Bip.
"Akhirnya kau mengangkat teleponnya! Ada di mana kau?!" Teriak Hua Cheng dari seberang handphone.
"....siapa?"
"Hah? Wangji? Kenapa kau yang mengangkat teleponnya?" Hua Cheng bertanya, dari seberang ia mengangkat sebelah alisnya bingung.
"Wei Ying sakit." Jawabnya singkat.
"Setan kecil itu sakit? Ketularan apa dia?"
Lan Wangji "Demam."
Hua Cheng "Oh, apa kau sedang berada di rumahnya?"
Lan Wangji "Tidak."
Hua Cheng "Lalu?"
Lan Wangji "Mansion Xiongzhang."
Hua Cheng "Mansion Xichen? Apa yang dia lakukan di sana?" Ia menghela nafas, "baiklah, kami akan kesana."
Hua Cheng mematikan telepon tersebut, berbalik menatap istri dan sahabatnya yang tengah menatapnya bingung.
"Bagaimana?" Tanya Shen Qingqiu.
"Dia berada di Mansion Xichen."
"Mansion Xichen?! Apa yang Wuxianjing lakukan di sana?" Luo Binghe berucap sarkas. Mendapat sentilan kuat dari sang istri Shen Qingqiu. "Diam kau!" Luo Binghe kembali murung.
"Sudah, sudah. Ayo, pergi." Xie Lian berucap lembut. Diangguki oleh semua orang yang berada di sana.
.
.
.
.
Ding..dong..
Ding..dong..
Hua Cheng menekan bel mansion Lan Xichen sebanyak dua kali, karena tak adanya jawaban dari pemilik mansion tersebut.
Krek..
Terlihat seorang Lan Wangji yang membuka pintu tersebut, ia bergeser sedikit untuk mempersilahkan Hua Cheng, Xie Lian, Shen Qingqiu dan Luo Binghe masuk.
"Dimana Wuxian?" Tanya Hua Cheng menatap Lan Wangji. "Kamar."
"..."
"..."
"Kamar mana?"
"Kamar tamu."
"..."
"..."
Hua Cheng mengusap wajahnya kasar "Maksudku arahnya kemana?" Lan Wangji pun segera berjalan menuju kamar, memberi petunjuk kepada Hua Cheng.
Sampai di depan kamar, Lan Wangji mengetuk pintu kamar tersebut. "Siapa?!" Sahut seorang yang berada di dalam.
Sebelum Hua Cheng menjawab, sudah di dahului oleh sang istri. "Xian? Ini kami." Ia berucap lembut.
Krek..
"LianLian?!" Wei Wuxian dengan cepat membuka pintu kamar, mencari keberadaan Xie Lian. Melihatnya, ia langsung berlari ke arah Xie Lian kemudian memeluknya.
Note : Wei Wuxian sudah make baju ya.. kemeja dan celana pendeknya Lan Wangji.
"Huhu.. LianLian~" Wei Wuxian merengek dalam pelukannya. Xie Lian mengelus lembut punggung Xie Lian, ia tersenyum lembut. "Ada apa?"
"Aku di lecehkan!" Wei Wuxian berkata To the point.
"..."
"..."
"..."
"..."
"..."
Hua Cheng berdehem singkat agar mempercair suasana, "setan mana yang berani melecehkan setan sepertimu?" Candanya yang mendapatkan jawaban dari Wei Wuxian. Ia menunjuk ke arah Lan Wangji dengan jari telunjuknya.
Membuat suasana hening kembali. Hua Cheng menoleh ke arah yang di tunjuk Wei Wuxian. "Wangji? Kau-" gumamnya, ia menutup mulutnya kaget.
"Hentikan candaanmu itu, tidak lucu, Wei Wuxian." Shen Qingqiu mencoba untuk berpikir positif.
"Apa aku terlihat seperti sedang bercanda?!" Wei Wuxian melepas pelukannya, berbalik menatap Shen Qingqiu tajam.
"..." Shen Qingqiu kembali bungkam.
"Wangji, apa benar?" Luo Binghe menatap Lan Wangji dalam-dalam, berharap apa yang di katakan Wei Wuxian hanyalah kebohongan.
Namun, mereka malah mendapat anggukan dari Lan Wangji.
Suasana kembali hening.
.
.
.
"Aku harus menelpon Xichen agar kalian segera di nikahkan." Hua Cheng merogoh sakunya, mencari handphonenya dengan terburu-buru.
"Heh! Aku tidak mau menikah muda!" Tolak Wei Wuxian menatap Hua Cheng dengan tatapan sedih. "Peduli siapa? Peraturan dari keluarga Lan, 'jika berhubungan badan sebelum menikah, maka harus di nikahkan secara paksa'" Hua Cheng menghela nafas.
Mata Wei Wuxian membulat dengan sempurna, ia menatap Lan Wangji dalam-dalam. " Ini salahmu!" Ia menunjuk Lan Wangji yang juga tengah menatapnya.
"Kenapa?"
"Apa maksudmu?! Tentu saja ini salahmu!"
"..."
"Kenapa diam?!"
"Aku akan bertanggung jawab." Lan Wangji berucap dengan tegas, diam-diam Hua Cheng tersenyum senang.
Sebelum Wei Wuxian menyahut, sudah terlebih dahulu Hua Cheng menelpon Lan Xichen. "Xichen, adik dan iparmu berhubungan badan di luar nikah."
Bip.
Dengan segera Hua Cheng mematikan telepon tersebut sebelum handphonenya di rebut oleh Wei Wuxian secara paksa. Wei Wuxian melotot di buatnya, ia menatap tajam Hua Cheng. "Kau!"
Shen Qingqiu tersenyum sumringah, ia berdehem singkat sebelum bertanya. "Apa rasanya enak saat kau melakukannya?" Ia menatap Wei Wuxian dengan tatapan menggoda.
"Enak sih, tapi-" Wei Wuxian dengan segera menutup mulutnya rapat-rapat. Semua tatapan kini jatuh padanya. Luo Binghe bersiul, membuat Wei Wuxian semakin malu. "Oh?" Shen Qingqiu tersenyum licik di balik kipasnya.
"Kau sengaja!"
"Opps?"
Sungguh senang bagi mereka menistakan setan kecil ini. Xie Lian tersenyum kecil, menatap Wei Wuxian lembut. "Sudahlah, XianXian terima saja, lagi pula Wangji itu orangnya baik."
Ucapan Xie Lian mendapat pelototan dari Wei Wuxian, namun Wei Wuxian bisa apa? Dia lemah dengan seorang Xie Lian.
Ia mengacak-acakan rambutnya frustasi."Ahh!! Aku menyerah! Terserah kalian saja mau melakukan apa! Aku tidak peduli lagi!!" Wei Wuxian menatap tajam semua orang satu persatu.
Diam-diam Lan Wangji tersenyum senang.
Chapter seven/A plan before marriage? end.
Bonus pict-
See you next chap!