"Semua hal bisa di capai dengan sebuah kerja keras, namun ada beberapa hal yang memang tidak ditakdirkan untuk di capai meskipun dengan usaha keras."
".......sebenarnya siapa Hajoon bagi ayahmu ?"
Sunghoon sebenarnya bukanlah tipe orang yang ingin tahu secara detail tentang urusan orang lain. Tapi keberadaannya disini, sulitnya Hajoon di keluarkan dari sekolah dengan bukti perundungan sebanyak ini dan tentang ucapan ayah angkatnya bahwa ia akan menemukan petunjuk tentang kematian orang tuanya, tentu saja dengan mengikuti apa kata Jihoon -- ayah angkatnya termasuk sekolah disini.
Namun ini sudah hampir dua minggu dia sekolah disini, tidak satupun petunjuk yang dia dapatkan. Pun tentang lelaki di depannya ini, rasanya Sunghoon agak sedikit merasa curiga.
"Aku tidak tahu. Selain kau, sulitnya Hajoon di keluarkan dari sekolah pun tidak ayah beritahukan padaku. Hanya berkas itu yang ayah berikan padaku, ayah hanya berbicara jika ingin mengeluarkan Hajoon maka harus benar-benar menemukan kesalahan fatal dari Hajoon." Jelas Jay tanpa kebohongan sedikitpun.
"Kau tidak berniat mencari tahu ?" Tanya Sunghoon.
Jay sedikit mengangkat alisnya. "Mengapa jadi kau yang repot ?"
Sunghoon menggeram ditempatnya. "Memangnya salah jika aku juga mengajukan keluhan untuk Hajoon ? Kau tidak tahu ? Saat pertama kali aku datang ke sekolah ini Hajoon memanggilku menggunakan namamu untuk datang ke rooftop sekolah. Apa kau tahu sampai disana apa yang terjadi padaku ?"
"Hajoon mengeroyok mu dengan anak buahnya, benar ?" Tebak Jay.
"Bagaimana kau bisa tahu ?" Kejut Sunghoon.
"Aku ada disana, untuk sampai ke rooftop kau harus melewati kelas ku lebih dahulu. Aku melihat Hajoon mengarah ke sana dengan beberapa anak yang biasa bersama dengannya, tak lama kau menyusul. Tadinya aku ingin abai namun begitu ada lebih banyak orang datang kesana, aku tak bisa diam bukan ?" -Jay.
"Itu artinya kau menyaksikan semuanya dari awal sampai akhir ?" Jay mengangguk. "Dan kau diam saja melihat satu orang di keroyok ?" Jay mengangguk lagi. "Kau orang gila macam apa ? Ini yang disebut sebagai ketua Osis ?"
Jay memijit pelipisnya pelan, dia mana tahu jika Sunghoon sesulit ini. "Tapi pada akhirnya kau menghajar mereka bukan ? Kau anak taekwondo ?" Tanya Jay balik.
Sunghoon menggeleng tak habis pikir, bagaimana bisa ada manusia dengan sikap seperti Jay ? "Jay-ssi, apa mungkin kau juga tahu semua perundungan yang Hajoon lakukan tapi kau diam saja ?" Tebak Sunghoon yang lagi-lagi dibalas anggukan santai oleh Jay.
"KAU GILA ?!! APA KAU PERNAH BERPIKIR BAGAIMANA PERASAAN ANAK YANG HAJOON RUNDUNG ?! KAU MELIHATNYA TAPI KAU DIAM SAJA ?!! KETUA OSIS MACAM APA KAU INI ?!!" Gertak Sunghoon seraya menggebrak meja.
"Kau tidak tahu sama sekali apa yang aku lakukan, kau pikir berkas yang berisi bukti ini jika bukan karena usahaku maka akan ada ? Tidak sama sekali, aku membiarkan mereka di rundung agar aku mendapat bukti untuk tindakan Hajoon. Kau pikir aku tidak tanggung jawab atas sikapku ?"
Jay memang orang paling santai yang pernah Sunghoon temui, bahkan setelah melakukan tindakan tidak benar pun dia masih bisa berucap dengan nada yang tidak berubah sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight • JayHoon
FanfictionSemua ini tentang si pecandu sinar bintang dengan si pembenci langit malam. Tentang dua orang yang berusaha menerima diri sendiri. •Bahasa baku. •Cerita murni dari imajinasi sendiri. •Bukan cerita BxB 📌Start : 15 Oktober 2021 I Hope You Like...