeran KimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang