benci | winwin

2.6K 179 4
                                    

"Ini rumah kamu kan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini rumah kamu kan?"

Tantra menunjuk salah satu rumah dengan jari telunjuknya yang dibalas anggukan oleh Lisa. Sang pria menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Lisa. Setelah berhenti, ia membuka pintu mobil untuk keluar kan membukakan pintu untuk Lisa. Gadis itu tersenyum malu terlebih dahulu sebelum turun dan memberi senyuman manis kepada Tantra.

"Makasih ya Kak."

Tantra menutup pintu terlebih dahulu sebelum mengangguk dan tersenyum manis ke arah Lisa. "Mau aku anterin ke dalem?"

"Em, gak usah Kak gak papa, Kakak disini aja."

Tantra mengangguk dan mengelus kepala Lisa. "Okey, baik-baik di rumah ya, Adik."

Lisa mengatupkan mulutnya, malu. Sebisa mungkin dirinya menahan senyumnya agar tidak keluar dan menunjukkan bahwa ia sangat salah tingkah saat ini. Namun, pertahanan Lisa hancur begitu saja saat Tantra memegang pipi kanannya untuk diarahkan menatap pada mata Tantra. Lisa benar-benar tidak bisa menahan senyumnya. Jantungnya benar-benar berdegup dengan kencang akibat ulah Tantra.

"Kak, kenapa manis banget sih."

Mendengar penuturan Lisa, Tantra tertawa gemas. Lisa benar-benar seseorang yang mampu memberikan tawa bagi Tantra karena tingkah konyol dan gemasnya. Melihat tawa Tantra, Lisa memegang kedua pipinya untuk menutupi rona merah di pipinya.

"Ya udah, aku pulang ya."

Lisa mengangguk sembari melihat Tantra yang masuk ke dalam mobi dan menjalankan mobilnya untuk pergi menjauh dari rumah Lisa. Sedangkan si perempuan, masih tersenyum sembari memegang dadanya yang terdapat degupan jantung yang cepat.

"Gue pasti udah gila, aaaa, Mama tolong Lisa!"

Lisa berlari sembari berteriak kesenangan karena baru saja merasakan adegan mesra bersama Tantra, orang yang dulu menjadi idaman satu sekolah. Lisa membuka pintu rumah dan masuk dengan keadaan bibir yang tidak berhenti memasang senyuman. Hingga, satu suara berhasil melunturkan senyum manis itu.

"Heh."

Lisa menoleh dengan wajah datar. Di kanannya sekarang, terdapat seorang lelaki dengan wajah menyebalkannya. Matanya menatap tajam wajah si lelaki yang sangat dibencinya itu. Meskipun sangat tampan, tapi ia adalah seseorang yang sangat mengesalkan. Lisa hanya menatap tajam sebelum menoleh ke depan lagi dan tidak memperdulikan panggilan lelaki tersebut.

"Pulang sama siapa lo tadi?"

Lisa menghentikan langkahnya yang akan masuk ke dalam kamar. Tanpa menoleh, ia berkata, "bukan urusan lo."

Setelah berhasil membuat emosi si lelaki—Winwin—Lisa langsung masuk begitu saja ke dalam kamar dan bersender di pintu yang sudah ia tutup.

"Cih, ngeselin banget tu orang." Lisa menghembuskan nafasnya kesal. "Udah ah, biarin aja, yang penting hari ini gue dianter pulang sama Kak Tantra!" Ujarnya semangat.

Story About LisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang