7.1k
Setelahnya, mereka menghabiskan waktu yang tersisa untuk merangkai rencana liburan kecil itu hingga Yunho menelponnya, memberi tahu bahwa ia dan Yeosang sudah ada di depan stadion. San telat menyadari kalau tujuan awalnya tadi tidak tercapai karena ia sibuk meladeni curhatan Mingi.
Jadi San beralih menanyakan rencana yang dimaksud Wooyoung kepada Yeosang, karena Yeosang itu serba tahu dan tebakannya selalu benar.
"Tenang, dia udah ada rencana," balas Yeosang ketika mereka berdua berjalan lebih lambat daripada Mingi dan Yunho, yang sedang membeli tiket masuk kolam berenang.
San kecewa dengan jawaban yang dia dapatkan, menyangka kalau Yeosang juga punya keterlibatan dalam rencana Wooyoung. "Ya, aku tahu kalau itu. Tapi rencananya kaya gimana? Aku mau tahu juga," ucapnya dengan agak memaksa, menggoyang-goyangkan lengan Yeosang.
Yeosang menggeleng kuat. "Gak, kamu fokus aja sama Yunho." Cemberut di wajah San semakin terbentuk. "Ini titah dari Woo, sudah disetujui sama aku."
Yeosang orangnya memang tidak mudah luluh, apalagi kalau hanya dihadapkan dengan rengekan dari San. Dia masih mantap ketika melanjutkannya dengan, "Dia bilang mau berusaha sendiri dulu."
San mengingat kembali saat Wooyoung menyuruhnya untuk duduk dan menunggu hasilnya saja. Tetapi, San merasa resah jika ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantunya. Terlebih, sepertinya kini Wooyoung lebih percaya pada Yeosang dibanding dirinya sekarang (setidaknya untuk urusan ini).
"Lah, terus kenapa harus kamu setujui?" tanyanya masih sedikit merengek, menyembunyikan nada kecewanya.
Yeosang mengangkat bahunya. "Aku itu penasihat spesial," jawabnya dengan pongah, membuat San ingin sekali menyikut tulang rusuknya keras-keras.
"Cih," decak San melepaskan kaitan tangan mereka dan melipat kedua tangan di depan dadanya.
Mereka berdiri berhadapan masih di sekitar pintu masuk gedung kolam renang. San tidak ingin mengalah karena Yeosang-lah kesempatan terakhirnya untuk mengetahui apa yang ingin dilakukan Wooyoung. Tetapi oknumnya sendiri kelihatan terhibur dengan aksi mengambek San itu. Dia bahkan tidak berusaha untuk menyembunyikan senyumannya.
Ketika Yeosang berjalan duluan tanpa menanggapinya, San memanggilnya lagi.
"Yeosaaaang."
Kini gantian Yeosang yang berdecak, raut wajahnya menjadi lelah dan akhirnya menarik San masuk.
"Bukannya Woo mau mengecualikan kamu, San," ucapnya menengahi. "Dia cuman mau kamu habisin waktu sama Yunho, habisin waktu yang kelewat gara-gara sandiwara kalian itu. Kupikir itu bukan ide yang buruk."
San membulatkan mulutnya, takjub menerima informasi baru itu. Niatan Wooyoung untuk menjauhkannya dari urusan hubungannya itu membuat suasana hatinya menghangat. Yeosang melihat reaksi dari San dengan seksama sebelum melanjutkan lagi. "Selain itu, dia juga mau ngurus hal dengan Mingi sendirian."
Lalu, tangannya merangkul dan menepuk-nepuk pundaknya. "Dia bakal ngomong ke kamu pada waktunya, oke? Aku tebak gak butuh waktu lama sampai dia nyerah dan ngasih tau kamu. Jadi gak usah ngambek lagi. Aku juga setuju soalnya lebih baik kamu pakai waktu buat baikan sama Yunho dibanding mikirin mereka."
"Aku udah baikan...," gumamnya menyangkal, yang langsung dibalas super datar oleh Yeosang.
"Kamu ngerti kan maksudku, San?"
Penekanan pada setiap kata dari pertanyaan Yeosang itu, seolah menyuruhnya untuk terima nasib saja. "Tapi tetep, aku gak mau ketinggalan...," gumamnya mencoba peruntungan terakhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My town is coming alive ; yunsan
FanficSan kembali ke rumahnya pada liburan musim panas dan dihadapkan dengan suatu tensi romansa di antara teman-teman masa kecilnya. Walau begitu, sedikit suka sama teman itu wajar kan, ya? Begitu sih San kira awalnya. (Tapi dunia suka bercanda, apalagi...