ミ Hujan dan Luka ミ
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 4 tepat saat Jaemin berjalan kearah dapur dengan melepas apron yang hampir seharian menemani kerjanya. Ia menarik tas ranselnya dari dalam loker, membawanya dengan menggantungkan satu talinya pada bahu kanannya.
"Udah?"
"He'em, udah"
Masih orang yang sama, orang yang selalu menjemputnya setiap hari.
"Capek?" Jeno mengusap tengkuk belakang Jaemin saat keduanya berjalan keluar cafe dengan posisi beriringan.
"Capek, bolak-balik terus"
"Abis ini istirahat, ya.."
Jaemin hanya mengangguk, keduanya masuk ke dalam mobil dan memakai seatbelt masing-masing.
"Eh ini kok tumben kamu parkir di sebelah sini?" ucap Jaemin tiba-tiba.
"Emang biasanya dimana?"
"Disitu kan? Madep sana" tangan Jaemin menunjuk arah belakang mobil.
"Biasanya juga disini kok, perasaan kamu kali" Jeno mulai melajukan mobilnya.
"Tapi kamu dari kantor kan?"
"Iya dari kantor, Na"
"Oh, okay.."
"Kamu mau makan diluar aja, sayang?" Jeno mengusap paha milik Jaemin yang tengah duduk di sebelahnya, sedangkan pandangannya masih fokus kearah jalan.
"Enggak deh, langsung pulang aja"
"Enggak capek badan kamu?" Jeno menoleh kearah kekasih manisnya sekilas.
"Capek cuma gapapa lagi pengen masak akunya, Jen"
Jeno membalasnya dengan mengangguk, Ia usap tengkuk milik Jaemin beberapa kali sebelum Ia kembali fokus pada jalanan. Keduanya hanya diam, menikmati alunan lagu yang selalu menemani keduanya saat pulang bekerja, bersama dengan cahaya matahari yang sudah berubah kemerahan.
Lengan sweatshirt yang Jaemin kenakan sudah Ia tarik sebatas siku, celana jeans hitamnya sudah berganti dengan celana pendek di atas lutut.
"Kenapa makan siang kamu gak diabisin, Jen?" ucap Jaemin saat mengeluarkan kotak makan dari tas bekal milik Jeno.
"Tadi kerjaan aku banyak banget"
"Kamu belum makan siang dong?"
"Iya, belum"
"Kenapa nggak ngomong dari tadi? Tau gitu kita makan diluar aja biar kamu bisa cepet makan"
"Kamu tadi gak mau kan?"
"Aku gak tau kalo kamu gak makan siang"
"Yaudah sih gapapa, kan kamu abis ini masak juga buat makan malem"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan dan Luka [NOMIN]
FanfictionBagi sebagian besar orang hujan adalah suatu kebahagiaan, leburkan kerinduan atas penantian. Namun bagi Na Jaemin, hujan tidak lebih dari satu makna, yaitu luka. ❝Apa sih yang lo harapin dari gua? Gua gak lebih baik dari sampah, Jen!❞ ❝Lo berharga b...