Nungguin yaa?🤭
Yok Ramein.
Handika lagi dikamarnya sekarang. Dia baru aja keluar kamar mandi abis ngebersihin badannya yang agak kedinginan, sekalian mandi pake air anget yang tadi di siapin sama Ibunya. Sekarang Handika udah beres bahkan udah ganti baju lagi, pake baju batik kesayangan dia.
Saking sayangnya mungkin dia bisa pake baju itu berkali kali.
Bukan apa apa.
Itu adalah baju terakhir yang Ayahnya belikan padanya.
Sebelum kemudian, Beliau meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas saat Hujan. Yang membuat Maulana trauma akan hujan. Karena yang melihat kecelakaan itu adalah Maulana, termasuk ketika Ayahnya meninggal dunia di tempat kecelakaan, dia yang ngeliat dengan mata kepalanya sendiri.
Mungkin kalian bertanya, kok Handika gak trauma kaya Maulana atau semacamnya? Karena.. kebalikan dari Maul, Hujan adalah dimana kenangan terbaik dengan ayahnya terjadi.
Ketika ia saling bermain hujan dengan beliau. Kemudian saling melemparkan canda dan tawanya disana. Atau, ketika Handika mendapatkan secerca kata kata hangat dari beliau saat hujan.
Karena mereka berdua selalu melakukan tradisi jika sedang turun hujan. Mereka akan duduk di teras sambil memakan semangkuk mie telor mata sapi sambil bermain Ludo dari Hp Handika.
Dan semua kenangan itu, gak akan pernah terhapus difikiran Handika hanya karena sebuah kecelakaan lalu lintas, meskipun itu telah mengambil nyawa orang yang paling Handika hormati dan sayangi setelah ibundanya.
Karena yang hilang adalah raga, sementara semua kehangatannya masih tertinggal di Hati Handika. Tak akan pernah bisa hilang.
Karena itulah, Handika lebih memilih menyukai hujan daripada harus memilih terpuruk didalamnya.
:(
Kembali lagi ke sana.
Sebenernya sekarang tuh di luar lagi rame banget sama squad jeng-jeng. Tapi entah kenapa dia lebih milih duduk disini lagi sekarang. Tempat favoritnya di penjuru kamar. Tepat dibalik jendela yang sekarang sedang ia buka sedikit, sehingga angin dari luar berhembus ke dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIBALIK JENDELA
Teen FictionDitempat ini, semuanya terbentuk. Karena gadis itu. Dibalik jendela ini, hujan terasa lebih menyenangkan. Kukira hanya cinta monyet, namun ternyata perasaan ini dimulai dari sini. -Handika- Silahkan baca saja 😬 (cerita lebih ringan-sedikit konflik...