"SINI KAU, BODOH!!"
Lengkingan suara tersebut bisa saja membuat semua orang tuli namun tidak dengan pemuda yang tengah berlari didepan sang pemilik suara. Sudah hampir sepuluh menit mereka melakukan aksi kekanakan seperti ini dan tak ada pula tanda-tanda untuk berhenti.
"Berhenti! Berikan- aargh!"
Akhirnya sang gadis berhenti mengejar pemuda di depannya lantaran tak mampu lagi mempertahankan keseimbangan tubuhnya. Kita bisa menebak apa yang terjadi selanjutnya. Bokong gadis itu mendarat di tanah dengan sendi kakinya yang terasa ngilu. Pemuda yang berjarak beberapa meter di depan sana langsung menoleh ketika menyadari suara teriakan sebelumnya lenyap. Ia langsung mendekati sang gadis dengan wajah khawatir. Meski demikian, ia masih bisa tertawa, lebih tepatnya menertawakan si gadis yang hampir sekarat di depannya.
"Menyerah?"
Gadis itu mengangguk, mengakui kekalahan yang sebenarnya sudah tertebak sebelum mereka melakukan aksi konyol barusan. Tanpa basa-basi, pemuda dalam balutan kemeja hitam lengan panjang itu membungkukkan badannya sedikit, mendatangkan heran pada sang gadis.
"Sedang apa kau?"
Pemuda di depannya mendecih kecil lalu menjawab,"Naik saja. Tidak usah banyak bicara."
Diam-diam gadis itu mengulas senyum. Sejenak hatinya berbunga, menyambut tawaran yang diajukan oleh pemuda itu. Meski nada bicaranya ketus- bahkan terkesan tak niat, ia tau betul jika Min Yoongi tidak akan tega membiarkannya kelelahan ataupun kesakitan.
Wajah rock berhati dangdut. Itulah ciri khas pemuda bermarga Min tersebut.
Tidak, wajah rock yang kumaksud bukanlah menggambarkan sosok yang urakan, rambut gondrong, tato ataupun pierching sebesar pipa PVC. Tetapi wajah datar serta watak yang keras membuat siapapun takut padanya. Belum lagi setiap kalimat yang meluncur dari bibirnya selalu tajam dan menusuk, membuat lawan bicaranya tak berkutik seketika.
Namun, image yang melekat dalam dirinya bukanlah apa-apa bagi Choi Aerin, soulmate-nya Min Yoongi sejak zaman mereka menyandang status MABA. Dimana ada Yoongi, disitu ada Aerin, begitupun sebaliknya. Tanpa terasa, sudah satu tahun lamanya mereka melakukan banyak hal bersama. Mengerjakan tugas bersama, makan bersama, pulang bersama, belajar bersama, membayar UKT bersama, bahkan mereka bisa sama-sama ketiduran di pojok belakang kelas selama Profesor Jeon menerangkan morfologi Plathyhelminthes yang menjijikkan itu.
Hanya ada satu hal yang belum pernah mereka coba bersama, yaitu mandi. Namun tidaklah perlu kalian menunggu kapan momen ini akan terjadi, karena aku sendiri tak berniat mendeskripsikan adegan dewasa disini.
Namun jika kalian berkenan untuk membagikan sedikit isi dompet kalian, akan kupertimbangkan nanti.
"Sini kakimu."
Baiklah, mari kita kembali memusatkan atensi pada sepasang anak Adam yang tengah duduk bersama -lagi- di bawah pohon yang rindang. Aerin meluruskan kakinya sementara Yoongi melepaskan stiletto setinggi sepuluh sentimeter yang sebelumnya terpasang dengan apik di kaki Aerin. Yoongi kembali mendecih setelah melihat model sepatu yang dipakai oleh Aerin lalu membuangnya ke sembarang arah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BELAMOUR 4.0
RandomPeliknya hitam dan merah predestinasi biarkanlah jatuh hingga inti bentala. Eksis mintakat untuk dolan dan penuh dengan manisan lebah. Coba biarkan sanubari dan serebrum menerima esensi hidup yang syahda dan jenaka. Predestinasi memang sekali-kali m...