ACG - 18

11.2K 1.5K 230
                                    


Maaf yaaa jarang update ACG soalnya fokus di 180days huhu.

****

Jaemin memeluk Renjun yang tengah menangis tersendu-sendu. Beberapa jam yang lalu Yuta menghajar habis Guanlin hingga pria itu di larikan ke rumah sakit. Dan kedua saudara itu sekarang berada di rumah sakit menunggu pemberitahuan kondisi Guanlin.

"Renjun-ssi."

Renjun langsung berdiri. Kaki nya masih lemas alhasil Jaemin yang membantu nya berdiri.

"Renjun-ssi, keadaan calon suami mu cukup memprihatinkan. Banyak luka lebam di wajah serta perut nya dan cidera pada tulang ekor nya. Calon suami mu harus di rawat selama satu minggu dan melakukan terapi rutin untuk cidera nya" jelas dokter.

"A-ahh apakah sangat begitu parah?" Tanya Renjun.

Dokter itu mengangguk.

"Aku sudah memberinya obat bius. Kemungkinan calon suami mu akan sadar esok hari" ucap dokter.

"Kalau begitu boleh kah kami melihatnya? Atau menjaga nya di dalam?" Tanya Jaemin.

"Tentu. Asal tidak mengganggu nya" ucap dokter.

"Terima kasih dokter."

Setelah itu, dokter berlalu meninggalkan Renjun dan Jaemin.

"Ayah jahat Na. Ayah gak sayang sama gue" lirih Renjun.

Jaemin memeluk sang kakak dan membawa Renjun masuk ke dalam IGD.






Di rumah Nakamoto. Winwin menghela nafas nya memandang Yuta yang memunggungi nya tengah berdiri di atas balkon kamar mereka.

"Guanlin akan bertanggung jawab. Kenapa kamu justru hampir membunuh dia?" Tanya Winwin.

Winwin mendorong kursi roda nya menghampiri Yuta.

"Kamu berniat membunuh cucu mujuga? Dia darah daging kamu, Na Yuta" ucap Winwin.

Yuta masih terdiam dengan pandangan lurus tajam.

"Aku tau, ini sulit bagimu. Bagi kita semua. Kita kecolongan menjaga Renjun. Tapi ini sudah terjadi, semua nya tidak dapat di kembalikan. Kita hanya perlu menikahkan kedua nya dan masalah ini selesai. Apa yang membuatmu berfikir demikian?"

Winwin memegang tangan Yuta.

"Dia masih anak kita. Dia tanggung jawab kita. Begitupun bayi yang ada di kandungan nya."

"Na Yuta, aku mohon. Jangan membuat Renjun kesulitan. Dia tengah mengandung. Ku mohon" lirih Winwin menunduk menangis.

Yuta masih saja terdiam. Entah apa yang ada di fikiran ayah anak empat ini. Guanlin mengatakan akan bertanggung jawab. Tapi Yuta justru tak merestui mereka dan hampir saja membunuh Guanlin dan berniat membunuh calon cucu nya juga.

"Aku mohon, jangan gelap mata sayang. Aku menyayangi semua anak-anak ku tanpa terkecuali" lirih Winwin.

Yuta menghiraukan isakan Winwin. Ia masuk ke dalam kamar mandi dan mengunci nya. Sedangkan Winwin semakin terisak di atas kursi roda nya.




-




"Mae" panggil Hendery menghampiri Ten yang tengah bermain bersama kucing kesayangan nya.

"Ada apa?" Tanya Ten menatap Hendery.

"Aku-"

"Mae udah gak mau dengerin lagi ucapan kamu yang terus-terusan ngomongin Xiaojun. Udah cukup ya bang. Mae masih sakit hati sama keluarga mereka" ucap Ten mengalihkan pandangan nya.

Awas Camer Galak! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang