LIMA

812 59 13
                                    



Hiiii.. I'm back! Sorry sempet gak update dua minggu karena aku tiba-tiba sakit, buat kalian semua jangan lupa jaga kesehatan yaa^^
HAPPY READING~

ミ Hujan dan Luka ミ



Suara bising televisi menemani Jeno yang tengah menghisap batang rokok yang terapit di jari telunjuk dan jari tengahnya, Ia menghembuskan asap kearah kanannya.

"Kenapa nggak langsung pulang aja?"

"Gapapa, sekalian liburan bentar" jawab Jeno, mengusap pipi Jaemin yang tengah berbaring di pahanya.

Jeno dan Jaemin tengah berada di kamar hotel yang tidak jauh dari area pantai. Jeno memutuskan untuk menginap karena Ia merasa lelah jika harus langsung pulang mengingat keduanya tadi sama-sama baru saja bekerja dan letak pantai yang jauh.

"Lagian kenapa sih harus jauh-jauh ke pantai" ucap Jaemin menatap wajah Jeno dari bawah.

"Gak tau tadi spontan aja udah buntu banget liat kamu marah" Jeno menunduk, mengetap batang rokoknya pada asbak membuat kepala Jaemin terjepit tubuh Jeno.

"Besok pulang pagi? Kamu juga kan harus kerja"

"Aku udah izin Papi, aku udah ngomong sama Bang Mark juga buat kamu ambil izin"

"Izin lagi? Gak enak sama yang lain akunya, Jen"

"Gapapa, kamu izin juga pas emang lagi bener-bener gak bisa kerja kan?"

"Ya iya sih cuma kan gak enak"

"Kamu masuk pagi aku juga pagi kalo harus pulang pagi mepet banget, sayang" Jeno mengusap surai Jaemin.

"Gapapa ya?" imbuh Jeno.

Jaemin mengangguk berusaha mengerti karena pasti Jeno juga lelah harus menyetir untuk pulang.

"Kamu gak mau mandi?"

"Mandi abis ini, ngabisin ini dulu" Jeno kembali mengetap rokoknya, menghisapnya dalam dan menghembuskan asapnya kearah atas menghindari Jaemin.

"Yaudah aku mandi duluan ya.." Jaemin bangun dari posisinya, mengecup pipi Jeno sekilas dan pergi kearah kamar mandi.




Jaemin tengah menggosok giginya didepan cermin meja wastafel saat Jeno masuk ke dalam kamar mandi dengan kondisi bertelanjang dada.

"Mau mandi bareng?" Jaemin melihat Jeno dari cermin.

"Mau" ucap Jeno, mengecup tengkuk milik Jaemin dan melingkarkan tangannya pada perut kekasihnya.

"Gosok gigi dulu"

"Nanti aja mau gini dulu" tolak Jeno, membalik tubuh Jaemin dan mengangkatnya untuk duduk diatas meja wastafel.

Jaemin melanjutkan menggosok giginya dengan Jeno sibuk memeluk tubuhnya erat. Jaemin masih lengkap berpakaian dengan celana jeans hitam dan kaos berwarna biru pastel.

"Capek banget?" tangannya yang tengah menganggur mengusap punggung Jeno.

"Enggak, lagi pengen peluk aja" Jeno mengecup leher jenjang Jaemin membuat sang empu memiringkan kepalanya memberi akses lebih.

Leher milik Jaemin terus Jeno kecup, mulai dari kecupan lembut hingga tangannya menarik kerah kaos milik Jaemin, menampilkan leher jenjang dan tulang selangka seputih susu milik Jaemin. Jaemin mendesis saat Jeno menghisap dan mengigit bahunya, membuat tanda kemerahan di bekas tanda kemerahan lainnya yang belum sepenuhnya hilang.

Hujan dan Luka [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang