02 - Mall

94 72 70
                                    

Haloo!!!

Follow dulu dong kakaa!

Votenya juga jangan lupa ya!

Promosiin dong cerita ini biar rame~

Semoga kalian suka yaa sama cerita aku ^^

Awal-awalnya si emang agak bosen, tapi ntar ditengah part dijamin greget!!

Okayy happy reading!

* * *

Elano disebuah gedung elite yang bertuliskan 'SMA PRAJA BAKTI'

"Okeh Pa, Haru pamit dulu ya! Assalamualaikum," Pamit Haruka sambil mencium tangan Elano.

"Wa'alaikumsalam. Eh tunggu dulu!" Balas Elano menahan tangan putrinya.

"Kenapa Pa?"

"Cium dulu dong Papa gantengnya."

Tanpa ragu, Haruka langsung mencium pip kiri dan kanan Papanya. Kemudian Elano balas dengan mencium kening putrinya.

Setelah selesai pamit, Haruka berjalan menuju sekolahnya. Ia susuri lorong demi lorong kemudian berhenti didepan ruang kelas yang tertulis '11 IPA 2'

"Met pagi epribadeh!" Teriak Haruka seraya mendudukkan bokongnya di kursi tempat ia duduk.

Semua murid yang ada didalam ruangan itu hanya diam tak menyahut dan sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Yaa... karna mereka semua sudah ter-BIASALAH dengan kehebohan gadis itu.

"Lo tau ga si-"

"Engga," Potong Haruka bernada santuy.

"Kebiasaan! Gue belom selesai ngomong di terobos mulu,"

"Hehehe... iya-iya mau ngomong apa?"

"Lo tau ga si, dari dulu gue pengen banget nyabut pita suara lo. Trus gue robek tu mulut lo. Pliss deh, sehari aja lo tu ga usah banyak bacot bisa ga sih?!"

"Ga bisa keknya." Jawab Haruka seraya menyilang kan kedua tangannya didepan dada.

"Gue janji kalo lo sehari aja ga banyak omong. Gue bakal nyapu semua pasir di gurun pasir, trus gue bakal manisin semua air laut, sekalian gue pastiin kambing bernapas pake insang."

"Yaelah Rin, lo kaya baru kenal gue aja! Bukannya lo udah biasa sama gue? Sejak kelas 2 SD kan?"

"Ya mangkanya itu! Udah bertahun-tahun gue nahan telinga gue supaya ga pecah. Rumah siput gue rasanya udah retak ga tertolong, tau ga?!"

"Mana gue tau markonah! Lo ga pernah bilang,"

"Bodok ah, cape berdebat sama lo. Ga bakal ada ujungnya. Btw mana PR IPA lo? Biasalah!" Ujar Karin seraya mengedipkan sebelah matanya.

"Emang ye lo! Tadi marah-marah, sekarang aja baik-baik kalo ada maunya." Ujar Haruka meledek orang yang duduk di samping kursinya.

Yah. Orang yang duduk di samping Haruka adalah sahabatnya. Karina Ardyansyah. Mereka sudah akrab sejak duduk di bangku SD. Entah itu kebetulan atau apa, yang jelas mereka selalu saja sekelas dan pastinya satu sekolah.

"Hehehe... ehh, hp lo apa kabar?" Tanya Karina sambil fokus menyalin jawaban PR IPA dari buku Haruka.

"Alhamdulillah rusak si,"

"Loh, kok Alhamdulillah?"

"Trus gue bilang Masyaallah?"

"Ya ga be-gi-tu juga lah Asep! Maksud gue, bokap nyokap lo ga marah gitu?"

"Ngak, tadi si bokap gue transfer uang gitu ke rekening gue buat ganti hp gue itu."

"Berapaan?"

"5M"

"Serius lo?! Wahh gilak!"

"Yaiyalah, siapa dulu dong!"

"Anjay gue lupa. Lo kan anak gembel yang tinggal di kolong jembatan deket lampu merah itu kan?"

"Serah lo! Eh, entar temenin gue ke mall gitu yak pulang sekolah,"

"Ngapain?"

"Iya entar gue traktir."

"Siap my Queen, hehehe... tau aja lo."

Ayah Karina bekerja di salah satu perusahaan milik Elano. Sebab itu pula Haruka bisa berteman dekat dengan Karina.

Jam menunjukkan pukul 13.30. Bel sekolah berbunyi menandakan sudah waktunya pulang sekolah.

Haruka dan Karina langsung capcus menuju mall seperti yang dijanjikan tadi.

"Non, mau saya temani belanjanya?" Tanya pak Reno, supir pribadi Haruka sambil membukakan pintu mobil untuk dua gadis itu.

"Engga usah pak, Haru belanjanya sama Karina aja,"

"Oh, yaudah non, nanti kalo udah selesai telpon saya aja biar saya jemput non,"

"Oke pak, nanti Haru terlpon kalo udah selesai."

"Eh, lo lupa? hp lo kan udah innalilahi," Timpal Karina sedikit menyenggol lengan Haruka.

"Oh iya, maklum faktor umur!"

"Iya, lo kan udah ninik - ninik!"

"Oh ya pak, baru aja ingat, hp haru rusak pak. Gimana dong?"

"Oh, kalo gitu pake hp non Karina aja," Saran pak Reno.

"Nah iya! Bol-"

"Hp Karin juga rusak pak!" Potong Haruka.

"Heh! Hp gue masi sehat wal'afiat ya!" Bisik Karina tak terima.

"Udah lo diem aja!" Tegas Haruka.

"Hmm... kalo gitu non siap belanjanya sekitar jam berapa?"

"Jam 4 sore lah pak, hehehe"

"Oke, nanti sekitar jam 4 saya kesini lagi ya non," Ujar pak Reno yang dibalas dengan anggukan Haruka dan Karina.

Tak lama setelah Pak Reno pergi, dua gadis itu langsung berjalan masuk kedalam gedung besar tersebut.

"Lo bener-bener ya! Hp gue masi bagus begini dibilang rusak. Dasar laknat!" Kesal Karina kepada gadis yang di gandengannya.

"Tapi kan emang nyatanya rusak. Lo liat itu layarnya udah retak gitu!" Balas Haruka tak mau kalah.

"Astaghfirullah, ini cuma layarnya doang. Tinggal ganti anti gores doang ini mah. Nih ya, saran gue lo jangan terlalu boros deh. Emang si uang lo segunung, tapi jangan dibuang-buang juga. Hemat sikit dong. Lo harus belajar nabung sejak sekarang!" Omel Karina panjang lebar.

"Iya ibu negara. Lagian uang tabungan gue udah banyak kok. Hehehe,"

"Iya, sultan mah beda! Eh eh, kesana yok, gue lagi pengen baca novel gitu." Ajak Karina menunjuk tempat yang ia maksud.

Tanpa babibu, mereka langsung menuju tempat tersebut sambil sedikit berlari. Namun saat ditengah jalan, seorang pria tak sengaja menyenggol tubuh Haruka sehingga gadis itu jatuh terduduk.

"Eh kampret!" Sentak Haruka kaget saat dirinya terjatuh.

"Eh maaf, gue ga sengaja. Sini gue tolong," Kata cowok itu sambil mengulurkan tangannya.

"Ah iya," Balas Haruka menyambut uluran tangan cowok itu.

Namun tiba-tiba tangan Haruka ditepis oleh Karina.

"Gosah pegang-pegang, korona!" Ketusnya.

* * *

VOTE NYA DONG KAK!

KOMENNYA JUGA JANGAN LUPAA!

(≧▽≦)

ZEL [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang