1 4

1.3K 241 25
                                    

Hawa dibuat terkejut kala Havya datang pada pagi buta dengan koper-koper yang di bawa oleh staff apartemen, masalahnya ini masih jam 3 pagi, dan temannya dengan berani datang jam segini?!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hawa dibuat terkejut kala Havya datang pada pagi buta dengan koper-koper yang di bawa oleh staff apartemen, masalahnya ini masih jam 3 pagi, dan temannya dengan berani datang jam segini?!

"Lo ngapain?"

"Nanti izin sekolah, lo temenin gua."

"Kemana?"

"Pengadilan."

"Lo kena tilang?"

"My parents are divorced."

Hawa langsung diam, menatap Havya yang membuka kulkas, mengambil sebuah bir untuk di minum.

"Lo gak bercanda kan?"

"Reaksi lo sama kaya gua pas pertama kali denger." Havya menenggak bir nya, "Mereka bohongin gua, seminggu ini ternyata mereka ngurusin berkas perceraian."

"Pia."

"Jangan tatap gua kaya gitu." ujar Havya membuang kaleng bir yang sudah kosong.

"Terus lo ngikut siapa?"

"Gak tau."

"Tinggal bareng gua aja gapapa, daripada dirumah malah sedih kan." Havya membuka pintu kamar tamu yang memang selalu dipakai teman-temannya, "Pengadilan selesai jam berapa? Habis dari sana kita healing berdua mau gak?"

"Kemana?"

"Pantai?"

"Banyak orang, ogah."

"Bogor?"

"Lo mau nyetir sampai Bogor?"

"Jabanin gua mah, demi healing, gua juga udah lama gak ke Bogor, bosen sekolah mulu."

Havya mengangguk kecil sembari menatap layar handphone-nya, dimana ada sebuah direct message dari Selena, namun bukan akun Juan, melainkan akun nya.

"Hawa."

"Apa?"

"Gua capek."

Hawa mendekat pada Havya, melihat layar handphone gadis itu, saat itu juga dia langsung merebut nya, melakukan blokir pada akun itu, "Gua bilang juga apa, gua yakin tuh cewe suka sama Juan, berani banget nyuruh lo jaga jarak terus deketin mereka? Apa omongan gua ke dia kurang jelas?"

"Hidup gua tuh kenapa si ru?" tanya Havya berusaha menahan air matanya.

"Pia, jangan overthinking karena perkara cowo, saat ini yang paling penting diri lo sendiri."

"Gua gak mikirin Juan." Havya mengusap wajahnya kasar, "Gua hanya mikir kenapa selama hidup selalu nyusahin orang?"

"Kata siapa si? Lo gak ada nyusahin gua! Gua justru seneng lo dateng ke gua pas lagi jatuh kaya gini, kita sahabat Pia."

Setelah itu tangis yang Havya tahan sejak Mama memberitahu perceraian langsung pecah begitu saja.

Setelah itu tangis yang Havya tahan sejak Mama memberitahu perceraian langsung pecah begitu saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
16.45 | jungwon - hyewon (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang