Bulan-bulan penuh kenangan.
Hari ini hujan tepat saat aku tidak berada pada atap yang selalu melindungiku setiap harinya. aku masih sedang dalam perjalanan hingga harus meneduh agar tidak kehujanan. Jujur aku takut sakit meski hanya demam dan flu, bagiku itu sangat berat jika bukan kamu yang mengingatkan ku untuk sekedar istirahat dan minum obat.
Aku ingin memberi tahu dirimu jika aku duduk dengan beberapa orang yang juga ikut meneduh. Aku tidak sendiri meskipun merasa sepi karena yang berada di sini bukan dirimu.
Apa kamu juga sedang berada di luar rumah saat ini? dan apa kamu juga sama sedang meneduh seperti diriku? tebakanku mengenai kamu yang tidak menyukai hujan itu apa benar adanya? sebenarnya aku ingin kamu menjawab, tapi sayang untuk bertanya pun aku tidak bisa. Jadi kamu mana bisa tahu?
Menyenangkan rasanya melihat orang-orang berlarian untuk meneduh, ada salah satu yang membuatku menarik kedua sudut bibirku. Aku tersenyum karena bayangan tentang kamu dan hujan seketika berkeliaran di benakku.
Sewaktu sekolah dulu kamu selalu berjalan dengan santai menerobos hujan dengan menggunakan jaket abu kesayanganmu itu, kamu memakainya di atas kepalamu hingga menutupi jambulmu.
Aku merindukanmu. Sungguh.
Aku yang tak pernah sekalipun ketinggalan untuk memperhatikan setiap gerak-gerikmu di balik jendela kelas yang selalu kamu lewati.
-25 September 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Monologku
Short StoryUntuk kamu yang mustahil untukku miliki. Ini hanya sebuah monolog yang sebenarnya tidak penting untuk kamu ketahui. -28Agus22 -28Agus23