"Pekerjaan akan lebih mudah jika dikerjakan oleh dua orang, terlebih jika keduanya memiliki tujuan yang sama."
AGAKNYA berdiri di tengah lapangan dengan menjadi pusat perhatian cukup membuat Jake, Heeseung dan Sunghoon merasa risih. Belum lagi keringat akibat panasnya sinar matahari mengucur tanpa ijin membuat pekikan kaum hawa disana terdengar histeris.
Hari ini ketiganya terlambat masuk sekolah, padahal hanya telat lima menit bagi Jake, empat menit bagi Heeseung dan satu menit bagi Sunghoon tapi bagi si ketua OSIS bahkan telat satu detik akan dianggap telat satu jam.
"Sampai kapan Jay? Ini sudah cukup kan?" Desis Jake yang sudah blingsatan karena teriknya matahari.
Jay tampak melihat arlojinya, dia berdiri di tepi lapangan. Jangan pikir Jay akan bergabung sebagai panggangan disana hanya karena ada Jake dan Heeseung. "Lima menit lagi."
Sebenarnya bukan hanya mereka bertiga yang tengah di hukum. Masih ada banyak siswa maupun siswi yang mendapat sengatan dari Jay, hanya saja mereka bertiga dikhususkan oleh Jay untuk mendapatkan hukuman ini. Bagi Jay hukuman dengan berdiri di tengah lapangan adalah yang paling ringan -- hanya bagi Jay.
"Oke selesai ! Lain kali jika kalian ingin di hukum lagi datanglah lebih siang." Selosor Jay.
Mereka tidak mendengarkan ucapan Jay, ketiganya sibuk mengatur suhu tubuh. Setidaknya mengibaskan tangan ke arah leher cukup untuk membuat tubuh mereka merasa di guyur air.
"Kau tahu? Rasanya aku menyesal karena dulu memilih Jay sebagai ketua Osis." Gerutu Heeseung terduduk di tepi lapangan dimana bayangan atap sekolah menutupi tubuhnya dari panasnya langit.
"Itu karena kau selama ini selalu melihat orang lain yang dihukum, makanya kau berpikir bahwa Jay tegas selama ini. Giliran dirimu yang mendapat hukuman kau malah menyesali yang sudah lalu."
Heeseung melirik kearah Sunghoon yang tiba-tiba ikut menyahut. Sejak kapan anak ini mau berbicara mengenai Jay? Jika tak salah ingat, setahu Heeseung terkahir kali keadaan mereka tidak dalam kondisi baik-baik saja saat di kantin.
"Sugeng-ssi sejak kapan kau mau berbicara dengan Jay?" Tutur Jake menatap Sunghoon yang tengah meneguk minumannya.
Mendengar nama yang sensitif itu kembali disebutkan sontak Sunghoon menyemburkan air dalam mulutnya.
"Namaku Sunghoon bukan Sugeng. Ish." Desis Sunghoon menipiskan bibirnya.
"Eh benarkah? Aku pikir namamu Sugeng karena waktu di kantin dulu Jay memanggilmu dengan nama itu. Kalau begitu maafkan aku, aku tidak tahu." Ucap Jake tulus.
Sunghoon hanya mengangguk sebagai jawaban. Sedari tadi dia melihat Jay yang tengah berbicara dengan seseorang yang sepertinya berada satu kelas dengan Jay. Ah, melihat Jay membuat Sunghoon teringat sesuatu.
Dua hari yang lalu dia sempat menanyakan siapa wakil ketua Osis disekolah ini. Namun Jay belum menjawabnya sampai sekarang, karena di sebelahnya ada dua orang yang dekat dengan Jay mungkin Sunghoon bisa mendapat jawaban dari mereka.
"Ekhemm." Mendengar dehaman Sunghoon yang terdengar disengaja sontak membuat Heeseung dan Jake menoleh secara bersamaan. "Jay hanya sendirian mengatur semua keperluan sekolah? Apa yang sedang berbicara dengannya adalah wakil ketua Osis?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight • JayHoon
FanficSemua ini tentang si pecandu sinar bintang dengan si pembenci langit malam. Tentang dua orang yang berusaha menerima diri sendiri. •Bahasa baku. •Cerita murni dari imajinasi sendiri. •Bukan cerita BxB 📌Start : 15 Oktober 2021 I Hope You Like...