Obsesi Kehidupan

7 1 0
                                    

Banyak orang takut kehilangan.
Banyak orang bosan dengan kehilangan.
Sebagian orang takut akan rasa sakit. sebagian lagi sudah bosan dengan rasa sakit.
Semua punya jalan hidup dan takdirnya masing-masing.
lalu sudahkah kita bersyukur atas apa yang kita miliki?

Ada orang yang sepanjang harinya mengurung diri, padahal hidupnya serba berkecukupan.
Tapi ia tak memiliki teman.
Ada orang yang hidupnya penuh dengan persahabatan.
Padahal ia tak memiliki apa-apa.
Tetapi bersama orang-orang disekitarnya ia seolah memiliki semuanya.
Padahal ia hanya memiliki satu hal, yakni kebahagiaan.

Hidup kita adalah bagaimana cara pandang kita.
Semua memiliki ujiannya masing-masing.
Tetapi jangan pernah mengabaikan orang lain.

Sepertihalnya hidup saya.
Saya pernah kehilangan motivasi.
Saya pernah kehilangan semua yg saya impikan.
Begitupun kepercayaan kepada orang lain.
Saya hanya menaruh ambisi.
Mencoba menghapus semua rasa sakit di masa lalu.
Dan orang-orang yang terlibat didalamnya.

Tetapi lambat laun akhirnya saya sadar.
Semua yg saya cari hanyalah obsesi yang bahkan takan pernah terwujud jika saya lakukan seorang diri.

Semenjak saat itu saya putuskan.
Kehidupanku berubah 180 derajat.
Kembali seperti sedia kala.
Kembali seperti halnya semestinya.

Saling menghasihi, membantu dan menjadi teman dikala mereka semua memerlukan.
Selalu bersikap ramah tanpa pernah membeda-bedakan.

Namun tetap waspada. ini adalah yg paling penting.
Menurut saya hidup seperti itu jauh lebih baik.
Dan seperti itulah yang orang-orang terdekatku saat ini katakan tentang saya.

Saya bersyukur bertemu mereka saat ini.
Disaat saya sudah tak lagi tersesat dalam kehidupan.

Karena saya hanyalah buku yg terbuka.
Ada lembaran kehidupan yg baik dan buruk yg senantiasa mereka baca.
Sebelum akhirnya buku itu akan tertutup.
dan mengakhiri semua ceritanya.

Merak, 21 Agustus 2021


Catatan PerjalananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang