• • •
"Cieee... Yang baru jadian! Gue ditinggal jomblo sendiri gimana dong?! Lo ama Diana laku banget sih. Tipsnya dong kaka!" Beo Karina via panggilan video.
"Diem deh, ga usah ngeledek! Salah lo sendiri ga laku-laku. Hahaha..." Balas Edgar. Yap! Edgar ada bersama Haruka saat ini.
"Aduhh... Pawang lo serem amat! Gue tutup yaa,"
"Eh! Jangan, jangan! Jangan di-" Belum sempat Haruka melengkapi kalimatnya, sudah lebih dulu sambungan telepon itu ditutup oleh Karina.
"Arrghh! Gara-gara lo nih! Padahal gue masih mau ngobrol sama Karina!" Bentak Haruka pada cowok yang sudah resmi menjadi kekasihnya saat ini.
"Dih... Dianya aja yang baperan, sok ngambekan!" Balas Edgar tak mau kalah.
"Heh! Gue peringati ya, kalo lo ngebentak Karin apalagi sampai apa-apain dia, liat lo! Gue bakal lipat muka lo! Habis lo ditangan gue!" Omel gadis itu berwajah tajam.
"Hmmm... Oke deal. Berarti kalo gue apa-apain lo ga papa, kan?"
"ENGGA GITU KONSEPNYA BEGO!" Sentak Haruka. Spontan pipinya merah padam.
"Oh ya, udah malem. Lo ga pulang?" Tanya gadis itu meletakkan ponselnya diatas nakas.
"Kalo gue pulang lo sama siapa dong?"
"Bentar lagi mama papa datang kok,"
"Hmm... Yaudah, gue pulang ya. Sekalian mau beres-beres barang gue di tempat camp. Ga niat lagi gue ikut camping!"
"Hahaha... Iya iya, gue paham."
Setelah pamit pada gadis itu, Edgar langsung berjalan keluar dari ruangan tersebut kemudian berjalan keluar dari area rumah sakit.
Tak lama sesudah cowok itu pergi, kedua orang tua Haruka masuk kedalam ruangannya.
"Oh ya, kata dokter kamu udah boleh pulang." Ucap Elano membelai rambut putrinya.
"Bagus! Buruan kita pulang pa, Haru bosen disini terus!"
"Kamu serius udah baikan?" Tanya Hinata tampak khawatir.
"Udah ma, ayo pulang!"
* * *
3 bulan kemudian Haruka kembali menjalani kehidupannya dengan normal seperti sediakala. Begitupun hubungannya dengan Edgar.
|Disekolah|
"Lo berdua mau ya nginep dirumah gue? Seminggu aja! Pliss deh... Gue sendiri, ga ada temen." Pinta Haruka pada kedua sahabatnya.
"Kenapa emang?" Tanya Diana datar berusaha fokus pada game yang tengah ia mainkan.
"Bonyok gue bakal pergi ke kampung,"
"Ke Jepang?" Tanya Karina singkat sambil menyalin kunci jawaban MTK dari buku Haruka.
"Kenapa lo ga ikut? Itu kan jauh,"
"Ga dibolehin, minggu depan kan kita ujian semester. Gue disuruh fokus belajar,"
Kampung Haruka di Jepang? Benar! Lebih tepatnya di Tokyo. Hinata, ibu Haruka merupakan penduduk asli warna negara tersebut.
Kali pertama Hinata bertemu dengan Elano saat ia berlibur ke Indonesia. Elano membantunya saat ia tersesat tak tau jalan pulang menunju penginapannya. Saat itulah kali pertama mereka bertemu.
Setelah menikah, keduanya memutuskan untuk menjalani kehidupan rumah tangganya di Indonesia. Oh ya, ibu Haruka itu mualaf! Singkat cerita wanita itu tertarik dengan Islam saat mendengar Elano melantunkan ayat suci Al-Quran. Dan juga diantara seluruh keluarga Hinata, hanya ia yang mualaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEL [ON GOING]
Teen FictionBerawal dari hal tak terduga, berakhir dengan cara tak terduga. [ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ]