"Hnghh!!.."
Sampai pagi, Lan Wangji masih terus menggempur Wei Wuxian dengan ganas sampai sang empu merasa gemetar juga sedikit linglung.
Rasanya aku mau mati saja!
"Ahh!"
Lan Wangji mengangkat badan Wei Wuxian, membawanya ke pinggiran kamar aka dinding. Ia mengangkat sebelah kaki sang empunya, kembali mendorong dengan kuat.
Tubuh Wei Wuxian kini seluruhnya telah di penuhi dengan kiss mark dari sang suami kesayangan.
Wei Wuxian menatap Lan Wangji dengan matanya yang memerah karena terlalu lama menangis,."Mnhh! Sudah.. sudah cukup- ungh!" Lan Wangji balas menatapnya, ia menciumnya kasar, tak memperdulikan perkataan sang empunya.
Lan Wangji menembakkan orgasme-nya ke dalam lubang Krisan Wei Wuxian, melepas semuanya, Wei Wuxian kembali linglung di buatnya. "Hnghh.."
Lan Wangji memperlambat gerakannya, ia mengecup singkat dahi Wei Wuxian. "Lapar?" Ia menarik sudut bibirnya kecil.
Wei Wuxian mendengus sebal, "Sangat! Rasanya seperti mau mati!" Lan Wangji menyentil pelan bibir Wei Wuxian. "Owch! Kenapa kau menyentilku?!"
"Sebentar, akan kubuatkan sarapan." Ia berjalan pergi keluar dari kamar tersebut, pergi ke arah dapur, ingin membuat sarapan untuk istri tercintanya.
.
.
.
.
Wei Wuxian telah selesai membilas dirinya, keluar dari kamar, merentangkan tangannya ke atas. "Segar sekali.. walau pinggangku sakit sih." Ia mendengus sebal.
"Aku seperti nenek-nenek saja." Ia memegang pinggangnya, berjalan pincang menuju dapur, ingin mencari Lan Wangji yang katanya sedang membuatkannya sarapan.
"Hoy, dimana kau." Ia berteriak dari dekat kamar. "Disini." Lan Wangji berjalan ke arahnya dengan mangkuk dan segelas air di tangannya.
Lan Wangji menaruh mangkuk yang berisi bubur dan gelas tersebut ke meja. Beralih kepada Wei Wuxian, membantu sang empu berjalan menuju kursi.
Mendudukkan Wei Wuxian dengan lembut, kemudian kembali mengambil mangkuk dan gelas tersebut ke meja makan di hadapan sang istri.
"Makanlah."
Dengan lahap Wei Wuxian memakan bubur tersebut, bagaimana tidak? Ini sudah jam setengah sebelas dan dia bahkan belum makan ataupun minum sedikitpun!
Jahat bukan? Kekeke..
Belum sampai 6 menit bubur tersebut sudah habis, meminum gelas yang berisi air hangat tersebut kemudian beralih menatap Lan Wangji. "Aku sudah kenyang!"
"Mn."
Hening..
Sampai pada akhirnya Lan Wangji yang memulai topik pembicaraan. "Ingin sesuatu?"
Tunggu, bagaimana dengan profesi modelku?!
Mengabaikan Lan Wangji, Wei Wuxian dengan susah mencoba berlari, kembali ke kamar meninggalkan Lan Wangji yang terlihat bingung. Dikamar Wei Wuxian langsung mencari handphonenya panik. Menemukan benda yang ia cari, dengan segera menelpon Jiang Fengmian, ia membutuhkan penjelasan yang lebih jelas!
Pip.
"Ya? Ada apa A-Xian?"
Suara lembut terdengar dari seberang telepon.
"Paman! Aku ingin bertanya
sesuatu yang pentinggggg!!""Hm? Menanyakan apa?"