SEMBILAN

450 52 10
                                    



ミ Hujan dan Luka ミ



Jam menunjukkan pukul setengah satu siang, keseharian Jaemin masih sama setiap harinya, Ia tengah makan siang di dapur dengan bekal yang Ia bawa. Setelah selesai makan Ia membuka ponsel, membuka roomchat Jeno dan megambil gambar untuk Ia kirimkan sebagai bukti bahwa Ia sudah selesai makan. Jaemin beranjak, mengambil obat dan langsung meminumnya.

"Gak makan?" tanya Jaemin kearah teman shift-nya hari ini.

"Nanti aja, Kak"

"Gak laper emang? Makan ricebowl gua buatin, ya?"

"Enggak deh"

"Kenapa?"

"Gapapa jam 4 udah balik juga kan, makan di kos aja"

Jaemin mengangguk, Ia duduk di kursi depan kasir karena hari ini tidak begitu ramai. Ia duduk berhadapan dengan teman shift-nya, Jisung.

Jisung masih mahasiswa semester 3 di kampus yang sama dengan kampus Jeno dan Jaemin dulu, bisa di hitung dengan jari Jisung berada pada shift yang sama dengan Jaemin karena Jisung selalu berada pada shift sore karena pagi hari Ia harus kuliah namun berbeda dengan hari ini, Ia bertukar jadwal dengan Haechan karena kebetulan Ia sedang libur.

"Gak pernah balik kerumah kamu, Ji?" tanya Jaemin.

"Balik kalo libur panjang, Kak"

"Satu semester sekali dong?"

"Ya gitu, sebenernya gak jauh banget cuma 3 jam tapi sayang ongkos aja mending disini sambil kerja"

Kepala Jaemin mengangguk-angguk kecil.

"Tiap hari ngebekal, Kak?"

"He'em, gua kan minum obat jadi harus makan dulu"

Jisung mengangguk, Ia beberapa kali menggulir layar ponselnya untuk menghilangkan sedikit rasa canggung karena memang keduanya jarang bertemu dan mengobrol. Jisung memang tipe laki-laki yang sedikit pendiam jika tidak diajak berbicara terlebih dulu.

Klinting!

Baik Jisung maupun Jaemin langsung berdiri, keduanya langsung masuk ke arah dalam dengan Jisung berdiri di depan mesin kasir.

"Silahkan, Kak"

"Mau vanilla latte dua sama onion ring satu, ricebowl ayam sambal matahnya satu, lada hitamnya satu"

"Mau tambah apa lagi, Kak?" ucap Jisung kearah sepasang laki-laki dan perempuan di depannya.

"Udah itu aja"

Jisung mengangguk, menekan layar mesin kasir dengan telaten.

"Totalnya 84.000, Kak"

Setelah Jisung memberikan kembalian Ia langsung bergeser kearah samping untuk menyiapkan minuman sedangkan Jaemin kearah dapur untuk menyiapkan snack dan ricebowl.

Sekitar 10 menit berada di dapur Jaemin akhirnya keluar dengan nampan berisi pesanan pembeli, Ia melewati sisi kasir untuk menuju kearah tempat duduk pembeli yang memilih duduk di ujung cafe.

"Makasih, Kak"

"Sama-sama, Kak" jawab Jaemin berjalan mundur dan berbalik kearah dalam dapur lagi untuk menaruh nampannya.

"Makan" Jaemin menaruh satu ricebowl di meja depan Jisung yang tengah berdiri di depan mesin kasir.

"Buat gua, Kak?"

Hujan dan Luka [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang