| Awal sebuah kisah

547 51 3
                                    







"Yang menarik dari hidup adalah bertemu dengan orang-orang baru, salah satunya dirimu."

.






MALAM hari seringkali dijadikan saat-saat untuk rehat oleh sebagian besar manusia. Menikmati ketenangan yang terbalut sunyi menjadi penyembuhan alami tersendiri. Terkadang suasana sunyi yang dibawa malam mampu memberikan hal paling nikmat sebagai pelepas penat. Belum lagi suara hewan-hewan kecil yang entah mengapa bisa menjadi pengiring paling merdu guna menghantarkan mimpi indah di depan imajinasi semu.

Terkecuali untuk seseorang yang kini tengah mengatupkan kelopak matanya erat-erat, menyumpal kedua lubang telinganya menggunakan airpods berwarna kuning pastel. Sebisa mungkin dirinya enggan menjadi bagian dari sekumpulan manusia yang seolah memuja malam dengan segala panorama tentara langitnya. Memutar lagu keras-keras tidak peduli akan gendang telinganya yang bisa saja rusak dalam waktu dekat.

Singkatnya. Dia membenci suasana malam.

Jika bukan karena seorang gadis di sampingnya yang merengek terlewat menjengkelkan, mungkin ia masih berleha-leha di atas kasur empuk nya. Menonton kartun pororo kesukaannya sebanyak yang ia mau, bahkan sampai tertidur pun tak masalah. Asalkan dirinya tidak dihadapkan dengan langit gelap saat ini, ah bahkan ketika dia menutup mata pun malam hari seolah mengoloknya yang pengecut karena enggan menantang adrenalin.

Persetan dengan semua itu, dirinya hanya ingin segera pulang saat ini. Teramat sangat ingin pulang.

"Kau yakin tidak ingin membuka matamu ? Lihat bintang diatas sana ! Sinarnya teramat terang, seolah dia tengah menyampaikan sesuatu untuk manusia yang memandangnya takjub. Kau akan menyesal jika tidak melihatnya."

Nyatanya sekeras apapun musik yang ia putar tidak mampu mengalahkan suara gadis disampingnya, bak sebuah nyanyian siren yang menghipnotis para nelayan. Gelengan kepala ia berikan sebagai jawaban, tetap pada pendiriannya untuk tidak membuka mata sedikitpun. Menegaskan bahwa ia tidak mau dan tidak akan mau menjadi bagian pengagum malam.

"Jongseong-ah, kau tidak bisa hidup di masa lalu terus menerus. Dunia ini berputar jika kau lupa, dunia tidak akan mengembalikkan apa yang sudah pergi. Belajarlah menerima keadaan, jika bukan untuk ku maka lakukan untuk orang yang kau sayangi. Malam tidak selalu memberikan kengerian bagi mereka yang tidak ingin memandangnya. Terkadang kau hanya perlu menghirup udara dan mengatakan semuanya akan kembali seperti semula."

"Aku membawa mu kemari bukan untuk membuatmu semakin membenci malam, tapi sebaliknya. Aku teman mu kan ?"

Kali ini gadis itu mulai berani dengan melepaskan satu airpods yang dia kenakan. Berbicara hal yang sama setiap kali dia mengajaknya keluar malam. Ya, dia memang temannya bahkan lebih dari itu. Tapi mana ada teman yang tidak mengerti ketidaksukaan teman yang lainnya ? Ya memang tidak selamanya kita bisa memaksakan dua kepala untuk menjadi satu.

"Kau tidak cukup mengerti akan semuanya. Cukuplah seperti ini, apa bagimu dengan aku menemanimu sejauh ini tidak berarti apa-apa ? Jelas kau temanku, jadi ku mohon bersikaplah layaknya teman. Mengertilah keadaan ku sedikit. Kembalikan atau aku pulang ?"

Lama tangan kanannya terulur guna menerima kembali barang yang dilepas tanpa ijin dari telinganya. Karena tak kunjung mendapatkan barang yang ia maksud lantas ia memutuskan untuk memutar tubuhnya menjauhi gadis tersebut. Menundukkan kepalanya berharap netranya tak bertemu dengan si raja malam.

Starlight • JayHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang