Part 9

3.5K 359 14
                                    

Penjual balon itu tiba tiba mengeluarkan sebuah pisau dari saku celananya untuk mengancam lisa agar tidak terus mendekat kepadanya.

Penjual balon itu mulai mengarahkan pisaunya tepat disamping minju yang sedang ia gendong. "Jika kau terus mendekatiku maka aku akan membunuh anak ini sekarang juga" Ancamnya.

Lisa membelalakan matanya "Tidak. Jangan lakukan itu aku mohon"

"Lihat ini" Penjual balon tersebut semakin mengarahkan pisau nya keleher minju.

Lisa harus cepat cepat memikirkan cara agar minju jatuh ke tangannya sekarang juga. Ia tidak bisa meminta bantuan kepada siapapun karena tempat ini sangat sepi dan juga jolok.

"Mah sebelumnya tolong maaf kan aku kalo aku tidak selamat hari ini" Batin lisa. Ia melipat menyatukan kedua tangannya untuk berdoa.

Jujur saja lisa sangat takut dengan ancaman penjual balon itu tapi mau bagaimana lagi dia harus maju agar minju selamat.

Lisa mulai merebut paksa pisau yang dipegang penjual balon itu sampai minju tergonjang ganjing kesana kemari.

"Lepaskann!!!" Lisa berteriak

Dan sreettt

Pisau tersebut mengenai lengan lisa.

"Ahh" Lisa melihat lengannya berdarah akibat pisau tersebut.

"Ada apa tuh!!!" Beberapa warga menghampiri mereka.

Penjual balon tersebut langsung melempar minju dan kabur begitu saja, untungnya lisa masih bisa menangkap minju walaupun mereka berdua sama sama terjatuh.

Happ

"Huaaaaa" Minju menangis sangat kencang.

"Uhh sakit ya" Lisa mengusap usap badan minju

"Ada apa ini mbak?" Tanya salah satu warga disana.

"Orang tadi menculik anak ini" Jawab lisa

"Waduh ntung saja kami kesini tepat waktu"

"Terima kasih pak. Kalo tidak ada kalian saya tidak tau apa yang terjadi" Lisa merasa lega karena berkat mereka minju selamat.

"Sama sama. Kalo boleh tau kalian ini dari mana sampai jauh kesini"

"Kami tinggal dipusat kota"

"Wah lumayan jauh. Mbak kesini jauh jauh lari?"

Lisa menganggukan kepalanya. "E--emang ini dimana pak?" Tanya lisa

"Ini lumayan kepelosok mbak. Tapi ga terlalu jauh juga sih" Jawab warga disana

"Yaampun aku berlari sejauh itu" Batin lisa

Salah satu warga melihat luka ditangan lisa. "Mbak itu luka. Apa tidak mau diobati dulu?"

Lisa menoleh kearah tangannya yang terkena goresan pisau "Ah tidak apa apa. Aku harus buru buru pulang"

"Kalo begitu mari kita antar sampai naik taksi. Takutnya orang tadi datang lagi kesini" Tawar salah satu warga disana

"Apakah tidak merepotkan?" Lisa ragu

"Tentu tidak. Marii"

Warga tersebut mengantarkan lisa kejalan raya sampai benar benar lisa mendapatkan taksi.

.
.

Rose sedaritadi menunggu kepulangan lisa karena ini sudah larut malam lisa masih belum pulang bahkan tidak bisa dihubungi.

"Aduh saaa. Kamu kemana sihh ditelpon gaaktif" Rose mondar mandir didepan kostan dengan raut wajah khawatir.

"WOY CEWEK!!!" Teriak orang disebelah kostan.

Bunaa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang