8.1k
San tidak menyadari kelima kalinya ia memakai hoodie Yunho hingga pemiliknya sendiri yang menunjukkannya. Ceritanya seperti ini:
Di sela beberapa hari antara tragedi selang air hingga sekarang, San mengurung dirinya di kamar. Berkutat dengan layar ponsel maupun laptop demi mencari kontak perusahaan yang membuka lowongan untuk mahasiswa. Tentu San tidak sendirian berusaha, ada teman kelompok kerja praktiknya juga. Dari mencari kontak, menyusun proposal kerja praktik, serta mempercantik resume sebagai impresi pertama mereka.
Iya, San mengurus persoalan kuliah di waktu yang seharusnya ia pakai untuk jauh-jauh darinya. Ia tidak senang sama sekali dengan situasi ini.
Sejauh ini mereka hanya mengirimkan satu proposal ke salah satu perusahaan konstruksi, via kontak keluarga temannya, namun San agak pesimis dengan hasilnya karena banyak kelompok lain yang juga melamar ke sana. Sepanjang hari, dirinya benar-benar mencari kemungkinan perusahaan lain sehingga tidak benar-benar memerhatikan masakan apa yang ibunya masak hari itu maupun pakaian yang ia pakai. Seluruh pesan dari Wooyoung saja ia abaikan, apalagi grup mereka berlima. Saat malam tiba, ketika San sudah kembali berbaring di kasurnya, puluhan notifikasi dari mereka baru ia hiraukan.
Iya, San sering mengacuhkan keadaan sekitarnya jika sedang berfokus pada tugas kampus (testimoni dari teman kampusnya).
Hingga empat hari kemudian ia diomeli oleh Yeosang lewat telepon. "Kamu gak baca grup komplek? Mau nganggurin Pak Kim berapa hari lagi biar gak jadi turun uang undangannya?" omelnya dengan nada agak ketus.
San berusaha tidak memasukkannya ke hati karena ia terlanjur kaget disambar langsung seperti itu. Butuh sedikit waktu untuk mencerna ucapan Yeosang. "Hah?"
Terdengar helaan nafas dari lawan bicaranya. "San, Pak Kim udah dua hari minta kamu ke rumahnya. Tadi pagi nanyain kamu lagi. Sebenernya Mingi juga bisa aja megang uangnya, tapi kayanya dia lebih sibuk. Kamu habis ngapain aja?"
Suasana hati San jadi tidak enak karena sudah menganggurkan salah satu petinggi komplek walau tidak disengaja. Tetap saja San merasa ia melalaikan salah satu tugas yang ia harus pertanggungjawabkan nanti. Bangkit dari duduknya, ia menjelaskan situasinya pada Yeosang sambil mengganti mode laptopnya menjadi mode tidur. Yang di ujung sambungan telepon hanya bergumam mengiyakan, mengerti dengan keadaan San. Begitu sambungan telepon terputus, San sudah berada di luar pintu pagar rumah dan berlari ke arah rumah Pak Kim yang jaraknya cukup dalam dua menit berlari.
Yang tidak sempat San perhitungkan saat dirinya mulai berlari adalah bahwa hari ini merupakan salah satu hari di musim panas di mana langit jauh lebih gelap dari biasanya. Ada angin cukup kencang berhembus dan menyebarkan suhu yang cukup dingin dibanding biasanya. San hanya bisa bersyukur hari ini ia memakai pakaian bertudung karena rintikan air hujan sudah mulai turun. Aroma lembab tercium oleh San, wangi khas yang menandakan hujan akan terjadi dalam waktu yang lama.
"Ah, kenapa mau hujan sih?"
Malang baginya karena rintikan gerimis itu mulai berubah menjadi bulir air hujan. San dapat merasakannya walau berbalut hoodie karena sambil berlari, tetesan air hujan juga terasa jatuh lebih kencang mengenai kulit wajahnya. Padahal tinggal satu menit berlari lagi, San akan sampai di rumah Pak Kim. Namun terpaksa San memutuskan untuk berteduh di salah satu pos yang dekat dengan rumah kepala komplek ini demi menghindari lebih basahnya seluruh pakaiannya.
Iya, San lebih sayang dengan ponselnya dan rela menunda pertemuan yang telah ia tunda dari dua hari yang lalu.
Pos itu memiliki dinding yang terbuka, satu meja kayu kecil dan tempat duduk yang menyatu dengan dinding, berbahan ubin lantai. Dalam situasi hujan berangin seperti ini pun tidak dapat membantu San terhindar dari tetesan air hujan. San memunggungi arah datangnya angin sambil mengambil ponsel dari sakunya, dengan maksud mengetik permintaan maaf ke kontak milik Pak Kim dan berkata kalau ia akan segera datang setelah hujan reda.
KAMU SEDANG MEMBACA
My town is coming alive ; yunsan
FanfictionSan kembali ke rumahnya pada liburan musim panas dan dihadapkan dengan suatu tensi romansa di antara teman-teman masa kecilnya. Walau begitu, sedikit suka sama teman itu wajar kan, ya? Begitu sih San kira awalnya. (Tapi dunia suka bercanda, apalagi...