6.6k
Butuh dua puluh empat jam lain penuh keraguan sebelum akhirnya San bergegas pergi menemui Yunho, diawali dengan ibunya yang mengumumkan kalau Chaeryeong sedang mencarinya dari pintu depan rumah mereka.
San menghentikan kegiatannya sejenak, memikirkan alasan Chaeryeong yang tiba-tiba datang. San pergi ke pintu depan rumahnya, di mana ibunya sedang mengajak gadis itu mengobrol. Lebih kelihatan kalau Chaeryeong sedang menunjukkan ibunya sesuatu.
"Halo, Chaeryeong. Em, ada apa ya?" sapanya langsung bertanya. Kedua orang itu mengangkat kepala mereka. Ibunya langsung menyikut keras tulang rusuknya begitu San berdiri di sampingnya.
"Mama!" ringis San agak terkejut karena ternyata kuat juga tenaga ibunya. Sedangkan wanita yang paling tua itu pergi masuk ke dalam sambil tersenyum penuh tahu.
San menatap kepergian ibunya sambil bertanya-tanya. Ia memutuskan untuk mencari jawabannya dari Chaeryeong.
Gadis itu sudah tersenyum lebar juga, seperti ibunya, ketika San beralih kepadanya. "Halo kak," sapanya kembali dengan agak riang. Sesuatu yang ia tunjukkan ke ibunya tadi kembali diletakkan di paling belakang tumpukkan di tangannya, membuat San semakin penasaran. "Aku sudah cetak foto festival kemarin dari kameraku, terus mau kasih ini ke kak San. Sekalian mau minta tolong titip kasih ke kakak-kakak yang lain."
Chaeryeong memberinya beberapa lembar foto hasil tangkapannya. Hal pertama yang ia lihat adalah dirinya yang berdiri agak membungkuk, sedang mengecap stempel punggung tangan seorang anak kecil. San terlihat sangat senang, tersenyum dengan manisnya.
Senyuman di foto itu seakan-akan berpindah ke wajahnya dan San memandang balik Chaeryeong dengan penuh rasa berterima kasih. "Makasih loh, Chaer," ucapnya senang.
Chaeryeong membalas dengan sama riangnya. "Sama-sama kak San, hehe."
San memindahkan fotonya itu ke belakang tumpukan dan melihat Wooyoung yang sedang berpose foto di depan gerbang festival. Pada foto selanjutnya ada Yunho yang memegang kamera, matanya memandang jauh kepada sesuatu (dan jantung San berdebar karenanya). Mingi dengan senyum gusinya saat sedang tertawa. Ada Wooyoung lagi yang berpose dengan Tante Jung di dalam tenda makanan mereka, sama-sama memakai apron dan berangkulan dengan sangat manis.
Persamaan dari semua foto tersebut adalah ekspresi yang menikmati malam festival terpampang di wajah mereka.
San membalik ke foto berikutnya dan ia menahan nafasnya. Ia terbelalak dan sekejap langsung mengangkat tatapannya kepada Chaeryeong, yang kini sedang tersenyum sangat puas karena sudah menunjukkan foto itu kepadanya.
San hampir lupa. Gadis itu mengambil fotonya dengan Yunho, di saat yang lain sedang sibuk berpose di depan gerbang festival dan ketika ia masih berpikir bahwa malam tersebut akan berjalan dengan sangat baik.
Foto yang berada paling atas kini itu benar-benar membawa balik suasana riuh hangat festival dan antusiasme yang terbangun berhari-hari menuju malam itu. San ingat Wooyoung yang sedang membanggakan kostumnya, mengajak kuartet tarinya untuk berfoto, Yunho dengan kameranya, dan kumpulan penonton yang menonton pertunjukan mereka serta lautan pujian akan kuartet tersebut yang San dengar sepanjang berjalan di festival.
San ingat Yunho yang mengikutinya ke meja tempat ia melakukan stempel tangan kepada pelanggan. San ingat mengecap stempel itu sendiri ke tangan Yunho, dua kali. San juga ingat Yunho yang iseng mengambil fotonya sebelum-
Matanya terfokus kembali pada foto di hadapannya.
San yang berpose membentuk huruf V dengan dua jarinya, berseri-seri ke arah kamera. Yunho dengan pakaian ala bodyguard-nya malam itu, berdiri tepat di samping San, kepalanya dimiringkan seperti akan bersandar pada kepala San. Bibirnya mengerucut, selayaknya bagaimana Yunho sering berekspresi ketika berfoto -hal yang membuat dadanya seperti terpukul.
KAMU SEDANG MEMBACA
My town is coming alive ; yunsan
FanfictionSan kembali ke rumahnya pada liburan musim panas dan dihadapkan dengan suatu tensi romansa di antara teman-teman masa kecilnya. Walau begitu, sedikit suka sama teman itu wajar kan, ya? Begitu sih San kira awalnya. (Tapi dunia suka bercanda, apalagi...