0 9

1.1K 251 64
                                    

Untuk pertama kali selama hidupnya, Havya terlambat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk pertama kali selama hidupnya, Havya terlambat. Bukan tanpa alasan, dia kembali tak tidur sampai pukul 5 pagi, awalnya dia memilih menahan kantuk nya dan berpikir akan tidur di UKS, namun dia malah terpejam hingga jam 7 pagi.

Havya sudah ramai dibicarakan karena foto gadis itu berjongkok dipinggir taman sambil menangis di posting pada laman anonim, melihat matanya sangat sembab menandakan bahwa dia menangis dalam jangka waktu yang panjang.

Havya terus menundukkan kepalanya saat berbaris di lapangan bersama dengan para murid lain yang juga terlambat. Panas menyergapnya membuat kepalanya terasa berputar, mungkin efek dia hanya tidur 2 jam selama 2 hari.

"Pia, lo gapapa?" tanya Jafi selaku OSIS yang tengah bertugas.

"Gua gapapa." jawab Havya masih menunduk.

"Lo pucet, gua anter ke UKS ya?"

"Gembel banget, pilih kasih." celetuk salah satu murid yang telat.

"Mentang-mentang anak pinter gitu?"

"Bubarin semua aja kalo gitu."

Havya melepas tangan Jafi yang memegang lengannya, "Gua gapapa, gua gak selemah yang lo kira."

"Oh Havya telat? Kamu saya cari di kelas tapi gak ada, kamu dipanggil buat ikut olimpiade fisika." ujar seorang guru.

"Dimana ya pak?"

"Aula satu."

"Makasih pak."

Akhirnya Havya bisa keluar dari lapangan, berjalan lambat menuju aula yang dimaksud. Saat masuk kedalam aula, dia langsung berekspresi datar.

"Loh Havya? Katanya kamu gak masuk?" tanya Pak Cahyo.

"Saya telat pak."

"Yaudah silahkan duduk."

Havya duduk di kursi yang disediakan, tanpa melirik Juan yang entah kenapa bisa ada disini, "Em pak, emangnya Dendi kenapa diganti?"

"Dia diganti ke matematika, jadi Juan yang bakal jadi partner kamu."

"Ini materi sama latihan soal nya, kalian kerjakan dulu yang dimengerti, dan kita bahas, bapak mau ke ruangan dulu."

"Makasih Pak." ujar Juan membuat Havya menggenggam pulpennya erat.

Suasana hening saat Pak Cahyo sudah keluar dari aula. Mereka fokus pada lembar materi dan soal masing-masing, namun karena Hyewon tidak cukup tidur, jadi dia terus menjatuhkan pulpennya.

"You should rest, I will take you." ujar Juan yang sebenarnya sudah khawatir sejak awal, namun dia harus menahannya.

"I'm okay."

"No, you're not okay." Juan menyingkirkan rambut yang menutupi wajah gadis itu, mengusap peluh di dahinya, "Lo gak tidur lagi? Berapa lama lo nangis karena gua Pia?"

16.45 | jungwon - hyewon (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang