5 - Kelas

16 3 1
                                    

Matahari pagi mulai menerobos masuk mengenai indra penglihatan seorang remaja laki-laki yang kini tengah memeluk guling kesayangannya.

"Damar, bangun udah jam berapa ini!" Teriak seorang wanita dari samping kasur Damar.

Damar yang tak terusik sama sekali membuat wanita paruh baya itu harus menahan emosi.

"Mar, Bunda gamau ya harus Teriak dua kali," Veena yakni ibu Damar menahan suaranya yang hendak berteriak lagi untuk membangunkan putra pertamanya.

Suara Veena memang sangat berpengaruh pada indra pendengaran Damar, biasanya butuh air segelas untuk bisa membangunkan Damar yang kebonya minta ampun. Tapi jika Veena yang membangunkannya hanya butuh waktu beberapa menit agar membuat remaja urakan itu bangun dari tidurnya.

Damar memulai menggerakkan tubuhnya terlentang, dan mengucek matanya.

"Tiap hari kamu kaya gini ya Damar, gimana bunda ga bulak balik ke BK cuman karena kamu selalu terlambat hampir setiap hari. Pulang jam berapa kamu semalem?" Ketus Veena

"Ekhem, bentar bun baru bangun. Damar kalo baru bangun agak susah cari alesan, sabar sabar," Damar menetralkan suara khas baru bangun tidurnya.

Veena hanya menggeram kesal, bagaimana pun Damar tetap anaknya. Meskipun ngomongnya kadang melantur tapi Veena tetap menyayangi anaknya.

"Udah, gausah banyak bicara. Mandi berangkat ke sekolah, Adam udah beres sarapan tinggal berangkat kamu masih bau jigong. Anak siapa sih!" Veena melengos

"Gatau nih anaknya siapa, anak Veena Pamela Kaleandra kayanya." Jawab Damar yang hendak pergi menuju kamar mandi.

Damar yang melihat reaksi ibunya, segera berlari ke kamar mandi sambil cekikikan. Wanita yang paling ia sayangi.

***

Jam sudah menunjukan pukul 06.40 artinya bel akan berbunyi lima menit lagi, Frella kini duduk di kelasnya menunggu Kalila datang. Hari ini untuk pertama kali Frella duduk di bangku SMA. Nyaman. Itu yang Frella rasakan.

Kelas yang luas, bercatkan cream muda dengan beberapa figura dan lukisan hasil karya siswa membuat Frella yakin, masa SMAnya akan terasa sangat indah. Ditambah teman kelas Frella yang kelihatannya ramah, karena saat Frella masuk ke kelas hampir semua yang ada di kelas menatapnya dan tersenyum ke arahnya.

"Frella, good morning," Suara Kalila yang menggelegar membuat Frella tersenyum lebar.

Tidak lagi heran, sejak awal pun suara Kalila memang sangat besar, ditambah ia yang sangat cerewet. Berbanding terbalik dengan Frella karena ia hanya cerewet pada kedua adiknya dan juga ibunya.

"Good morning," Frella menjawab.

Kalila tersenyum lebar dan mendudukan dirinya di bangku sebelah Frella. Mereka berdua berbincang banyak mulai dari sekolah, cowok-cowok ganteng sampai drama korea yang saat ini sedang booming di kalangan anak remaja terutama perempuan.

Tak terasa, bel mulai berbunyi tanda seluruh siswa SMA Lentera Bakti mulai memasuki kelas dan memulai kegiatan belajar mengajar. Kecuali seluruh siswa kelas sepuluh, karena hari ini adalah hari pertama mereka melakukan kegiatan MOS.

"Cek satu satu dua tiga, kepada seluruh siswa kelas sepuluh segera memasuki lapangan utama dan membawa semua peralatan yang sudah diperintahkan kemarin," Ucap seseorang dari arah lapangan.

Semua siswa kelas sepuluh segera keluar dari kelas masing-masing dan mereka semua langsung berbaris sesuai dengan kelas masing-masing di lapangan.

RaharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang