ACG - 7

12.4K 1.9K 612
                                    


"Ayok putus."

"Renjunie..."

"Gue udah tau semua nya."

"Sayang..."

"Satu minggu. Gue kira lo bakalan tetep bertahan sama gue. Ahh iya gue lupa, ini ya salah satu alasan lo buat nolak ketemu ayah gue?."

Guanlin hendak memegang tangan Renjun namun di tepis oleh Renjun.

"Please dengerin penjelasan gue dulu..."

"Basi Lin, gue udah muak!!. Seminggu ini gue sama kakak juga adik gue sedih karena harus liat kondisi bunda yang semakin lemah. Gue takut kehilangan bunda gue, Guanlin. Tapi lo? Lo bukannya ngertiin keadaan gue, tapi lo malah tunangan sama orang lain?."

"Bajingan!."

Renjun berdiri dan Guanlin menahan nya.

"Lepasin!."

"Aku gak bakalan lepasin kamu sebelum kamu mau denger penjelasan aku."

Renjun terkekeh.

"Udah gue bilang telat, Alin."

"Sakit perasaan gue. Lo biadab!!!."

Setelah itu Renjun segera pergi meninggalkan Guanlin yang berdiri terdiam menatap punggung Renjun yang menghilang.

"Ahhh anjing!!!. Kenapa Renjun bisa tau sih?!!!."

Di tempat lain. Jeno mengikuti Jaemin dari belakang. Jeno hanya memantau, karena Jeno yakin jika Jaemin sekarang sedang tidak baik-baik saja. Bahkan wajah nya pucat. Satu minggu ini Jeno begitu uring-uringan menunggu kabar Jaemin. Dan saat melihat Jaemin ada di kampus membuat Jeno senang. Namun tidak berani mendekat karena melihat ekspresi Jaemin yang murung.

Jeno segera berlari menahan tubuh Jaemin yang hampir saja terjatuh tersandung kayu. Jaemin mendongkak, tatapan nya bertemu dengan tatapan tulus Jeno yang menunduk menatap nya.

"Jaem-"

"Hiks..."

Jeno sedikit tersentak saat Jaemin memeluk nya. Menenggelamkan wajah nya di dada bidang Jeno dan mengeratkan kedua tangan nya di pinggang Jeno.

Jeno membalas pelukan Jaemin menepuk pelan punggung bergetar itu.

"Bunda..."

Tepukan tangan Jeno terhenti, menatap kearah Jaemin yang bergumam sambil menangis.

"Kita duduk dulu yuk?."

Jaemin tidak menjawab, tubuh nya lemas. Dengan inisatif, Jeno mengangkat tubuh ramping itu ala koala dan di dudukan di kursi besi taman kampus.

"Mau cerita?."

Jaemin masih enggan melepaskan pelukannya. Beberapa mahasiswa/i lain menatap aneh pada Jeno yang memangku Jaemin. Jeno tersenyum canggung pada mereka yang melewati kedua nya.

"Jaem, orang lain bakalan mikir gue penyebab lo nangis" Ucap Jeno menepuk pelan punggung Jaemin.

"Biarin."

Entah mengapa tiba-tiba senyuman tercetak jelas di wajah Jeno. Terdengar menggemaskan dan seperti di butuhkan.

"Oke gak papa."

Jeno kembali menepuk-nepuk punggung Jaemin dengan ritme pelan juga lembut.

Berkat sikap manis Jeno. Perlahan tangisan Jaemin berhenti. Ia menarik tubuh nya menatap kearah Jeno yang tersenyum kearah nya.

"Kenapa lo bisa suka sama gue?" Tanya Jaemin.

Jeno terkekeh.

"Karena itu lo."

Awas Camer Galak! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang