Part 12

3.4K 349 12
                                    

Jungkook benar benar pusing dan bingung harus bagaimana saat ini. Jika sebelumnya dia bisa menerima nayeon walaupun belum mencintainya, tapi kali ini dia benar benar tidak bisa melanjutkan semua ini kedalam jenjang pernikahan.

Lisa. Tiba tiba dia teringat gadis itu dibenaknya. Kenapa bisa? Ah iya jadi kembali teringat kepada perkataan jisoo tempo hari tentang jungkook bisa memikirkan lisa sebagai calon istrinya. Dan sekarang dia sedang memikirkan itu.

"Tapi aku tidak boleh terlalu berharap lebih dengannya. Ditawari apartemen,uang dan semacamnyapun ditolak apalagi ditawari seorang istri bisa bisa dia langsung resign"

Jungkook jadi galau sendiri jadinya. Kalau memang itu terjadi lisa resign dia tidak bisa melihat wajahnya lagi dong. Eh kokk ups!!

Ia pun beralih menatap minju yang temgah tertidur dengan tenang di dalam box bayi. Seperti yang banyak orang katakan kalau saat ini minju sangat membutuhkan peran seorang ibunya dalam hidupnya.

"Andai saja ibumu masih hidup pasti saat ini kita menjadi keluarga yang sangat bahagia" Gumamnya.

Ngomong ngomong soal lily, semalam jungkook memimpikan dirinya. Didalam mimpinya lily menangis tersendu sendu. Entah kenapa malam tadi ia mendatangi mimpi jungkook dengan menangis biasanya dia selalu tersenyum. Namun setelah itu dia selalu bilang 'jaga minju baik baik'

Dia membawa empat tangkai bunga kehadapan jungkook.

"Ini bunga milikku, milikmu, milik minju dan milik saudaraku" Setelah itu lily memberikannya kepadaku kecuali yang punya dirinya. Dia membawa tangkai bunga miliknya pergi dan menyisakan tiga tangkai bunga yang sedang jungkook genggam.

Oh iya maksud ucapan lily milik saudaraku. Jungkook benar benar tidak mengerti setahu dia lily kan anak tunggal dia tidak mempunyai saudara. Lantas saudara siapakah yang disebut lily?

Drrrtt drrttt...

Jimintet is calling

"Hallo kenapa?"

"Ahh"

"Lo kenapa desah anjing!!"

"Weee wee jangan salah paham dulu. Gue bukannya mendesah tapi tangan gue kejepit pintu"

"Ya kirain. Kaget gue"

"Gila lo mana berani gue gituan"

"Btw lo mau apa nelpon malem malem gini. Ganggu tau gak?"

"Gabut aja sih sebenernya"

"Bener bener ya lo jim"

"Jang—"

Jungkook langsung mematikan telponnya.

.
.

Sepulangnya dari rumah jungkook nayeon langsung pulang ke rumahnya sendiri.

"Nay perkembangan hubungan kamu sama jungkook gimana? Ada kemajuan?" Tanya amber kepada putrinya itu.

Nayeon menghela nafasnya. "Kalau saja tidak ada minju si anak sialan itu pasti semuanya berjalan dengan lancar mih"

"Minju itu anaknya jungkook sama istrinya yang meninggal itukan?" Tebak amber.

Nayeon menganggukan kepalanya. "Iyalah mih. Siapa lagi kalau bukan anak siwanita yang sudah mati itu. Sudah mati pun keturunannya masih menyusahkan"

"Dia kan anak kecil nay, kok bisa jadi penghalang kamu sama jungkook?"

"Justru karena dia anak kecil mah. Mamah tau sendiri kan aku ini gak suka sama anak kecil, apalagi dia adalah anak kandung istrinya jungkook yang sudah meninggal!!" Nayeon sepertinya terbawa emosi.

Bunaa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang