02 ; Les Piano

567 362 734
                                    

꒰🌼꒱﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌꒰🌼꒱
  YELLOW LILY
꒰🌼꒱﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌꒰🌼꒱

SELAMAT MEMBACA

playlist [Fmv Renjun-Cinta]

10 November 2014

Pagi itu, suasana kota tidak terlalu cerah. Dengan rintik hujan yang sedikit demi sedikit mulai turun untuk membasahi bumi.

Delano— laki-laki tengah tersenyum, menatap sang Bunda yang tengah menyiapkan sarapan.

“Raka! Jisung! Ayah! Cepat turun untuk sarapan!" Taeyong memanggil sedikit keras.

Sebentar, apa Delano tidak dipanggil ya?

“Wah, ada makanan kesukaan Raka!" Itu suara sang Kakak.

“Sepertinya Bunda membuat makanan kesukaan kita semua!" Seru Jisung dengan semangat.

“Lihat! Ada makanan kesukaan Ayah sama Jisung juga,” sambungan dengan girang.

Sementara disisi lain, Delano menyimak semuanya dengan senyuman yang terpatri di wajahnya.

Menatap semua makanan yang ada di meja, sepertinya sang Bunda menyiapkan sarapan khusus hari ini.

Netra nya mencoba menelisik makanan yang ada di meja makan.

Senyum itu masih terus mengembang, binar kebahagiaan itu masih ada.

Tidak ada, sang Bunda sepertinya tidak menyiapkan makanan kesukaan Delano.

Tak apa...

Ini 'kan hanya makanan Delano...

“Bun dha, aph hah thi dhak adh hah ma kha nanh un thuk Dhe la nho?" [Bunda, apa tidak ada makanan untuk Delano?]

Jika dilihat lagi, sang Bunda hanya menyiapkan satu porsi untuk masing-masing. Tapi porsi di meja makan tidak ada yang lebih.

“Bahan makanan cuma ada segitu. Jangan manja!" katanya.

Ini 'kan hanya sarapan...

Delano nanti bisa makan waktu siang saja...

Tidak, Delano tidak meminta belas kasihan dari kalian.

Kenapa kalian yang ingin memberi nya makan? Delano saja tidak lapar, Delano kuat kok kata Ayah.

“Ayo sana berangkat. Ngapain kamu masih disini?" seru Bunda nya lagi.

“Iyh hah bun dhah. Dhe la nho bhe rangh kath dhu luh, nhan thih dhe la nho ndah daph hat bus!" [Iya bunda, Delano berangkat dulu, nanti Delano nda dapt bus!]

Meskipun begitu, senyum dan binar kebahagiaan di mata itu tidak pernah redup.

꒰🌼꒱﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌꒰🌼꒱
YELLOW LILY
꒰🌼꒱﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌꒰🌼꒱

Kaki nya berjalan menjauhi rumah. Berjalan menuju halte bus.

Tidak, Delano tidak pernah meminta untuk diantar oleh sang ayah ataupun kakak dan adiknya.

Surai itu sedikit bergoyang ketika ia berlari kecil menuju halte bus.

Jika diperhatikan, ia seperti tidak memiliki kekurangan apapun. Tapi, jika diperhatikan lebih dalam, punggung kecil itu sebenarnya sangat rapuh.

Beban yang ada pada pundaknya sudah melampaui batas.

Hari Sabtu, hari kesenangan Delano. Karena ia akan belajar piano dengan guru kesayangan nya. Yang selalu memberikan nya bunga ‘Lily Kuning'.

#1 [NOMIN] Yellow Lily ; on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang