15 - Jadian!

64 62 47
                                    

• • •

"Har, lo udah sadar?" Tanya Gavin melihat gadis itu mulai membuka matanya perlahan.

"Belom, masi tidur gue." Jawab Haruka bangkit dari tidurnya.

"Lagi sakit masih sempat-sempatnya bercanda," Ujar Azka ikut serta.

"Kok dingin banget disini ya?" Ucap gadis itu. Terlihat jelas bahwa tubuhnya bergetar seperti orang kedinginan.

"Siang bolong begini lo bilang dingin. Makin aneh candaan lo," Balas diana terkekeh.

"Coba sini tangan lo," Pinta Edgar lalu menggenggam tangan Haruka.

"ASTAGHFIRULLAH, DINGIN BANGET TANGAN LO, HAR!" Sentak cowok itu kaget saat merasakan dinginnya suhu telapak tangan gadis itu.

"Kaki lo juga dingin banget, Har!" Sentak Diana baru saja mengecek suhu telapak kaki sahabatnya itu.

"Har, muka lo pucat banget!"

"Har, lo mimisan lagi!"

"Har, badan lo makin panas!"

"Har, suhu tubuh lo meningkat!"

"Har, lo ga papa kan?"

"SEMUANYA BISA DIEM GA SI-"

Bruk

Gadis itu kembali pingsan dengan keadaan yang memprihatinkan. Tubuh kedinginan, muka pucat, suhu tubuh meningkat dan mimisannya.

"Ini ga bisa dibiarin, kita harus bawa dia ke rumah sakit!" Usul Rafa dibalas dengan anggukan semuanya.

"Kita harus hubungi orang tuanya dulu," Tambah Zero tegas.

"Biar gue yang telpon," Balas Diana mengambil ponselnya lalu dengan sigap ia menghubungi orang tua sahabatnya itu.

Setelah perbincangan yang memakan waktu kurang lebih 1 menit dengan Hinata via telepon, seluruh anggota inti Sheron dan Diana membantu mengemas barang-barang Haruka untuk dibawa ke rumah sakit. Terkecuali Alvaro, ia sibuk membersihkan darah dari hidung gadis itu.

Dan soal Pak Ridwan, ia bahkan tidak menampakkan batang hidungnya sedari tadi.

Pak Ridwan bukan hanya dikenal sebagai guru yang garang, ia bahkan sering menghukum siswa hanya karena hal sepela. Dan tentu saja hukumannya diatas batas wajar. Tak jarang ia menghukum siswa dengan cara main fisik.

Kenapa ia tidak di pecat saja oleh kepala sekolah? Yaa... Karna sekolah mereka hanya memiliki satu guru Fisika. Jadi sangat tidak memungkinkan untuk memberhentikannya.

Terdengar suara helikopter menggelar di seluruh penjuru Bumi Perkemahan Sriwijaya. Dan tentu saja itu mengundang banyak sorot mata untuk berkerumun melihat apa yang tengah terjadi.

Terlihat dari sana ada Elano, Hinata, Faisal, dan juga Daniel, Ayah Alvaro. Daniel kok bisa ikut? Karna sebelum Diana menelpon Hinata, ia tengah berada dirumah Elano untuk membicarakan bisnis mereka. Bisa dibilang Daniel adalah rekam bisnis Elano.

"Dimana Haruka, Na?" Tanya Hinata panik kepada Diana.

"Ada di posko kesehatan tante," Jawab Diana lalu menuntun mereka semua menuju posko kesehatan tempat Haruka berada.

"Haru!" Teriak Hinata menatap putri semata wayangnya. Terlihat dari sana matanya berkaca-kaca saat melihat keadaan putrinya.

"Siapa yang buat Haru jadi seperti ini?!" Sentak Elano menatap sekelilinya penuh amarah.

"Al, apa yang terjadi? Kenapa Haruka bisa pingsan kaya begini?" Tanya Daniel pada sang anak.

Tanpa berpikir panjang, Alvaro langsung menceritakan sebab akibat mengapa Haruka sampai terbaring pingsan dengan keadaan seperti itu.

ZEL [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang