The night I love you alone (1)

276 39 11
                                    

4.9k

Dengan habisnya seluruh bunga yang dibagikan kepada orang-orang umum dalam rentang dua hari, San bisa beristirahat karena akhirnya tugasnya sudah selesai. Pada malam festival, ia hanya tinggal bersenang-senang saja. Sejujurnya ia cukup cemas namun juga senang karena malam yang ia tunggu-tunggu ini akan datang.

Melihat jalanan besar komplek yang akan ditutup dan dijadikan tempat festival, di kota yang tidak terlalu besar ini, San mungkin bisa berharap yang datang ke festival ini banyak. Seratus orang minimal, jika semua orang yang menerima bunga darinya akan datang. Bagaimanapun juga, San juga mengambil andil pada persiapan acara ini, sehingga ia berharap segalanya berjalan lancar.

San berkali-kali mengajak Mingi berbicara soal rencananya pada malam itu dan apa yang akan mereka lakukan setelahnya. Namun, rasanya kesempatan mereka untuk membicarakan ini selalu saja terhalang. Kebanyakan dari Mingi, entah ia sedang disuruh-suruh oleh BBA, latihan di stadion, atau latihan tari bersama kuartet lainnya. Bukan karena sengaja menghindari. San tahu sekali nada memelas Mingi yang memohon maaf karena memang tidak bisa.

Jadi San hanya menunggu.

Sisa waktu ini San habiskan dengan menonton latihan tari kuartet Sunny, mengganggu Yeosang, memenangkan kembali afeksi kucingnya, membantu Chaeryeong membuat mahkota bunga imitasi (yang rencananya ingin ia bagikan untuk anak-anak kecil di festival), menjadi kelinci percobaan resep apapun itu yang ingin Wooyoung bawa ke tendanya, dan kembali membantu ibunya merawat kebun di rumahnya. Sepertinya tukar ilmu antara ibunya dengan Tante Jeong membawakan hasil, terlihat dari daun yang terlihat lebih hijau dan segar daripada pertama kali San datang. Dan juga, bunga-bunga di kebunnya sudah bermekaran.

Melihat bunga di kebun itu membawa San kembali ke sore di depan gerbang komplek, ketika sebuah mahkota bunga membawa ia dan Yunho berhadapan dengan dinding emosi mereka masing-masing.

Mungkin San sesekali mengusap pipi Yunho dengan ibu jarinya, pelan, lembut, dan berhati-hati karena ia sangat takut. Takut salah langkah, takut salah gerakan, takut salah ucap. Sebentar, lama, San tidak tahu berapa lama mereka berada di posisi itu. Hingga Yunho membuka matanya kembali ketika mendengar suara keras Mingi yang sedang membagikan bunga undangan, beberapa langkah dari tempat mereka. Diberikannya sebuah senyuman tertahan kepada San, sebelum bangkit dan pergi lebih dahulu dari gerbang komplek. San hanya bisa berdiri, merasa bodoh, dadanya agak sesak menatap punggung Yunho yang semakin menjauh.

Tidak tahu sudah seberapa sering San melamun memikirkan hal itu sambil menyirami bunga. Kalau tiba-tiba ibunya mengomel soal tagihan air yang naik bulan ini, San juga tidak akan bisa membela diri.

Selain itu, ketika mereka bertemu pun tidak ada yang mengungkit soal sore itu sama sekali. Seakan-akan tidak pernah terjadi. Dan juga Yunho jadi sering mengajaknya mengobrol. Seperti suasana hatinya menjadi jauh lebih baik dibanding hari-hari sebelumnya. Membuat San super bingung, tetapi juga tidak bisa dipungkiri kalau hatinya girang. Rasanya kecanggungan di antara mereka perlahan-lahan mencair dan membuka lebih lebar celah kesempatannya kembali dekat pada Yunho.

Tetap saja, ia tidak tahu di mana posisinya sekarang dalam hubungannya dengan Yunho. San hanya bisa menenangkan dan meyakinkan dirinya sendiri kalau mereka tidak apa-apa.

Omong-omong soal progres latihan keempat orang yang akan tampil itu, Wooyoung tiba-tiba menyarankan untuk mereka memakai kostum berkonsep retro. Retro dan musim panas memang kombinasi yang aneh, tapi pada dasarnya lagu yang akan mereka tarikan begitu konsepnya. Pada akhirnya pun mereka meminjam beberapa kostum dari si kembar Son, karena Dongju masih menyimpan beberapa pakaian dari salah satu pertunjukkan teaternya dengan konsep yang sama.

Hingga tiba di petang menuju malam hari festival dilaksanakan. San berdiri di samping Yeosang, di bawah spanduk yang menjadi tanda pintu masuk festival komplek mereka, untuk menemani temannya yang membagikan tiket dalam bentuk stempel tinta. Sepanjang jalan, cukup ramai dengan stan makanan dan mainan seperti ada di pasar malam. Di ujung jalan di dalam festival, terdapat panggung kecil-kecilan yang mana Pak Kim dan mungkin anggota BBA lainnya akan menyampaikan ucapan pembukaan.

My town is coming alive ; yunsanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang