ミ Hujan dan Luka ミ
Musik beralun merdu menemani Jeno dan Jaemin yang tengah berada di dalam mobil, menembus jalanan pagi hari yang cukup ramai. Keduanya memutuskan untuk pulang karena ada klien penting yang harus Jeno temui.
"Nggak usah ngebut-ngebut, masih ada waktu, Jen" Jaemin mengusap saos pada bibir bawah Jeno karena Ia tengah menyuapi Jeno sarapan.
"Sayang, nggak mau pake kulitnya" protes Jeno saat Jaemin akan menyuapkan ayam pada Jeno.
Jaemin menarik kembali tangannya, memisahkan antara kulit ayam dan dagingnya.
"Aaak dulu nasinya" ucap Jaemin, Jeno membuka mulut menggigit nasi dari Jaemin.
"Ayamnya" Jeno kembali membuka mulut menerima suapan daging ayam dari Jaemin.
Disela-sela Jaemin menyuapi Jeno makan Ia juga menyempatkan untuk makan, menggigit nasi yang sama dengan milik Jeno dan memakan bagian kulit ayam yang tidak Jeno sukai.
"Mau" ucap Jeno melihat Jaemin yang tengah minum dari gelas dengan logo M diluarnya.
Jaemin membantu Jeno, memegangi dan mengangkat sedikit gelasnya untuk Jeno minum.
"Makasih, sayang"
"Iya, masih mau lagi nggak?"
"Udah"
Mendengar jawaban Jeno membuat Jaemin mengangguk, meremas sisa bungkus nasi dan memasukkan ke dalam kantung plastik bersama makanan yang masih utuh. Sebenarnya Jeno membeli dua porsi nasi dan ayam namun Jaemin memilih makan berbagi dengan Jeno.
"Mingkem" ucap Jaemin, membuat Jeno merapatkan bibirnya.
Jaemin mengusap bibir Jeno dengan tisu basah, setelahnya Ia memakai tisu basahnya untuk membersihkan tangannya sendiri.
"Kamu jam berapa ke kantor?"
"Jam 12"
"Apa aku kerja aja masuk shift sore, Jen?"
"No, kamu di apart aja"
"Aku di apart sendirian?"
Jeno menghela nafas, Ia bingung memilih karena jika Jaemin masuk shift sore pasti akan pulang larut malam sedangkan jika Jaemin di apart Ia akan sendirian.
"Kamu ke cafe tapi pulang pas aku pulang kantor aja, ya?"
"Kok gitu?"
"Jawab iya atau kamu di apart?"
"Okay" jawab Jaemin setelah melihat raut wajah Jeno yang tidak ingin dibantah.
Selanjutnya Jeno kembali fokus menyetir, melajukan mobilnya pergi kearah apartemen Jaemin terlebih dahulu untuk berganti pakaian dan bersiap.
"Mau mandi lagi?" tanya Jaemin, keduanya sudah sampai di apartemen Jaemin.
"Cuci muka aja"
Jaemin mengangguk, keduanya masuk ke dalam kamar mandi milik Jaemin bersama.
"Mana tangan kamu"
Telapak tangan Jeno terulur, Jaemin memberikan sabun cuci muka pada telapak tangan milik Jeno. Keduanya berdiri di depan cermin wastafel, mencuci wajahnya bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan dan Luka [NOMIN]
FanfictionBagi sebagian besar orang hujan adalah suatu kebahagiaan, leburkan kerinduan atas penantian. Namun bagi Na Jaemin, hujan tidak lebih dari satu makna, yaitu luka. ❝Apa sih yang lo harapin dari gua? Gua gak lebih baik dari sampah, Jen!❞ ❝Lo berharga b...