• Running In The Maze

345 44 1
                                    

Aku keluar dari ruangan dan terlihat anak laki laki sedang berkumpul di satu tempat kecuali Newt, Tommy, Minho dan Gally. Saat aku membuka pintu, seketika mereka semua menatapku dan senyum senyum sendiri.

"Hei, Angelina. Bagaimana ciuman Newt?" Teriak salah satu dari mereka.

Wajahku memerah, "Nikmat. Kalian mau?" Kataku sambil ngeloyor pergi menghiraukan mereka yang tertawa.

"Sialan!" Umpatku sambil terus berjalan menuju dapur.

Aku membuka pintu dapur dan di sana tak ada siapapun dan merenungkan cara masuk kedalam Maze. "Bagaimana caraku masuk kedalam sana?" Batinku sambil melihat sekeliling.

Aku menatap ke pisau yang berada di Keranjang buah, dan muncullah ide yang sangat tak terduga, "Masa iya aku harus melakukannya? Kalo aku mati gimana? Kalo aku- Ah, pokoknya aku harus masuk kedalam sana. Titik gak pake koma!" Kataku antusias.

Aku menyambar pisau buah tersebut dan mencari pena dan kertas. Aku menulis sepucuk surat untuk Newt dan kawan-kawan lainnya. Selesai menulis, aku melipatnya dan keluar dari dapur. Sebelum keluar aku mengintip terlebih dahulu, setelah merasa aman aku keluar dari dapur. Aku menuju kasur gantung milik Newt, meletakan surat tersebut dan berjalan pergi.

Aku melihat sebentar lagi pintu Maze akan segera tertutup, aku berjalan mendekati pintu Maze. Aku menghembuskan nafas beberapa kali, "Guys, maafkan aku. Aku harus melakukan ini!" Kataku.

Angin berhembus kencang dari dalam Maze tanda pintu akan segera tertutup, Aku terus menatapnya sampai akhirnya pintu hanya selebar 2 langkah kaki, setelah itu aku langsung berlari masuk kedalamnya.

"Angelina!" Teriak seseorang yang sangat familiar, Gally.

Aku menghiraukannya dan terus masuk kedalam Maze, sampai akhirnya aku berhasil masuk ke dalam. Terlihat dinding dinding yang tinggi menjulang dengan tumbuhan liar yang merambat ke sana kemari. Juga terdengar suara suara gerangan dari dalam sana. "Huff.., Btw tadi seperti suara Gally berteriak memanggilku? Benarkah?" Kataku.

Aku menghiraukannya dan berjalan masuk kedalam Maze, semakin dalam semakin terasa hawa dingin yang sangat mencekam.

Kek jurit malam jirr...

"Nomer 7? Bagaimana aku mencari nomer 7?" Batinku. "Dasar WICKED bajingan!"

Aku terus berjalan menelusuri Maze, hari mulai malam tapi aku belum menemukan apapun. "Krukk... Krukkk!" Suara perutku keroncongan.

"Lapar... Hikkss.." Rengekku.

Tiba tiba, terdengar suara gerangan dibelakang ku, seketika aku langsung menoleh dan mengambil pisau buah yang aku bawa tadi. "Pasti itu hewan yang dibicarakan Newt." Kataku sambil mengarahkan pisauku kedepan.

Namun, tak ada apapun dibelakangku, aku langsung berlari tak tentu arah. Hanya mengikuti belokkan yang ada disana.

Malam tiba, aku belum menemukan tanda nomer 7. "Aku lapar, aku belum menemukan apapun. Apa aku akan mati? Bagaimana jika hewan besar itu memakanku?"

Aku duduk dan mengamati pisauku, tiba tiba ada sesosok besar dari balik kegelapan. Ia menggeram, "Apa itu?" Kataku gemetar. "Ap-apa itu Griever?"

Aku bangkit dari dudukku, saat aku berdiri, makhluk itu malah mengejarku. Aku langsung berlari sekuat tenagaku. Makhluk ini sungguh mengerikan, mirip seperti hewan laba laba campuran kepiting. Namun anehnya, ia adalah robot!

"Oh tuhan, selamatkan aku!" Kataku sambil terus berlari.

Griever itu dengan mudahnya menyusulku, aku lelah sampai akhirnya aku terjatuh karena keserimpet akar yang menjalar, dan pisauku terlempar. "Shit!!"

Griever itu mendekat dan siap menyantap dagingku yang lembut. "Apa ini saatnya aku mati?" Gumamku.

Griever itu sekarang tepat di atasku dan aku hanya menutup mataku. Namun, tak disangka Griever itu tak menyentuhku, tapi malah berlari menghindariku. Aku langsung bangkit, dan menatapnya heran.

"Ba-bagaimana bisa? Kenapa ia tak memakanku?" Kataku bingung.

Dengan cepat aku langsung berdiri dan mengambil pisauku dan mengikuti Griever tersebut. Kali ini aku yang mengejar Griever, bukan Griever mengerjarku. Aneh bukan?

"Kena-pa, mahkluk i-tu cepat se-kali?" Kataku ngos-ngosan. Tapi, aku tak putus asa. Aku teris mengejarnya sampai akhirnya sampai di sebuah tembok dengan angka yang seperti bentuk angka 6.

"6?" Kataku berhenti mengejar Griever tersebut. "6? Mungkin nomer 7 ada didepan sana?" Kataku senang.

Aku kembali berlari, dan sampai akhirnya aku sampai di depan pintu terbuat dari besi. Pintu itu tertutup. "Kenapa ini tertutup? Oh iya, kata Newt setiap malam tembok tebok ini akan berubah bentuk. Tapi, sejak tadi aku tak mendengar ataupun melihat tembok tembok ini berubah tempat." Batinku.

Aku lelah, tak ada jalan lain. Aku akhirnya merebahkan tubuhku di sebelah dinding tinggi di tembok nomer 7 dan sampai aku ketiduran.

Follow akun Wattpad ku dong, karena follow itu gratis. Sausan_alya05! Luv u!

Maaf lama gak update :(

Tunggu cerita selanjutnya ya!!

{Maaf jika banyak typo :( }

Hai Reader!!! Buat kalian yang suka dengan cerita ini jangan lupa klik vote yaa!! Dan kalianlah sumber kebahagiaanku di Wattpad!!!!

The Maze Runner GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang