10. She Needs Me

13 2 22
                                        

Hai PARA MANUSIA BERMENTAL YUPI

DOUBLE UPDATE :V

Bertemu lagi denganku?🤣
Gimana GIMANA? Wkwk

Jangan lupa membaca Bismillah sebelum membaca.

HAPPY READING!

Hari ini terjadi lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini terjadi lagi.

Handika kira, kemaren adalah hari yang akan membahagiakan buat dia. Ngeliat Dayyna tertawa, dan ngeliat senyum manis sang gadis waktu dia nerima photocard yang Handika beli dengan hasil uangnya sediri. Yang harusnya ia pake buat beli obat.

Dan semuanya hilang gitu aja bersamaan dengan perasaannya yang ikut remuk. Ngeliat sang gadis tengah lemah dipelukan cowok lain.

Siapa yang gak galau coba?

Dan sialnya lagi, photocard yang dia beli juga malah rusak. Malam itu, Maulana yang mau pulang ke rumahnya gak sengaja ngeliat benda yang dia kenal tergeletak di tengah jalan. Kondisinya kotor kaya abis diinjak orang.

Dan bener aja.

Maulana jelas marah dong. Dia berniat mau misuh misuh ke si Dika. Malam itu. Tapi pas dia udah mau ngomel dan dateng ke kamarnya si Dika, dia urungkan karena ngeliat adeknya itu udah ada di balik selimutnya, sambil munggungin badan Maulana.

Tertidur.

Dan entah kenapa, Maul ngerasa aja ada yang enggak beres sama anak itu. Karena biasanya, Handika biasa tidur lebih dari jam dua belas malem. Dan baru pukul setengah sebelas, mata Handika udah merem dan masuk ke alam mimpi.

"Tumben," ucapnya kemudian kembali menutup pintu kamar Handika yang udah sedikit kebuka.

Sementara itu, ngeliat Maulana yang baru aja nutup pintu kamar anak bungsunya itu, Ibu Maulana yang baru aja keluar dari dapur ngehampirin dia dengan senyum hangat.

"Maul.. mamah mau ngobrol sebentar."

.
.
Disisi lain, di dalam kamar Handika yang malam itu cuman diterangin lampu tidur yang buram, dia ngerubah posisi tidurnya jadi terlentang.

Mata Handika yang semula terpejam juga perlahan terbuka, natap kosong langit langit kamarnya yang malam ini, gak tau kenapa nampak suram.

Iya, dia sebenarnya gak tidur. Bahkan untuk memejamkan matanya saja Handika harus mengerahkan seluruh tenaganya. Dan itu semua tetep gak berguna, pikirannya terlalu berkecamuk.

Gimana mau tidur kalo di pikirannya cuman ada Dayyna doang.

Handika menghela nafas. Dan entah kenapa, dia tiba-tiba tertawa miris.

Menertawakan semuanya.

Disaat kaya ini, Handika hanya bisa diem lagi.

Kenapa ini semua harus terjadi padanya?

DIBALIK JENDELA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang