Kami masuk kedalam labirin, berlari mengikuti arahan Thomas. Terus berlari, sampai akhirnya sampai di tempat yang di maksud Thomas. Tapi, ada Griever di sana. Thomas mengintip, "Itu Griever?" Tanya Teresa.
"Ya." Jawab Thomas.
"Bawa ini, Chuck. Tetap di belakang kami." Kata Minho.
"Tak apa. Tetaplah bersamaku dan Angelina." Kata Teresa.
"Begitu lewat, tabung itu akan aktif dan terbuka. Tetap berdekatan, tetap ber sama sama kita akan selamat. Kita keluar sekarang atau mati berusaha. Siap?" Kata Thomas. Anak anak langsung menyiapkan diri dan menyiapkan seperti golok dan bambu runcing. "Baik. Ayo!"
Kami berlari, mulai menyerang Griever. Memukulnya, menusuknya, memotong kakinya. Yang satu berhasil di musnahkan, kini muncul lagi yang baru dan lebih banyak. Aku, Teresa, dan Chuck menuju dinding, dan dinding itu terbuka.
"Ini berhasil." Kata Chuck.
"Teresa, ayo!" Teriak Thomas.
Kami berlari masuk ke dalam balik dinding itu. Sampai di ujung, ada lubang dan di dalamnya terlihat ada pintu yang di sandi untuk membuka nya.
"Ini tak mau terbuka!" Kata Chuck.
"Thomas!" Teriak Teresa. "Ada kodenya! Delapan angka!"
Thomas pun bertanya kepada Minho, "hei, Minho! Apa urutannya?"
"Apa?" Tanya Minho.
"Bagian bagian labirin. Apa urutannya?" Tanya Thomas yang masih sibuk menahan Griever.
"Tujuh! Satu!" Kata Minho.
Dengan cepat Teresa langsung mengetik angka angka itu di dinding. "Lima! Dua! Enam! Empat!"
Belum sempat mengatakan 2 angka lagi Minho di serang. Jeff langsung inisiatif untuk menolong Minho. Minho selamat, tapi tidak dengan Jeff yang di terkam 2 Griever.
"Apa lagi urutannya?" Tanya Chuck.
"Empat! Delapan! Tiga!" Teriak Minho. "Bisa?"
Warna yang sebelumnya merah menjadi hijau. "Pintunya terbuka!" Teriak Chuck.
Pintu jalan keluar terbuka, tapi dinding penghalang menutup dan menjepit para Griever. Kami masuk kedalam lubang itu kemudian menutup, sekian detik pintu lain terbuka. Kami keluar dari dalam sana.
Kami berada di lorong, memperlihatkan pipa pipa panjang di setiap tembok, yang sebelumnya gelap, lampu menyala dengan berurutan dari paling ujung dengan cahaya warna biru karna efek ruangan. Kami berjalan, menelusuri lorong, sampai ada pintu dengan cahanya hijau di sebelahnya.
Thomas membukanya, pintu itu tak terkunci. Saat pintu itu terbuka, tergeletak mayat mayat dengan menggunakan baju lab, alarm berbunyi, banyak darah mengalir di mana mana.
"Apa yang terjadi di sini?" Tanya Winston.
Tak ada yang menjawab, karena kita semua tak tau apa yabg terjadi. Kami terus berjalan sampai akhirnya di sebuah meja bundar dengan komputer yang menyala.
"Mereka memang mengawasi kita." Kata Newt. "Selama ini."
Thomas memencet tombol di sana, kemudian muncul seorang wanita di layar monitor. "Hello, namaku doktor Ava Paige. Aku direktur Operasi World Catastrophe Killzone Departmen. Jika kalian menonton ini, berarti kalian menyelesaikan uji labirin." Kata wanita itu dengan latar belakang orang yang yang sibuk di komputer mereka. "Kuharap, aku bisa memberi ucapan secara langsung. Tapi, keadaan menghalangi. Aku yakun saat ini kalian bingung, marah, takut."
Yang sebelumnya tenang, menjadi ribut. Orang orang di belakang kalang kabut. "Aku hanya bisa menjamin bahwa semua yang terjadi, semua yang kami lakukan pada kalian di lakukan untuk suatu alasan. Kalian tak kan ingat, tapi matahari telah menghanguskan dunia kita." Kemudian, gambar di sama berubah menjadi kebakaran di mana mana. "Miliaran jiwa tewas terbakar, kelaparan, penderitaan dalam skala dunia. Akibatnya tak terbayangkan. Peristiwa berikutnya lebih buruk lagi. Kami menyebutnya Flare. Virus mematikan yang menyerang otak. Virus ini bengis, tak bisa di tebak. Tak ada obatnya, atau begitulah pendapat kami. Pada waktunya, lahir generasi baru yang tahan terhadap virus itu. Tiba-tiba ada harapan untuk membuat obatnya
Tapi menemukannya tak mudah. Anak anak muda ini harus di uji, bahkan mengorbankan di dalam lingkungan yang keras tempat aktivitas otak mereka bisa di pelajari. Semua usaha ini untuk mendalami apa yang membuat mereka berbeda. Apa yang membuat kalian berbeda. Mungkin kalian tak sadar tapi kalian sangat penting. Sayangnya, ujian kalian baru saja di mulai. Kaliam akan tau, tak semua orang setuju dengan metode kami. Kemajuannya lambat, orang orang ketakutan. Mungkin terlambat bagi kami, bagiku, tapi tidak dengan kalian."Segerombolan orang menggunakan baju hitam menembaki orang orang yang ada di sana. Tewas satu persatu, wanita itu mengeluarkan pistol dari kantong bajunya dan di arahkan ke kepalanya, "Dunia luar menunggu kalian. Ingat! WICKED itu baik." Saat itu juga ia melepaskan pelatuknya dan peluru itu menghancurkan kepalanya.
Tiba-tiba, Pintu lain terbuka,"Sudah berakhir?" Tanya Chuck
"Dia bilang, kita penting." Kata Thomas.
"Sekarang bagaimana?" Tanya Newt.
"Entah." Jawab Thomas. "Ayo pergi dari sini."
Saat ingin berjalan, tiba-tiba ada yang menyeretku kebelakang. "Aaaa!!" Aku teriak.
Seketika semua langsung menoleh kebelakang. "Tidak." Kata orang itu. Itu Gally. Gally menahanku dengan tangannya yang di leherku.
"Gally! Lepaskan Angelina!" Teriak Newt.
"Gally?" Kata Thomas.
"Jangan." Kata Teresa. "Dia di sengat."
Dengan pistol di tangannya, aku tak bisa berbuat apa-apa takut di tembak. "Gally, tenang. Lepaskan Angelina!" Kata Minho.
"Kita tak bisa pergi." Kata Gally.
"Kuta sudah keluar, Gally." Kata Thomas. "Kita bebas."
"Bebas? Kau kira kita bebas di luar sana?" Kata Gally menangis. "Tidak. Tak ada jalan keluar dari tempat ini."
Gally menyodorkan pistolnya ke arahku. "Gally! Lepaskan aku!" Kataku memberontak.
"Diam atau ku tembak?!" Kata Gally teriak.
"Gally, dengarkan aku. Kau tak berfikir jernih. Sungguh. Kami bisa menolongmu." Kata Thomas. "Jauhkan dan buanglah senjatamu."
Gally kemudian mengarahkan pistolnya ke arah Thomas, "Tempatku di labirin."
"Lepaskan Angelina, dan turunkan senjatamu." Kata Thomas.
"Tempat kita semua." Gally menarik pelatuknya.
"Menunduk Angelina!" Teriak Minho yang kemudian melemparkan bambu runcing tepat di dada Gally. Untuk aku sempat menunduk.
Nafas Gally tersendat, aku berlari ke belakang Minho. Sampai akhirnya Gally jatuh dan mati..
"Thomas?" Kata Chuck yang lemas. Keluar darah dari balik bajunya. Ia tertebak saat melindungi Thomas.
"Chuck." Kata Thomas langsung reflek menangkap Chuck yang hampir terjatuh. "Sial! Lihat aku! Lihat aku! Chuck, lihat aku!"
Kami semua terkejut, dan tak tau harus apa. "Aku bersamamu, kawan. Bertahanlah. Tenanglah." Kata Thomas mencoba membuat Chuck tidak panik.
"Thomas!" Kata Chuck tersendat-sendat. Ia mengeluarkan boneka kayu karyanya yang saat ia buat di dalam labirin. Ia hendak memberikan itu kepada Thomas.
"Tidak, Chuck. Kau akan memberikan itu sendiri pada mereka. Kau yang bilang." Kata Thomas sambil menangis.
"Ambillah!" Kata Chuck.
"Tidak!" Kata Thomas.
"Terima kasih." Kata Chuck sambil memberikan boneka itu di genggaman tangan Thomas.
"Tidak, Chuck, kau akan..."
Chuck berhenti bernafas, kami semua menangis di sana. "Chuck, maafkan aku!" Kata Thomas yang menangis sejadi-jadinya.
Pintu terbuka dan muncul cahaya yang menyilaukan. Muncul beberapa orang dengan baju hitam yang membawa kami kuluar dari sana. Meninggalkan Chuck dan Gally. Kami keluar, terlihat Padang pasir di sana. Kami berlari menuju helikopter, dan setelah semuanya masuk, helikopter di terbangkan.
"Kalian baik saja?" Tanya seorang laki-laki yang membawa kami tadi. "Jangan khawatir. Kalian aman sekarang."
Helikopter terbang, meninggalkan labirin yang telah ku huni untuk beberapa hari, dan beberapa tahun untuk yang lainnya.
The End
Follow akun Wattpad ku dong, karena follow itu gratis. Sausan_alya05 buruan klik! I lov u!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Maze Runner Girl
FantasiDimana akuh? Siapa kalian? Dan apa ini? Kenapa aku tak mengingat apapun, selain namaku? Gadis cantik yang satu satunya terperangkap di Glade. Tak ada gadis lain selain dirinya. Gadis pemberani yang berpenampilan cantik, sesuai dengan namanya. Dan ia...